ARUMI HAMIL

26.2K 886 3
                                    

Sudah satu minggu ini Arumi selalu mual dipagi hari. Dan setelahya dia akan mulai pusing waktu di kantor. Benar-benar menyiksa. Minggu depan adalah sidang mediasi untuk Rayyan dan Arumi. Ya waktu tepat satu bulan, Rayyan menyuruh pengacaranya untuk menemui Arumi. Dan Arumi bilang dia tidak hamil. Rayyan merasa kecewa karena keinginan untuk melanjutkan hubungan rumah tangganya tak akan pernah terlaksana.

"Huk..." Arumi membekap mulutnya saat di kamar mandi karyawan. Mual yang menjadi jadi pagi ini sungguh menyiksanya. Sampai hari ini pun Arumi belum mau mengecek kehamilannya. positif atau tidak. Waktu ditanya pengacara Rayyan, dia hanya menjawab tidak. Karena dia ingin sekali bercerai dengan suaminya.Kalaupun dia hamil, dia akan menutupinya dari Rayyan.

"Arumi, kamu gapapa? wajahmu pucat sekali." Tanya Arsya saat berjalan disebelahnya. Karena siang ini mereka akan bertemu klien dan Arumi harus mempresentasikan produk Giovano terbaru di hadapan kliennya. Tapi melihat kondisi Arumi yang pucat pasi, Arsya tak tega membebankan tugas itu pada Arumi.

"Tidak apa-apa, Pak. Mungkin saya kecapean saja. Tadi malam kurang tidur." Kata Arumi mengiringi langkah Arsya yang begitu cepat.

"Ga ga.. Presentasi kita kali ini sangat penting. Kalau kamu menghadapi mereka dalam keadaan seperti ini yang ada mereka malah tidak tertarik." Tidak ada maksud Arsya menyinggung hati Arumi. Tapi dia hanya mengatakan apa adanya. Arsya lantas menelpon stafnya yang lain untuk menggantikan tugas Arumi.

Arumi hanya bisa memandang Arsya dengan kecewa. Padahal kesempatan ini paling ia nanti-nanti. Pengalaman pertamanya berhadapan dengan klien penting.

Tiba-tiba pandangan Arumi mengabur. Tubuhnya limbung ke belakang. Dan segera di tangkap oleh Arsya.

"Arumi.. " Teriak Arsya. Arsya membopong Arumi masuk ke dalam mobilnya. Dia meletakkan Arumi di bangku belakang. Segera dia melajukan mobilnya. Dia begitu cemas, sesekali dia menengok ke belakang memastikan Arumi tidak terjatuh.

Tiba di rumah sakit, Arsya membawa Arumi masuk ke ruang IGD. Dokter segera menangani Arumi. Beberapa menit kemudian, dokter keluar dengan tersenyum menatap Arka.

"Selamat ya Pak, Anda akan menjadi seorang Ayah. Nanti akan saya buatkan resep vitamin yang harus dikonsumsi selagi hamil. Bu Arumi kelelahan dan dehidrasi. jadi tolong pastikan istri anda tidak kekurangan air ya Pak." Tanpa mendengar jawaban Arsya, dokter itu langsung pergi. Arsya kaget dan terduduk lemah. Dia tidak menyangka kalau Arumi ternyata sudah menikah.

"Kenapa Keisya tidak bilang padaku kalau Arumi sudah menikah?" Batin Arsya. Padahal perasaannya pada Arumi sudah mulai bertahta di hatinya. Dia mencintai Arumi sejak pandangan pertama. Dan perasaan yang kuat itu membuatnya harus menelan pil pahit karena kenyataannya Arumi sudah bersuami.

Arsya melangkah ke dalam ruangan, Arumi sudah sadarkan diri. Dia masih terlihat pucat. Arsya berusaha mengabaikan perasaannya kali ini.
"Kamu sudah baikan, Rum?" Tanya Arsya.

"Alhamdulillah, Pak."

"Kamu harus jaga kesehatan janjimu juga. Jangan sampai kamu kelelahan. Kasihan anakmu." Kata Arsya dengan berat.

"Apa..saya hamil Pak?" Tanya Arumi yang nampak syok. Dan akhirnya dia menangis.

Arsya melihat Arumi heran. Karena biasanya wanita akan senang ketika mereka dinyatakan hamil. Tapi kenapa Arumi malah menangis.

"Kamu kenapa menangis,Rum. Bukannya harusnya kamu senang?" Arumi menggeleng gelengkan kepalanya.

"Tidak,Pak. Saya tidak menginginkannya." Arumi masih terisak.

"Pak, tolong jangan kasih tahu siapapun kalau saya sedang hamil."

"Memang kenapa Arumi? maaf apa kamu hamil diluar.... " Arsya tidak melanjutkan kata-katanya.

PERNAHKAH KAU MENCINTAIKU (END DI WEBNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang