Karena kejadian yang tadi malam Alsara jalani, dan disinilah Aksara sekarang. Diruangan tertutup dengan buku di rak yang bertumpuk tumpuk. Kalian biasa memanggilnya perpustakaan, bedanya Aksara berada di perpustakaan sendirian karena perpustakaannya berada di rumahnya sendiri.
Aksara melirik jam di dinding yang tepat berada didepannya menunjukan pukul 9 tepat, seharusnya Aksara sedang berada di kelas mencermati matkul bersama temannya. Aksara menghela nafas panjang. Ya seharusnya itu yang terjadi. Tapi lihat sekarang? Aksara bahkan tak dibiarkan bundanya turun dari kamar bahkan satu langkah pun.
Bundanya itu memang keras kepala, Aksara sudah berkali-kali bilang bahwa dirinya baik baik saja. Tapi bundanya memaksanya agar tidak berangkat kuliah hari ini. Bahkan bundanya rela untuk tidak berangkat ke kantornya agar bisa mengawasi Aksara di rumah. Menurut Aksara semua itu sangat berlebihan.
Tapi ketika Aksara mulai berbicara agar bundanya tak berlebihan. Bundanya bilang bahwa dia tak ingin kehilangan orang yang disayanginya. Lagi.
Dan akhirnya Aksara menurut. Seharusnya Aksara sedang berada dikamarnya. Tapi Aksara ingin pergi ke perpustakaan. Awalnya tak disetujui oleh bundanya namun Aksara terus menerus meminta ijin karena dirinya sangat bosan di kamarnya sampai bundanya mengalah.
Aksara menghela nafas panjang. Menidurkan kepalanya ke meja didepannya tanpa dialasi apapun. Matanya terpejam. Sudah sekitar satu jam Aksara berada di ruangan sunyi ini. Hanya ada suara detikan jam yang terus menerus dikejar dan mengejar waktu.
Saat Aksara memejamkan matanya, muncul bayangan seorang gadis, gadis cantik dengan gingsul digiginya tersenyum manis dan hangat kearahnya lalu mulai menghilang sedikit demi sedikit, digantikan gadis yang tidur di belakang bangkunya yang meminjamkan uang padanya dan juga yang menangis saat hujan turun.
Aksara membuka matanya, kenapa tiba tiba gadis itu ada dipikirannya?.
Tak mau ambil pusing dengan pertanyaan itu, Aksara kembali memejamkan matanya menghempas jauh jauh hal hal yang akan masuk kedalam pikirannya.
Sampai Aksara mendengar suara kenop pintu yang sedikit demi sedikit mulai membuka pintu dengan hati hati.
Seseorang yang mungkin sedang membuka pintu ada 3. Yang pertama bundanya. yang kedua bi Ijem. Dan yang ketiga adalah..
"Aksaraa lo kenapa sii? Gemana bisa lo sakit coba? Kan gue jadi ngga ada temen nebeng tauu", ya, Aksara sudah menduga itu adalah Deefanya.
Aksara masih memejamkan matanya, tapi tidak menutup indra pendengarannya.
"Lo tidur?", Tanya Deefanya sambil menoel noel pipi Aksara.
"Gue yakin lo kaga tidur, bangun cepetan gue bawain makanan nih", ucap Deefanya sambil meletakan plastik yang dibawanya dari luar ke meja didepannya, lalu duduk di samping Aksara.
Aksara membuka matanya, namun dia belum bangun dari posisinya. memandang Deefanya yang juga sedang memandangnya, hampir beberapa menit tak ada dialog antara mereka sampai Arga, May, dan Arzen datang.
"Sory telat, Arzen ngaret tadi, nggodain cewek petugas pom bensin", ucap Arga tanpa diminta.
Aksara dan Deefanya sama sama mengalihkan kontak mata mereka.
Arzen memperhatika itu, dan dia hanya tersenyum kecil.
"Lo kenapa si?, Bisa bisanya sampe sakit?", Ucap May yang masih merangkul tangan kanan Arga yang berstatus pacarnya.
"Ngga kenapa-napa", jawab Aksara singkat dengan senyum manisnya.
Semua berjalan lancar, humor receh yang membuat Aksara tersenyum, malu malu kucing antara May dan Arga, dan juga cerita yang terus menerus mengalir dari mulut Deefanya.
Dan Bunda Aksara -Diana. Berpesan bahwa beliau menitipkan Aksara pada mereka karena ada rapat mendadak dikantornya yang tidak bisa ditinggalkan.
Sudah 3 jam berlalu, hanya ada Aksara dan Deefanya sekarang. Dan saat ini mereka bukan berada di dalam ruang perpustakaan tetapi berada di kamar Aksara.
Arga dan May pulang terlebih dahulu karena perut May sakit dikarenakan ini adalah hari pertama gadis itu datang bulan.
Dan Arzen harus pergi juga. karena harus menghadiri acara yang diadakan oleh papa nya -Hendra di perusahaannya, dan mengharuskan Arzen untuk hadir disana.
Dan sekarang di kamar Aksara. Dengan Aksara yang duduk di ranjangnya dan Deefanya yang duduk di kursi belajar sedang bermain posel miliknya.
"Dee", panggil Aksara pelan.
Deefanya mematikan ponselnya saat mendengar panggilan dari Aksara. Dan meletakkannya di meja belajar milik Aksara, memutar kursinya menghadap Aksara dan siap mendengarkan apa yang akan Aksara bicarakan.
"Kenapa?", Jawab Deefanya.
"Cara PDKT-in cewek gimana?", Tanya Aksara to the point. Karena selama ini bukan Aksara yang berada dipihak pengejar, tapi Aksara selalu berada dipihak yang dikejar. Bahkan beberapa tahun lalu ketika seseorang mulai mengejar dirinnya dan membangun kenyamanan disaat mereka bersama. Sampai takdir dengan sengajanya memisahkan mereka.
Aksara tak habis pikir, kenapa takdir dengan susah susah mempertemukan mereka jika akhirnya mereka akan dipisahkan?. Aksara tak ingin lagi membahasnya karena itu hanya akan membuka luka lama yang sudah susah payah ia kubur dalam dalam kembali muncul kepermukaan.
"Lo mau PDKT-in siapa emang?", Tanya Deefanya menyambung obrolan.
"Raina", jawab Aksara singkat.
"Raina Azalea? Beneran Raina yang itu?", Tanya Deefanya sedikit heran.
"Iya", jawab Aksara singkat.
"Kenapa emangnya lo mau PDKT-in dia?". Tanya Deefanya.
"Dia.. sedikit membuat gue teringat lagi sosok Aerilyn", ucap Aksara pelan.
"Oh Aerilyn, mereka sama sama pintar dan juga cantik. Tapi Aerilyn dan Raina sangat bertolak belakang. Aerilyn ceria, dia aktif, pandai bersosialisasi, sosok yang sangat tenang. Tapi Raina? Ngga ada sifat yang mirip antara mereka bukan?", Ucap Deefanya panjang kali lebar.
"Ngga tau", ucap Aksara sedikit ragu. Mungkin?.
"Cara PDKT ya?", Gumam Deefanya. Sambil melihat Aksara berulang ulang dari atas sampai bawah, seperti memindai sesuatu. Mungkin?
"Nah gue tau", ucap Deefanya tiba tiba.
"Lo kan sifatnya calm on, ngga banyak bicara juga. Dan Raina juga sosok yang sama sama ngga suka banyak berbicara", ucap Deefanya pelan sambil berpikir sepertinya.
"Kayaknya gue ketemu satu cara nih", ucao Deefanya tersenyum hingga lesung pipitnya terbit.
"Lo harus ubah sifat lo yang calm on supaya sedikit cerewet. seenggaknya lo bisa sedikit nggombal gitu biar dia melting dan meleleh, lagian tampang lo juga lumayan ganteng", saran Deefanya penuh semangat.
"Cerewet ya?", Gumam Aksara.
Hayoo Aksara mau jadi cerewet niih:v.
Eh kali ini sosok Aerilyn mulai ada nih, sapanya Aksara hayoo?
Dah dulu deh besok senin.
Huwaaa besok seninn :"(/ApaansiGajee-_-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine in the Rain
Teen FictionApa yang terjadi disaat alam memberi ruang untuk matahari dan hujan menyusun kisah?. Akankah terbentuk pelangi dengan tujuh warna semu nya walaupun berangsur-angsur menghilang?. Atau hanya akan meninggalkan bencana karena derasnya tangisan langit ya...