Hmmm walapun votenya belum sampe 15 , gua tetep update nih demi kalian. Hehehe ^^
Disini masih bercerita seperti perjalanan awal sebelum mengenal cinta yaa. Soalnya percintaannya baru dimulai pas kelas 2 dan sebentar lagi Nadianya kelas 2 loh. Yeeyyyyyy!!! Ada yang udah ga sabar buat menantinya ?
Happy reading yaa, guyss !!
***
Saat setelah melaksanakan ujian akhir semester genap, sekolah kami seperti biasa mengadakan tanya jawab kepada setiap siswa kelas 1 yang dipimpin oleh masing-masing walikelas. Tanya jawab ini hanya membicarakan mengenai jurusan apa yang akan diambil saat kelas 2 dan aku memutuskan untuk memilih jurusan IPA.
Seusai kegiatan tanya jawab, aku dan Yuni berbicara berdua di selasar kelas untuk membicarakan mengenai kelanjutan nanti di kelas 2.
Aku pun bertanya kepada Yuni.
"Mau ngambil jurusan apa Yun ?".
"IPA Nad, lu sendiri ngambil jurusan apa ?".
"Iyaa sama ko kaya lu. Yun, kira-kira kita bakal sekelas lagi ga yah ?".
"Ya semoga aja begitu Nad, gua juga sih maunya sekelas lagi kita tuh, udah nyaman soalnya sama lu". Katanya dengan penekanan intonasi yang menunjukkan seperti seorang memohon.
"Nyaman ? Kaya lu sama Adi yaa ? Atau udah nyaman sama yang mirip Adi ? eaaaaaa". Sedikit menggoda Yuni.
"Ish apa sih Nadiaaa". Sedikit tersipu malu dengan muka memerah dan sedikit menyubit pinggangku.
-----ooo-----
Pengumuman pembagian kelas pun sudah terpasang di papan mading sekolah , mading yang biasanya sepi pengunjung dan peminat untuk membaca isinya , tiba-tiba ramai hingga sesak dan butuh perjuangan untuk melihatnya.
"Misi-misiiiiii !!" pinta aku kepada seluruh siswa yang menghalangi jalanku menuju papan mading.
"Lah ko aku IPS" sontak membuatku kaget atas pengumuman itu , yang mana itu bukan jurusan yang menjadi pilihanku, maka mau tidak mau aku harus mengurus ini kebagian akademik untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi.
"Assalamu'alaikum" kataku sembari mengetuk pintu
"Wa'alaikumsalam" sahut Pak Lukman sembari membuka pintu "eehh Nadia , ada apa cantik ?"
Hampir semua guru dan ketenagakerjaan di sekolah mengenalku , mereka semua beranggapan bahwa aku ini berprestasi , memiliki paras yang cantik , sopan dan ramah.
"Silahkan masuk dulu atuuh." lanjutnya sembari mempersilahkan duduk
"Ini pak saya salah jurusan." terangku
"Salah jurusan gimana maksudnya ?"
"Ini loh pak saya salah jurusan." terangku sembari memperlihatkan keterangan jurusan yang sempat ku foto dari mading.
"Di raport saya itu direkomendasikan masuk ke IPA, dan saya sendiri pun memang maunya lanjut ke IPA, tapi di papan pengumuman nama saya tercantumnya di jurusan IPS, jadi gimana pak buat pindah ke IPA ?" kataku dengan penekanan suara
"Oalah begitu toh. Di IPA 4 masih kurang orang tuh , kamu mau ga kalo dikelas itu ?"
"Gimana kalo saya di IPA 5 pak ?" Tanyaku dengan sedikit memohon karena dikelas itulah Yuni berada
"Kamu kalo maunya tetep di IPA 5 coba tanya ke siswa IPA 5 dulu ada yang mau tukeran sama kamu buat ke IPA 4 ga ?"
"Ah ribet." kataku menggerutu dalam hati
"Oh iya di IPA 4 kan ada Risa sama Mey." mengingat siapa aja siswa di IPA 4 yang aku kenal
"Yaudah gapapa pak saya di IPA 4 juga." kataku kepada Pak Lukman
"Okee nanti saya proses"
"Iyaa pak, makasih yaa pak" sambil cium tangan kepada Pak Lukman "Assalamu'alaikum" ucapku lalu bergegas keluar dari ruang akademik "wa'alaikumsalam" balas Pak Lukman.
Tak lama keluar dari ruang akademik , pengeras suara berbunyi , pengeras suara yang dipegang kendali oleh petugas piket pada saat itu memberitahukan informasi.
"Untuk siswa/i yang berada di area sekolah , harap untuk menjaga diri kalian , karena diluar sekolah , tepatnya di gang , akan terjadi bentrokan dikarenakan siswa dari sekolah lain telah melakukan pencoretan pada dinding luar sekolah."
Sekolahku sejak dulu sebenarnya memang sudah langganan bentrokan , sudah terkenal satu-satunya SMA Negeri yang masih melakukan perlawan menggunakan otot , padahal sekolahku ini menduduki urutan kedua sebagai sekolah favorit , masalah prestasi di bidang akademik ataupun olahraga sepertinya tidak perlu dijabarkan , saat tawuran berlangsung biasanya guru disini pun hanya bertindak didalam area sekolah saja , tak berani mererai tawuran tersebut , mungkin lebih memilih aman kali ya demi keselamatan diri sendiri juga.
Seteleh mendenger pengumuman itu , aku yang mulai bingung karena baru pertama kalinya mendenger pengumuman seperti itu , tiba-tiba terdiam , shock bak korban hipnotis , seperti tak memiliki tujuan hidup , hanya menoleh ke kanan serta ke kiri , kulihat beberapa siswa/i berlarian menuju kelas seperti sedang terjadi tsunami dan orang-orang berlarian menuju bukit.
"Hooyyyyyy" kaget Risa dari belakang
Aku waktu itu hanya terkejut , bingung untuk berkata apa
"Kamu kenapa bengong gitu ?"
"Kamu ga denger pengumuman barusan ?"
"Denger , kenapa ?"
"Respon kamu , biasa aja ?"
"Terus harus apa ?"
"Ga panik ?"
"Buat apa panik ?"
Ya Tuhan , aku yang mendenger pernyataan tersebut dari Risa , merasa menjadi wanita lemah.
"Udah yuk jajan aja diluar"
"Kamu ga takut ?"
"Tenang aja , pria sejati tak kan pernah menyakiti wanita ko" terang Risa untuk meyakinkanku untuk bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa.
"Enak loh jajan pas kaya gini tuh"
"Enaknya ?"
"Ga ngantri he he"
"Ishhh kamu mah ada-ada aja"
"Yaudah hayuuu" ajak Risa sembari menarik tanganku
Sesampainya di gerbang sekolah , betul memang , tak ada siswa pun yang sedang jajan , yaiyalah mana ada yang mau jajan lagi kondisinya gini. Aku yang masih was-was masih terus melihat kiri kanan jalan.
"Mau jajan apa kamu Nad ?" tanya Risa , namun aku hanya bisa menggelengkan kepada , menandakan bahwa aku masih kebingungan.
"Udah tenang aja ga akan kenapa-kenapa ko" ucap Risa sembari memberi sentuhan hangat di pundakku.
"Nenggg siomay neng" teriak mang Asep
Kita yang tak merespon panggilan mang Asep waktu itu , membuatnya sedikit memberi candaan kepada kita.
"Nanti kalo udah lulus mah mana ada tukang siomay dikampus neng"
"Nanti kalo udah lulus , siomay mang Asep aku borong , sama mang Asep mang Asepnya" teriak Risa sebagai tanda membalas candaan mang Asep
***
Yang masih penasaaran sama kelanjutan kisah Nadia , Vote yaaw !!! Oiya jangan lupa comment ya untuk kritik dan sarannya. Gua bakal update bab selanjutnya kalau sudah ada 15 vote ya, guys ^^

YOU ARE READING
Langit dan Bumi
Romance"Jangan pernah menyalahkan siapapun, mungkin ini cara Tuhan mempersatukan kita" -Martin Berdasarkan cerita nyata di masa SMA dan ditambah sedikit bumbu. Sinopsis : Kisah nyata, berkisah tentang Nadia Anastasya (Nadia) dan Lewis Martin (Martin), Anak...