33 15 0
                                    

Bunga sedang bermain dengan boneka anjingnya, Rubby. Dia menamainya Rubby karena boneka anjing itu berwarna agak kemerahan. Seperti batu rubby.

Kriet

"Bunga?" Galen masuk ke kamar Bunga. Bunga hanya diam saat Galen duduk di tepi ranjangnya, Rubby tak lagi disentuh nya, kini ia  meremat selimut yang warnanya senada dengan langit mendung.

"Bunga, ayo jalan-jalan!" Ajak Galen. Bunga menggeleng kuat, ia tahu Galen akan membawanya kemana.

Galen membuang nafas, " ayo dong? Sini," Galen berkata sangat tenang, namun tarikan pada tangan Bunga sangatlah kuat.

Bunga kalah, terpaksa dia harus mengikuti Galen.

🌵🌵🌵

Setelah mengantarkan Bunga, Galen pergi ke cafe dekat sekolahnya. Hanya sekedar untuk mencari ketenangan dan menikmati suasana sore.

"Raina?" Gumamnya. Ia lekas keluar dari cafe dan menghampiri mantannya itu.

"Rain?" Panggil Galen.

Raina menoleh, " kak?"

Galen tersenyum senang, " mau kakak trkatir ini nggak?" Katanya, sambil menggoyang-goyangkan Thai tea kesukaan Raina.

"Gratis?" Tanya Raina. Pasalnya dia memang sangat haus.

" Di traktir mana bayar sih Rain"

Raina tertawa lepas. Matanya tertelan dengan tawanya yang memikat hati.

Hati Galen menghangat, "jadi?"

" Mau dong!" Ucap Raina.

Mereka kembali ke cafe itu. Dengan lembut, di raihnya tangan Raina. Digenggamnya dengan erat tangan mungil nan bersih itu.

"Mau yang apa?" Tanya Galen lembut.

"Biasa, matcha hehehe," Raina tersenyum kecil takkala Galen mencubit pelan pipinya.

"Tadi sama siapa? Kok jalan sendirian?" Tanya Galen.

Raina meneguk Thai tea yang baru saja sampai, " sama kak Chris tadi. Cuma kak Chris ternyata rumahnya lawan arah. Nggak enak akunya, mana bensin dia mau habis, jadi aku pilih minta anter dia sampai sini aja deh."

Galen mendecih, " ora modal,"

"By the way, kamu apa kabar?" Tanya Galen.

"Not bad lah," balas Raina.

Galen menyerngit, "why not bad?"

"Soalnya kalaupun kabarku nggak buruk, bukan berarti aku baik-baik aja kan?"
__________
"Kakak, makasih ya," Raina tersenyum manis, begitu manis hingga membuat Galen meleleh sekektika.

Galen mengelus Surai Raina yang sekelam langit malam, " sama-sama Rain."

" Rain! Itu apa?!" Teriak Galen sambil menunjuk ke arah langit.

"Ap---"

Cup

" Kakak sayang banget sama kamu" ucap Galen.
Setelahnya, Raina hanya terpaku, mengabaikan Galen yang sudah pergi entah kemana setelah mengecupnya.

Dan mereka tidak tahu, seorang perempuan sedang mengamati mereka dengan kilat marah yang terpancar jelas pada matanya.

🌵🌵🌵

Raina sampai di sekolah tepat saat bel masuk. Salahkan saja dirinya sendiri yang terlalu lama merona ria hingga jam dua pagi karena perbuatan Galen semalam.

" Edan, pagi banget datangnya?" Tanya Vino

" Ora usah nyindir," jawab Raina kesal. Diam-diam dia kembali memutar memori itu di otaknya, dan beberapa detik kemudian pipinya menghangat, di susul seburat merah yang muncul dari pipinya.

"HEH GES RAINA OTW GILA!" Cetus Hanna.

Raina langsun menggeplak kepala Hanna, " sesungguhnya fitnah lebih kejam daripada fitness han!"
___

Raina berjalan sendiri dari toilet. Setelah menyelesaikan urusan alamnya, ia  bergegas kembali ke kelas. Namun seorang menahan lengannya—

BRUK!

—dan memukul kepalanya dengan gayung sekolah.

"AKH...." Raina menangis, ia memegangi kepalanya dari getokan maut dari orang yang tidak dikenal. Sial sekali, orang itu langsung pergi setelah memukul Raina.

"Hiks... S-sakit..." Rintih Raina. Kepalanya benar-benar sakit dan ia sangat pening.

"R-raina!" Ucap sebuah suara.

"K-kak Chris..." Dan setelah Raina mengucap, pandangannya ditelan kegelapan.

' Aromanya.... Nggak asing', batin Chris.

---

45 menit telah berlalu sejak insiden 'gayung maut'  yang menimpa Raina. Perlahan Raina membuka matanya. Pandangannya yang buram lama-lama menjadi jelas, suaranya yang mulanya terasa jauh perlahan menjadi normal. Raina sudah sepenuhnya sadar.

Ia menoleh kan kepalanya, sedikit banyak ia berharap Galen lah yang menemaninya, namun apa daya? Chris lah yang menolongnya tadi.

"K-kak Chris..."  Ucap Raina lemas. Mulutnya terasa begitu kering.

Chris yang tertidur seketika terbangun, "Raina?!"

Teriakan Chris membuat Raina kaget setengah mati, " masih sakit? Di bagian mana yang sakit?!" Tanya Chris sambil menggoyang-goyangkan badan Raina.

"Kak–"

" Gimana Rain? Apa mau kakak beliin gorengan? Indomie rebus? Atau mau tongji? Jawab Rain! A-atau ada yang sakit?!"  Chris kalap.

Raina terkekeh, " kak, kalau hati aku yang sakit gimana?" Tanya Raina saat tak sengaja melihat Galen menggandeng perempuan manis melewati UKS.

X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang