Prolog

3K 91 3
                                    

Kriing... kring...

Suara telephone terdengar dari salah satu kamar dalam sebuah rumah mewah di kawasan kota Bandung.

kriiing... kriiing...

Telephone msih saja berbunyi, tidak ada tanda-tanda seseorang akan mengangkatnya. namun beberapa saat kemudian, sebuah tangan menjulur dan merauh gagang telephone yang berdering itu.

"Berisik! ganggu orang aja! ini jam 11, Bego!!" Teriak kasar perempuan berambut pedek yang mengangkat telephone. "Lian! ini gue!" Terdengar suara ngos-ngosan dari seberang telephone. Gadis yang bernama Lian memicingkan mata, dan kini tampak serius. Tidak ada rasa marah seperti sebelumnya.

"Rezz! elo di Indonesia?!" seru Lian dengan nada ingin tahu.

"Iya! Gue udah balik! kemar... bukan! gue bukan mau ngomong itu! Ada hal yang lebih serius! Bilang ke boss, kelompok Kurosaki marah, dan akan menyerang! lu semua hati-hati dan bersiap-siap! Mereka akan... Argh! Sialan! Buak..... Gya.... Klik.... tuut..tuut.. tuuut.." Suara di telphone putus. Lian menggenggam gagang telepon lebih kencang lagi. " Rezz! Rezz! Rezzi!" Liana meneriaki nama Rezzi, namun sayang, yang dapat ia dengar hanya bunyi putusnya sambungan. tuuut... tuut... tuuut..

BRAK!!! Dengan kasar dan emosi, Lian membanting gagang telepon sampai teleponnya ikut tergeser dari tempatnya semula. dan setelah itu, tanpa basa basi, gadis berambut pendek itu segera berlari menuju ke arah tangga. dengan cepat, Lian menaiki tangga itu dengan melewati dua anak tangga setiap melangkah. Dalam beberapa detik saja, ia sudah berada di lantai dua. Matanya langsung melirik ke arah kiri, dan tepat di sana, terdapat sebuah pintu besar menuju sebuah ruangan.

Lian berhenti sebentar di depan pintu itu, dan mulai mengatur napasnya kembali. saat sudah merasa sedikit lebih tenang, gadis itu mengetuki pintu besar di hadapannya. beberapa detik setelahnya, terdengar sebuah suara dari arah ruangan. "Siapa?"

Tanpa berlama-lama, Lian menjawab, "Lian, boss.."

"Masuk"

Lian membuka pintu itu, dan dalam waktu singkat sudah berada di dalam sebuah ruang kerja yang besar. Terdapat seorang Lelaki awal empat puluhan yang sedang berdiri depan meja billiard sambil memegang stik billiardnya, tidak sendirian, lelaki itu ditemani seorang gadis berusia 19 tahun yang juga sedang memegang stik billiard, dan seorang pemuda awal 20-an yang tengah berdiri kaku di pintu ruangan, tepat di sebelah kanan Lian.

"Lian, ada apa, sih? ganggu aja.." Tanya gadis yang sedang memegang stik sambil berjalan menuju lemari es besar yang berada tidak jauh dari meja billiard. Gadis itu kemudian menyimpan stikny, dan mulai membuka pintu lemari es, dan mengambil sebuah botol minuman berwarna merah dari dalamnya.

"maaf mengganggu, nona Raiya, tapi saya ada berita penting yang harus saya bicarakan dengan boss." Jawab Lian sambil menunduk, membiarkan gadis yang dipanggilnya dengan Nona Raiya medapatkan hormatnya.

Raiya membuka botol minumannya, dan meneguk sedikit isinya. "Oya? apa itu? Katakan." Serunya memerintah. Lian memandang lelaki berumur empat puluhan yang sedang berjalan menuju sederet sofa dengan tatapan yang seolah bertanya. Pria tua itu hanya mengangguk santai, sambil berjalan menuju sofa yang berada di tengah ruangan.

"Boss, Rezzi sudah berada di Indonesia. katanya, Kelompok Kurosaki marah, dan akan segera mengambil tindakan penyerangan. dia berkata utuk hati-hati dan bersiaga!" Seru Lian cepat.

"Lalu?" Pria yang dipanggil boss itu berkata dengan sangat santai. seolah hal yang baru dikatakan Lian bukanlah sesuatu yang aneh dan cukup untuk membuatnya kaget.

Gangster lovers (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang