"ADUH!! Sakit goblok"
Miyuki memutuskan untuk mengabaikan rintihan Eijun.
Setelah mengobati Eijun dan membereskan kotak P3K."Mulai besok sampai kapan pun itu kau akan pulang dan berangkat bersama ku. Ah tidak, mulai besok kemanapun kau mau pergi aku harus ikut bersamamu dan mengawasimu! Tak ada penolakan karena tanggung jawab terhadap mu sudah di berikan hak penuh oleh Kakek Eitoku padaku. Sekarang kau makan dan beristirahatlah," setelah mengucapkan itu Miyuki pun menuju meja makan dan menunggu Eijun disana.
Haa~ Eijun menghelang napas. Ia rasa bahwa kali ini ia tak akan bisa menolak keputusan yang satu itu.
.
Bab 4
.Seharian ini aksi kejar-kejaran antara kucing jantan dengan tanuki terus berlanjut. Hingga pada ahirnya sang kucing jantan pun terpojok.
"Kenapa kau menghindari ku seharian penuh ini? Aku merasa seperti mengasuh bocah nakal," Miyuki menghela nafas lelah. Tanuki satu ini memang liar.
"Bukan urusanmu!! Menyingkir dari hadapanku sialan!!"
Sebenarnya Eijun tak bermaksud untuk berkata seperti itu. Tapi apa daya jika terus terjebak bersama dengannya, ada rasa aneh yang menyeruak di dadanya. Entahlah... sejak kemarin seperti ada yang salah terhadap jantungnya ini.
Jantungnya berdetak seperti para bocah-bocah tetangga bermain drum band gimana gitu.."Kau itu kenapa sih? Apa kau demam, Sawamura? Wajahmu memerah," menyibak poni Eijun dan ia tempelkan dahinya dengan Eijun bermaksud memastikan.
"Kau tak demam, tapi kenapa wajahmu memerah seperti itu?" tanya Miyuki dengan kening masih menempel satu sama lain.Bluss...
"A-apa... apa-apaan kau ini, hah?! Menjauh dari ku!!" Eijun mencoba untuk menjauhakan diri, namun tangan Miyuki justru berpindah pada pinggang ramping Eijun.
"M-mau apa kau?! Macem-macem aku tonjo- mmm.." ucapan Eijun terheti oleh jari telunjuk Miyuki."Sttt... Diam lah sebentar.." ucap Miyuki.
"Sebenarnya kau mau apa, hah?!!"
"Cih! Kau ini berisik sekali. Sudah jelas-jelas aku sedang melukis."
"Ha? Kau ini aneh, minggir sana enggak usah nempel-nempemmm..." sekali lagi ucapan Eijun terhenti bukan karena jari Miyuki, melainkan sebuah KISS Dadakan!!! Sekali lagi itu KISS BUKAN SEBUAH KECUPAN!!! dari Miyuki Kazuya!!!
"HMM..?! Lepmm.. Mmmn...!!!"
Semakin Sawamura mencoba melepaskan diri, semakin erat pula pelukan yang didapat. Hingga tangan Miyuki sang dominan itu semakin merapat di tengkuk Eijun. Nafas Eijun tercekat sejalan godaan Miyuki yang semakin liar pada tubuhnya."Melukis meluk sambil kiss," dengan sebuah cengiran Miyuki hendak meraba bagian lain, namun Eijun yang merasa kesadarannya telah kembali dengan mulus melancarkan tonjokan mautnya.
Buakkg..!
Satu pukulan mulus berhasil di lepaskan tepat di perut, cukup mematikan untuk orang biasa, tapi tidak untuk seorang Miyuki Kazuya.
*ya kalian tau kan orang maso di pukul sekeras apapun itu pasti enggak ada sakitnya -_"Aakkk.. Kau kejam sekali Sawamura, aduh perutku... Tapi itu keren rasanya..." ujar Miyuki.
Melihat ada celah Eijun pun memanfaatkan untuk kabur dari Miyuki. Namun sayang sekali bukannya lepas malah sebaliknya.
"Menyingkir kau, Pak Tua!! Lepaskan aku!! Dasar Pak Tua mesum!! Sialan!!" Sang kucing hitam telah masuk dalam jerat tanuki , ia berusaha untuk melepaskan diri namun tetap saja sia-sia.
Flasback..
*Miyuki POV*
Entah mengapa hari ini ia membuat ku kesal, hampir seharian ini Sawamura menghindariku sejak kejadian khilaf waktu itu. Kalian bertanya kenapa diriku khilaf waktu itu, coba kalian bayangkan jika kalian ada di posisiku waktu itu. Saat aku mengobatinya, entah mengapa ini mata malah fokus ke situ (*bibir) dan parahnya malah nih bibir main asal nyosor. Tapi... Not bad, seperti ada rasa manis-manis gimana gitu... 😌
Setelah aku susah payah mencarinya ahirnya aku temukan dia sedang bersembunyi di semak-semak. Beruntung Paijo dengan gampangnya memberitahuku di mana ia bersembunyi. Ah... mungkin lain kali aku harus mentraktirnya sebagai ucapan terimakasih. Sudahlah, yang penting sekarang ia sudah ada di jangkauanku. Tak akan kubiarkan dia lepas sebelum mendapatkan hukuman dariku hahaha... Ini pasti akan menggemaskan.
Oh... tidak tahan dirimu, Kazuya. Jangan sampai ia tau apa yang mau kau lakukan.
Kulihat wajahnya sedikit merona, seketika ide itu pun muncul.
"Kau itu kenapa sih? Apa kau demam, Sawamura? Wajahmu memerah," aku menyibak poni Eijun dan aku tempelkan dahi ku dengan Eijun bermaksud memastikan.
"Kau tak demam, tapi kenapa wajahmu memerah seperti itu?" tanya aku dengan kening masih menempel satu sama lain. Dapat ku lihat wajahnya semakin memerah.'Aaa kenapa kau malah seperti itu Sawamura!!' seketika ku ingin menjerit histeris tapi aku berusaha untuk menahannya.
Blusss...
Aa~ sudah ku bilang kan wajahnya memerah...
"A-apa... apa-apaan kau ini, hah?! Menjauh dari ku!!" ia mencoba untuk menjauhakan diri, namun entah setan apa yang menempeliku, tanganku justru malah berpindah pada pinggang ramping Sawamura. Tanganku yang berada melingkar di pinggang nya terasa nyaman dan pas, aku jadi enggan untuk melepaskannya.
"M-mau apa kau?! Macem-macem aku tonjo-mmm.." ketika ia ingin proters padaku secepat kilat ku bungkam bibirnya itu dengan jari telunjukku. Sial! Bisa kurasakan bibir itu di jariku. Ini masih jari, bagaimana jika ku cium langsung? Apa rasanya lebih mengasyikan dari pada ini? Ah...
.. Hahaha.. kenapa aku jadi seperti om-om mesum sih?
"Sebenarnya kau mau apa, hah?!!" ujarnya, sekali lagi dapat kulihat wajahnya yang sudah memerah bak kepiting rebus. Sial semakin kesini aku jadi tak bisa menahan diriku lebih lama. Jika begini terus akan berbahaya.
"Cih! Kau ini brisik sekali. Sudah jelas-jelas aku sedang melukis,"
sudahlah, aku sudah tak bisa menahannya lagi!"Hah? Kau ini aneh, minggir sana enggak usah nempel-nempemmm..."
Secepat kilat ku bungkam bibirnya itu.Lembut, manis, itu lah yang kurasakan saat ini. Tanpa kusadari bahwa ini bukan kecupan atau semacamnya yang seperti lalu-lalu itu, semakin lama aku semakin memperdalam ciuman kami.
"HMM..?! Lepmm.. Mmmn...!!!"
Aku lirik sekilas, ia memejamkan matanya. Sial ia begitu mengemaskan. Bagaimana bisa ada makluk brandalan tapi imut??!"Melukis meluk sambil kiss"
ucap ku
Buakkg..!
Pukulan dengan mulus melesat pada diriku, itu cukup menyakitkan tapi bisa melihat wajah sawamura seperti itu rasanya... Imut sekali~ hehe..
"Menyingkir kau, Pak Tua!! Lepaskan aku!! Dasar Pak Tua mesum!! Sialan!!"
sawamura~.. Andai kau tau aku tak setua itu sawamura tak setua itu sawamura, kau menyakitiku~ apa aku terlihat setua itu~ 😥"Sudah diam lah, sekarang kita pulang hari sudah mulai gelap. Dan kau jangan coba-coba kabur atau kau tau hukuman apa yang akan kau terima ~"
*Miyuki End POV*
.
.
.Sementara itu di lain tempat, seseorang memasuki rumah Eijun,
"Oi, Sawamura!! Aku pulang!!"
Teriak orang tersebut namun tiada yang menyahut sama sekali.
"Lah? Belum pulang itu anak? Ya sudah sekalian bikin kejutan saja."Tbc..
Ya~ ahirnya up :v baru punya waktu gua *plak alesan aja lu 😂
Gua dah pengen up" dari kemarin" tpi... :v
mager merajarela aduh..
Dan lagi kerjaan jugak numpuk :"v
Ya gua usahain buat up cepet lagi, ( yak kagak terlalu cepet pula) kalau bisa.Btw gua ngerasa, kalau di sini gua terlalu nunjukin sifat goblok nya si kazuya gak sih 😂😂 entah mengapa gua ngerasa lupa siapa peran utama di sini :v
Kalau ada typo atau apa beri tau yak, biar di bab" selanjutnya kagak salah 😅
yak udah deh sampai ketemu di bab selanjutnya 😳

KAMU SEDANG MEMBACA
Baka-Sensei
FanfictionBagaimana jadinya jika guru matematika sekaligus guru BK di sekolahmu adalah kekasihmu? Parahnya kekasihmu itu seorang 'masokis'?