CHAPTER 01 - MCI.

142 3 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim ....

—MENJEMPUT CAHAYA ISLAM—

Menjadi workaholic merupakan hal yang melekat dengan pribadi seorang Darren Robertchan. Semenjak insiden 7 tahun lalu, hampir semua telah merubah pahamnya. Hari-hari yang penuh hampa selalu melingkupi. Entah dalam sadar ataupun tidak kejadian yang selama ini terjadi telah sukses menggiring Darren dalam dunia fana.

Klik !

Laporan terakhir dari asisten Darren telah usai ia telaah sore hari ini. Bertepatan dengan pening kepalanya yang mulai mendera. Terlihat peluh lelah dalam gurat wajah itu.

Memang sudah resiko menjadi CEO dalam suatu perusahaan besar seperti ini. Peluh yang ia terima tak sebanding dengan penantian sang buah cinta yang sudah setia menanti kepulangan dirinya. Itulah sebabnya Darren bekerja keras sebagai bentuk persembahan yang didestinasikan untuk malaikat kecilnya.

Tungkling !

Bunyi notifikasi masuk dari ponsel Darren mengusik pejaman matanya, di sela-sela ia mencuri waktu untuk melepas penat. Dibukanya ponsel tersebut hingga menampilkan pesan yang mampu membuatnya tersenyum tipis.

Ayah jangan lupa janji ayah nanti malam
Dan jangan lupa buat istirahat ya ayah!
Manda sayang ayah.

Tunggu ayah sayang.


Percaya ataupun tidak percaya diusia Darren yang hampir menginjak kepala tiga ia telah menyandang status seorang ayah dengan satu orang anak berumur 7 tahun. Parasnya cantik rupawan, duplikat Darren tapi dalam gender berbeda. Amanda Putri Chan, namanya.

Bunyi ketukan pintu ruangannya berhasil seketika memudarkan senyum di wajah Darren. Dengan titah masuk ia mempersilahkan seseorang tersebut membuka pintu ruangannya. Tampak wanita berpenampilan formal melangkah menuju ke meja Darren. Wanda, dia adalah sekretaris pribadi Darren.

Dalam jarak kira-kira 10 radius dari tempat Darren duduk, wanita itu berdiri seraya membungkuk hormat, "Maaf mengganggu aktivitas bapak. Di sini saya memberitahu pak Darren, jadwal meeting dengan beberapa klien akan berlangsung sebentar lagi."

"Siapkan ruangannya! Saya segera ke sana."

"Baik pak."

Bertepatan dengan menghilangnya punggung wanita tersebut, rasa hati Darren kembali membuncah tak sabar bertemu dengan si buah hati. Hanya tinggal satu meeting lagi untuk dirinya lewati di hari ini. Dengan langkah panjangnya ia bergegas menuju ke ruang meeting.

Tak butuh waktu lama dalam 5 menit kemudian meeting tersebut dimulai. Wajah serius Darren terlihat kental di dalam pembawaannya. Dan tak sama sekali pudar hingga acara usai.

"Produk minuman kopi tubruk jiwa merupakan ciptaan yang saya hasilkan dan akan saya angkat kali ini dalam dunia persaingan bisnis. Ide berawal dari banyaknya pecinta kopi di dunia terutama di Indonesia, saya mengangkat kopi menjadi salah satu komoditas produk perusahaan. Slogan produk ini; Kopinya dapat, Jiwanya tentram. Hal yang menarik tentunya. Oleh sebab itu saya mengajak kalian untuk bergabung dalam proyek perencanaan ini. Sampai di sini ada hal yang ditanyakan?"

Darren kali ini memimpin meeting. Dirinya mempromosikan sebuah produk luncuran terbaru dari perusahaannya. Ia berusaha membuat memikat klien-nya kali ini agar mau diajak kerjasama.

MENJEMPUT CAHAYA ISLAM (Hijrah Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang