Bismillahirrahmanirrahiim ....
—MENJEMPUT CAHAYA ISLAM—
Darren sampai di mansion-nya tepat pada pukul 19.30 WIB. Alhasil Amanda pun tak ditemukannya di sana. Memang ini salah Darren karena telat 1 jam dari perjanjian. Darren menghela napas berat. Kemudian dirinya memilih bersiap dengan ritual mandi dahulu.
Tak butuh waktu lama akhirnya Darren menyelesaikannya. Kini hanya butuh waktu 15 menit perjalanan mobil, ayah dari satu anak itu telah berada di suatu gedung. Mata Darren menelisik memilah dari sekian banyak jiwa yang di sana. Di mana gadis cantiknya?
Sambil berjalan, Darren menyapa orang-orang di sekelilingnya meski hanya dengan sedikit senyuman maupun anggukan. Rata-rata umur mereka sebanding dengan gadisnya, namun ada juga yang berumur dewasa ikut mendampingi putra-putri mereka.
"Ayah !"
Darren menoleh mendapati panggilan dari gadis kecilnya. Mata Darren terpukau melihat senyum manis putrinya. Anak dan ayah itu langsung berhambur memeluk.
"Princess ayah terlihat sangat cantik hari ini." Manda tersipu mendengar kalimat pujian Darren. Ia justru semakin menenggelamkan rona pipinya itu ke dalam dekapan ayahnya.
Darren melepas pelukan tersebut agar dapat melihat jelas putrinya yang tersenyum malu. Lihatlah bagaimana Manda yang kini dengan Manda yang berusia 7 tahun lalu? Anak Darren sungguh mengalami pertumbuhan yang signifikan.
"Princess, ayo kita mulai acaranya. Jangan kelamaan yang tersipu, para temanmu sudah menunggu. Lihatlah !" Manda mengangguk benar bahwa sedari beberapa jam yang lalu temannya bahkan sudah datang dan menunggu. Terlihat sangat membosankan jika acara tidak dimulai-mulai. Akhirnya Manda pun berjalan beriringan bersama ayahnya menuju panggung acara.
☄️☄️☄️
Acara perayaan ulang tahun Manda telah usai sekitar dua puluh menit yang lalu. Kini para tamu undangan sudah beranjak dari gedung perayaan. Darren pun mengajak Manda untuk segera kembali ke mansion mereka. Udara malam tak cocok bagi anak-anak sepertinya.Darren melangkah mendekati anaknya yang tengah terduduk sorangan di salah satu kursi. Tampak dari dekat wajah Manda yang muram. Meski Darren telah berada di sampingnya namun kehadirannya belum disadari Manda.
"Kenapa princess?" Kalimat to the point itu lepas dari bungkaman bibir Darren. Manda terkesiap menangkap suara familiar itu. Kepalanya menoleh menatap raut wajah cemas sang ayah.
Manda menarik napas berat,"Ayah menganggetkanku."
"Perlu diingat princess! Ayah tak akan mengulangi pertanyaan untuk kedua kalinya " Manda mengangguk lemah menjawab kalimat dari sang ayah. Manda memang pelupa jika sang ayah sangat kesal jika ia harus mengulangi sebuah pertanyaan.
Manda beranjak dari kursi yang ia tempati lantas ia berjalan menuntun Darren untuk memperlihatkan suatu hal. Darren dengan sabar mengikuti langkah sang anak. Sedikit misterius dan tak terduga memang pribadi anaknya.
Tepat tiba di depan gedung langkah mereka terhenti. Darren mengedarkan tatapan kedua bola matanya ke sekeliling arah, namun nihil tak terdeteksi kejanggalan di sekitar mereka, lantas apa yang ingin Manda perlihatkan pada dirinya ?
"Ayah ! Mendongaklah, tatap taburan bintang di sana." Sambil mengikuti arah telunjuk mungil itu ke atas. Darren mulai mengamatinya dengan seksama.
"Ayah bisa lihatkan apa yang Manda tunjuk, di situ banyak sekali hamparan bintang tak lupa sabit itu. Terlihat menganggumkan sekali."
Darren hanya bergumam 'iya' menanggapi ucapan Manda sebelum dilanjutkannya kembali kalimat tersebut, "Ayah tahu ? Aku tadi sempat berfikir, apa ibu senang di atas sana meninggalkan kita di bawah sini ? Apa ibu tidak rindu Manda atau ayah ? Apa ibu tega ngelakuin ini sama kita ? Itu semua hanya kecamukan pikiran Manda ayah. Tapi Manda sadar bahwa ibu pasti bahagia. Ayah sendiri pernah bilang bahwa Manda seperti kejora dan ayah bagai rembulan. Dan Manda mengerti ibu di atas sana pasti senang saat ada kejora dan rembulan yang hadir sebagai penggambaran dari kita."
Mendapat pernyataan seperti itu dari benak pertanyaannya tadi membuat hati Darren seakan tertampar. Bocah usia tujuh tahun itu telah berpikir dengan lugu namun terlihat dewasa. Jadi alasan inilah mengapa Manda sempat termenung.
"Ayah mengerti perasaanmu princess. Mendekatlah kemari !"Darren merentangkan kedua tangannya siap menerima dekapan sang anak. Manda tanpa ragu menumpahkan cairan bening dari matanya pada dada bidang Darren.
Darren semakin mengeratkan pelukannya sembari mengusap punggung anaknya saat bersamaan dengan tangisan Manda yang semakin terisak.
"Ayah ! Manda sangat rindu ibu. Sangat sekali. Di setiap hari ulang tahun Manda, Manda selalu berharap agar ibu datang meski sekedar dalam mimpi Mandaa. Tapi Manda sadar kita sudah berbeda alam."
Lagi-lagi jiwa Darren bergetar mendengar pengakuan rindu Manda terhadap ibu kandungnya. Sedikit banyaknya tak bisa ia lakukan dengan hal apapun, selain mengurus Manda dengan kasih sayang yang lengkap, jika perlu ia akan menjalankan peran ayah sekaligus ibu bersamaan.
"Manda tahu, ayah sangat sayang sama Manda. Bisakah Manda yakin jika ayah bisa memberikan curahan kasih sebagai ibu, bahkan akan seluruhnya ayah beri padamu, princess. Percayalah !" Bisik Darren tepat di samping telinga kanan anaknya.
Darren mengusap air mata yang membasahi kedua pipi Manda menggunakan ibu jarinya. Manda menerbitkan senyumnya kala mendapat perhatian lebih dari sang ayah. "Manda tak pernah meragukan ayah dalam hal itu. Terima kasih telah menyayangi Manda selama ini. Manda sayang ayah."
Gadis kecil itu berhasil mencuri kecupan singkat dikedua pipi Darren dan juga mampu membuat sang ayah menyunggingkan senyuman. "Ayah lebih sayang padamu, princess."
"Mari kita pulang! Ada sesuatu yang akan ayah beri padamu."
Manda tampak sedikit terkejut mendengar interupsi sang ayah. Apalagi pikirnya, bukankah perayaan ulang tahun ini sudah menjadi kado sekaligus kasih sayang ayahnya adalah hal yang utama ia inginkan. Dan semua itu telah ia dapatkan dari Darren. Lantas apa yang akan diberikan Darren lagi pada Manda ?
"Ayah tak perlu memberi Manda apapun lagi ayah. Perayaan ini sudah lebih dari cukup," tolak Manda dengan halus atas pernyataan pemberian itu.
Darren menggeleng mendengar jawaban putrinya tersebut, "Princess, ingat ayah tak suka jika kau menolaknya. Dan selain itu, sekarang kita harus pulang ! Ingat waktumu kini untuk tidur dan esok untuk sekolah ! Displin paling utama."
Manda hanya bisa mengangguk pasrah jika dihadapkan pada kepribadian sang ayah yang disiplin dan tak suka dibantah. Itulah sebabnya Manda terkadang menganggumi pria tersebut dalam diam. Akan tetapi dalam diam pun sebenarnya Manda menyimpan suatu hal yang bergejolak tentang pribadi ayahnya, keluarga mereka. Belum sempat hal itu ia utarakan kepada Darren, alih-alih ia takut jika sang ayah tersinggung. Ah sudahlah, Manda masih kecil tak ingin ikut campur masalah orang dewasa, begitu pikir Manda.
—TO BE CONTINUE—
Tak lupa ambil baik dan buang buruk-nya ....
Afwan (maaf), jika ada kesalahan di dalamnya ....Dan syukron (terima kasih), buat pembaca yang udah nyempetin baca atau malah udah ngasih vote dan comment-nya ....
Salam💌
Vy.
Ig: duniahay_vy.official
•°•°•°•
JADIKANLAH AL-QUR'AN
SEBAGAI BACAAN YANG UTAMA.•°•°•°•
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJEMPUT CAHAYA ISLAM (Hijrah Series)
Espiritual_______// MENJEMPUT CAHAYA ISLAM \\_______ Darren Robertchan seorang CEO Chan Company. Ia merangkap menjadi seorang ayah dan ibu bagi si kecil Manda. Menjalani kehidupan sehari-hari hanya dengan modal kepandaian dan disiplin ia menganggap dirinya t...