Shoot Me

600 82 4
                                    

Mungkin di mata mas surya, kini aku berubah menjadi sosok pendiam yang menyebalkan. Kenyataannya, aku menyimpan 1000 pertanyaan yang membutuhkan jawabannya.

Di sisi lain, mas surya kini terasa asing untukku. Tak satupun kalimat dan perbuatannya yang dapat kepercaya..

Seperti saat ini, aku berada di dalam mobil mas surya menuju restoran kesukaan kami.

Aku memang memintanya untuk bertemu hari ini, kami perlu membicarakan hubungan kami. Tapi mas surya memaksa agar aku menemaninya makan dan kami bisa membicarakan masalah kami setelahnya..

Aku sebal!! Dan karena suasana hatiku sedang tidak baik, sudah 45 menit sejak mobil melaju dan aku masih tetap diam

Sudah lebih dari 1 jam, kini aku mulai jengah dan rasa kesalku semakin lama semakin membuncah saat melihat wajahnya.

Akhirnya kuberanikan diri membuka pembicaraan, meski aku tahu akan seperti apa pembicaraan kami nantinya

"Sejak kapan kamu mulai ketemu lagi sama dia?" Tanyaku, tanpa basa-basi

"Dia? Siapa?"

"Kak luna..."

Mas surya diam. Matanya masih menerawang kedepan menatap jalan.

"Kita semua kan ketemu di java jazz kemaren. Nothing's special"

"Kecuali ketika kamu ciuman sama dia kan?" Aku menimpali, namun hanya dalam hati

"Siapa yang inisiatif? Kamu? Atau dia?"

"Inisiatif apasih ra??"

"Gabisa jawab? Iya? Kamu?"

"Ra jangan bikin suasana jadi nggak enak"

"Aku udah ratusan kali ngeyakinin kalian is it okay untuk aku deket sama kamu? Kalian bilang kalian udah gaada rasa gaada apa apa. Terus ini apa?"

"Kok jadi kesini bahasannya??"

"Kenapa?"

Mas surya menghela nafasnya, sedangkan aku menahan nafas karena sesak menahan amarah. Air mataku sudah tertahan di ambang mata, menunggu waktu yang tepat untuk keluar

"Jadi kamu nge diemin aku beberapa hari ini, karena ini??"

Aku tidak menjawab. Tapi kurasa mas surya tahu kalau itu adalah jawaban 'iya'

"Aku ga mau bahas ini" mas surya menimpali dengan suaranya yang berat. Ia berusaha untuk tidak emosi

"Kenapa?"

"Buat apa juga?"

"Kalo gak ada apa apa, kenapa gak mau cerita?"

"Cerita apa? Aku kan udah bilang kota cuma ketemu di java jazz"

"Dasar wanita ular.."

"Maksud kamu?" Sekarang nada suara mas surya meninggi. Aku menatapnya tak percaya.

"Kalau bukan kamu yang ngajak ketemuan, berarti dia kan? Iya? Dia yang genit, dia yang gak tau malu deketin pacar orang, dia yang...."

"Kara!"

"Kenapa? Bener kan perempuan baik baik mana yg ketemu sama pacar temennya diem diem? Gak ada! Dari awal aku harusnya tahu kalau dia tuh perempuan nakal! She's a slut!!"

"Kara stop!!!"

Aku tidak sungguh sungguh mengatakan itu tentang ka luna, karena bagiku, sampai detik ini, kak luna adalah orang yang baik. Aku hanya ingin tahu bagaimana reaksi mas surya jika aku berkata seperti itu

[✔] HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang