Lisa menghela napasnya, lagi. Sesekali ia menggoyangkan telapak tangannya yang pegal memegang pulpen. Ia mendengkus ketika melirik ke arah tumpukan tinggi CD album juga photo card yang belum selesai ia tanda tangani. Gundukan tugas itu datang tadi pagi, hal yang sama mungkin juga sampai pada Jennie yang berada di New Zealand, Rose yang pulang ke Australia dan Jisoo yang tengah menikmati agenda mengunjungi salah satu fashion show rumah mode di Paris.
Inilah sebagian kecil resiko menjadi seorang idol. Jangan berharap kau benar-benar mendapatkan jatah libur lalu berleha-leha karena berpikir memang ini adalah liburan. Agensi memberi mereka rehat sebelum comeback dua minggu lagi. Pembuatan teaser, MV sampai pemotretan tuntas mereka kerjakan minggu lalu dan setelah jadi, proses berikutnya adalah membubuhkan tanda tangan sebelum menjual album itu setelah comeback nanti.
Gadis itu membenahi cara duduknya, ia memijat pangkal hidungnya di saat cahaya ruangan dalam apartemen Jungkook, mulai tak bersahabat dan membuat matanya juga pegal. Ia menengok ponselnya yang berada dalam posisi berdiri karena di sandarkan pada tumpukan album tadi. Ia mengamatinya sebentar, mengerenyit sebelum tertawa pelan akibat ocehan seseorang yang sejak dua jam lalu terhubung dengannya oleh sebuah panggilan video call.
"Masih banyak?"
"Hmmm,"
"Teruskan saja besok,"
Lisa memfokuskan dirinya untuk menatap ke layar ponsel, "aku berniat menyelesaikannya malam ini."
"Jangan paksakan dirimu,"
"Sekarang aku tahu kenapa ponselmu sering cepat rusak."
"Kenapa?"
"Karena kau terus saja menggunakannya dalam jangka waktu cukup lama seperti ini." Lisa menggedikan bahunya acuh, lalu mulai kembali pada kegiatan awalnya.
"Cukup saja waktu itu aku kecolongan, aku kapok."
Mendengarnya Lisa mendelik, ia tak menatap pria yang tengah menatapnya melalui sistem komunikasi panggilan video. Apa sih yang dia pikirkan, sedang konser saja terus menerus mengganggu Lisa. Suara Namjoon yang mengingatkan pria itu untuk bersiap di stage terdengar oleh Lisa. Ia melirik pria itu yang nampak gusar.
"Baiklah, ini waktunya mematikan ponselmu, Tuan." Ujar Lisa.
Di seberang sana, Jungkook menatapnya tak suka dan mendengkus. "Setidaknya katakan kau mencintaiku sebelum aku memutuskan sambungannya."
Lisa mengangkat sebelah alisnya tinggi, tak kunjung mendengar apapun semakin membuat Jungkook di sana gelisah. "Ayo, katakan!"
Namun sebelum Lisa membuka suaranya, suara panggilan untuk Jungkook dari panggung terdengar. Gadis itu tertawa pelan, "fighting Kookie-ya!!!
"Ish, awas kau ya!"
Lisa hanya melambaikan tangannya lalu menekan tombol merah pada layar ponselnya hingga sambungan mereka terputus. Dia tertawa, kelinci jantan itu pasti tengah uring-uringan di sana, semoga Jungkook tak merajuk dan merepotkan semua orang. Saat dirinya benar-benar terjebak dalam keheningan, Lisa kembali menghela napas lalu membuangnya pelan. Sudah dua minggu ini ia selalu melakukan hal yang sama.
Lisa... Hanya sedang banyak pikiran...
Satu bulan ini mereka tidak pernah bertemu sama sekali, Jungkook berangkat dalam rangka konsernya di Milan. Dan selama satu bulan ini pula, mereka hanya berkomunikasi melalui ponsel, setiap hari, ketika pria itu bangun pagi di sana dia akan menghubungi Lisa yang tengah tidur di malam hari di sini. Mulai bicara tentang apa saja yang akan ia lakukan, hingga Lisa tertidur dengan Jungkook yang masih tersambung di seberang sana, mendengarkan napas teratur yang menenangkan milik gadisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/205895305-288-k925185.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Faisons L'amour (LISKOOK) [Complete]✓
FanfictionDebut fanfik di fandom LisKook ;_; Jangan dibully Rank #1 - Liskook (23 Desember 2019) "oh, aku baru mengetahui ini tadi. salah satu kenalanku yang mengajariku," "apa?" "Faisons L'amour, Lisa-ya?" "ha?" "mari bercinta," Jungkook tersenyum penuh mak...