Perampokan itu terus berlanjut, sekarang perampokan berantai itu terjadi pada salah satu rumah pejabat publik Departemen Kesehatan Pusat. Sudah tiga kali perampokan itu terjadi, yang pertama terjadi di salah satu Bank Gangnam lalu Bank Gwangju dan sekarang dengan beraninya mereka merampok pejabat publik.
Johnny menghela nafas panjang, perampokan ini seperti perampok hantu. Tidak ada jejak sama sekali. Hanya meninggalkan goresan yang sengaja ditinggalkan untuk mengejek keberadaan polisi yang tidak tau diuntung.
Goresan berbentuk X.
Johnny menyebut mereka geng perampok X. Mereka lebih brutal lagi dibandingkan kasus kemarin, Johnny sendiri takut jika nantinya perampok ini melakukan operasi yang lebih dahsyat lagi maka media akan semakin menekan kepolisian dan pastinya Johnny yang akan kena.
Sekarang, Johnny berjalan ke ruang tidur salah satu anak korban perampokan itu dengan tangan yang memakai sarung tangan putih dengan lengan baju yang ia gulung. Johnny memeriksa segala sesuatu yang bisa ia dapatkan walau kemungkinannya sungguh kecil.
Ia memeriksa di segala sudut sampai ke belakang lemari tua yang agak hancur itu, berharap menemukan sesuatu.
"Apa ini?"
Sebuah sapu tangan kecil yang terselip di antara tembok dan lemari itu. Sapu tangan berhiaskan bunga dan darah kering, ia memicingkan matanya.
Segala kemungkinan ada, Johnny yakin ini salah satu bukti dari jejak perampokan sialan itu. Dirinya yakin istilah sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga. Dengan perlahan Johnny memasukkan benda tersebut ke dalam kantong plastik. Lalu ia melanjutkan "tour" ruangan yang berantakan tersebut dengan teliti.
Di sisi lain forensik sedang memotret seorang pembantu yang terbunuh karena mencoba melawan perampokan itu, memotret berkali-kali di beberapa sudut hingga ke detailnya untuk penyelidikan. Seulgi menggelengkan kepala ketika melihat ulah perampokan ini, ia merasa perampokan ini lebih sadis dari kemarin. Entah apa yang membuat mereka sampai membunuh' seseorang, padahal laporan dua kasus kemarin tidak ada korban jiwa hanya luka fisik kecil dan ancaman saja.
Mereka juga semakin bingung dengan perubahan sifat para tersangka.
Beberapa hari yang lalu para tersangka yang tertangkap mengatakan mereka tidak ada niat untuk nembunuh. Mereka hanya ingin mencuri dan mereka sendiri mengaku bahwa mereka melakukan keinginan untuk merampok Bank saja. Bukan merampok tempat lainnya. Menang betul mereka mengancam dan menyiksa para korban tapi tidak sampai membunuh. Menurut Johnny ini adalah sesuatu yang janggal. Pasti mereka merencanakan sesuatu yang lebih besar lagi. Lebih berbahaya dan tentunya membuat Johnny merasa tertantang dan juga takut. Ia takut keluarganya kena dengan masalah ini.
***
Di tempat lain seorang wanita terbujur dengan tubuh tak berdaya. Ia disiksa oleh beberapa orang kejam tanpa belas kasihan sama sekali.
Jihan.
Pria tampan itu menggelengkan kepalanya dengan rasa tidak percaya. Baru kali ini dirinya menemukan perempuan sulit seperti Sohye.
"Aku tau kau mengetahui rahasia Minhyun dari awal. Kalian sempat berpacaran, kan?"
Tanya Jihan dengan wajah seramnya. Sekalipun pria itu tersenyum, senyumnya lebih seperti iblis bukan seorang malaikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me If You Can
Fanfiction🔞⚠ ( 21+ ) Male x Male Relationship, Explicit, NSFW (Not Safe For Works-Violence, Gore, Sadisme) ⚠🔞 Seorang detektif yang berusaha menangkap penjahat berwajah cantik, mendapati dirinya tertarik dengan pria. Lebih tepatnya bos dari kelompok Mafia...