BAB XXV (Rencana🕵)

1.9K 139 40
                                    

Clarissa Wiradmadja (Part 12)

Clarissa Wiradmadja (Part 12)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Masih dalam dunia kegelapan

Arnold masih tersenyum senang. Aku yakin dia senang karena dia mendapat teman baru lagi. Meskipun nanti ketika kembali ke dunia manusia, Ariana bisa kembali melihat sosoknya atau tidak?

Aku memegang pundak Ariana, menatap lekat-lekat kedua manik matanya. "Benar kata Arnold. Jangan bicara seperti itu. Aku yakin, kamu masih bisa merubah semuanya menjadi lebih baik lagi. Kamu harus percaya dengan dirimu sendiri," aku mencoba untuk memberinya semangat.

"Lagi-lagi aku kembali bilang terima kasih sama kamu, Clarissa. Tidak bisa kupungkiri situasiku saat ini memang sangat tidak baik. Apalagi mahluk itu masih mengendalikan tubuhku."

"Kamu tenang aja, kami semua akan membantumu untuk keluar dari tempat ini dan merebut kembali tubuhmu dari Dewa Algea," aku mencoba menenangkan Ariana yang saat ini masih diselimuti rasa takut.

"Hei Nona, kenapa kamu bisa sampai ada di tempat ini?" Tanya Dewa Erubus.

"A-aku ...," Ariana melirik ke arahku. Aku mengangguk dan memasang senyum penuh keyakinan kepada Ariana. Aku berharap dengan sedikit respon itu aku bisa membuat sedikit ketakutannya hilang dan membuatnya bisa berbicara tanpa rasa takut.

"Aku sudah menjelaskan ke dia dengan singkat, tapi katanya dia mau dengar ceritanya dari mulur kamu sendiri," kata Bina.

"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Meskipun saya adalah seorang Dewa kegelapan, bukan berarti saya harus menyakiti manusia," karena menyadari Ariana dalam kondisi ketakutan, Dewa Erubus mengucapkan kalimat yang bertujuan untuk menenangkan Ariana.

"Aku baru tahu mahluk yang mengambil tubuhku adalah seorang Dewa. Awalnya, aku tidak tahu dia jenis mahluk apa. Yang aku tahu dulu dia selalu saja mengikutiku, di mana pun, dan kapan pun.  Aku pastinya kaget melihat bayanganku yang ada di dalam cermin bisa bergerak dan berbicara sendiri. Namun, karena  sudah terbiasa dengan kemunculannya, akhirnya rasa takutku menghilang. Di sekolah, aku mengalami pembully-an, dia selalu memberiku semangat untuk mencoba membalas semua orang-orang itu. Namun, karena aku adalah anak yang payah, aku tidak berani melakukannya. Singkat cerita, saat itu aku -"

"Maaf kalau aku memotong cerita kamu, bisa gak langsung ke intinya aja? Soalnya, Icha gak punya banyak waktu lagi. Kalau dia lama berada di dalam alam ini, itu bisa membahayakan jiwanya," ujar Arnold.

Aku terkejut mendengar Arnold berkata demikian. Tidak masalah kalau aku berada di alam ini lebih lama, namun apa yang dikatakan Arnold benar.

"Tidak apa-apa, saya bisa menangani ini. Saya bisa memberi kamu tambahan waktu untuk bisa lebih lama di alam ini. Saya membutukanmu untuk membuat teman kamu ini bisa bercerita tanpa rasa takut," ucap Dewa Erubus.

Rasa lega langsung menyelimuti hatiku. Pada dasarnya aku memang tidak ingin meninggalkan Ariana di tempat ini. Rasanya aku ingin membawanya kembali. Aku tidak tega melihatnya terkurung di dalam dunia yang sangat gelap ini, sendirian.

ALGEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang