naya x deven jadian ?

338 48 19
                                    

Naya masih berlari berusaha menjauh dari vio ataupun bella. Airmatanya terus menetes, ia merasakan kembali sesak yang teramat mendalam.

Naya butuh waktu sendiri, akankah naya kembali dengan keadaan 2th yang lalu? Menyendiri selama 1bln dan berakhir membuat semua hari-harinya berantakan?

Tidak.. naya tidak ingin hal itu terulang lagi. Sekarang naya membutuhkan seseorang yang bisa menenangkan hatinya. Sampai naya bertemu dengan deven yang juga mencarinya.

"Nay, kamu—" deven menemukan naya, tapi dalam keadaan naya yang tengah menangis tersedu-sedu.

Naya melihat deven, tapa berfikir panjang naya langsung menghambur kedalam pelukan deven. Naya butuh seseorang yang bisa menenangkannya saat ini.

Deven khawatir melihat naya yang seperti ini.

"Nay kamu kenapa? Apa yang terjadi?"deven masih mengusap pelan surai hitam milik naya, naya masih terisak dibalik dada bidang deven.

"Hikss... bawa aku pergi darisini dev, aku mohon" naya terus terisak, membuat deven semakin khawatir.

Deven tau, naya saat ini butuh ketenangan. Deven menangkup kedua pipi naya lembut.

"Tolong jangan menangis nay,, melihatmu seperti ini membuat hatiku teriris "

Naya dan deven beradu tatap, akankah yang naya rasakan ini benar?

"Aku menyukaimu dev .."

Naya menyatakan perasaanya disaat seperti ini? Apa ini benar dari hatinya? Atau ini hanya sebuah cara untuk dirinya agar cepat melupakan vio?

Deven tersenyum bahagia.

Namun tiba-tiba vio datang setelah mengejar naya yang berlari menghindarinya.

"Nay—"

Oh.. kini deven tau kenapa naya menangis.

"Nay ikut gue—" vio mencoba meraih tangan naya, namun deven menepisnya.

"Sudah cukup lo bikin naya sakit hati V,, dulu gue relain tangan lo buat membawa naya pergi bersama lo. Karena gue tau naya bahagia saat bersama lo. Tapi lo udah nyia-nyiain kesempatan itu. Sekarang—lo sudah kehilangan kesempatan itu lagi, karena gue gak akan biarin siapapun menyakiti dia lagi. Termasuk lo" deven dengan lantang mengatakan hal itu didepan vio dan naya.

Naya tidak percaya dengan kata yang diucapkan dari mulut deven, naya cuman menatap deven, sedangkan vio kaget ketika naya telah dibawa pergi oleh deven dari hadapan dia.

"Nay—kenapa lo memilih pergi dengannya? Bahkan tanpa melirik gue sedikitpun. Apa sudah tidak ada lagi gue dihati lo nay?" Gumam vio sambil menatap kepergian naya.

***

Kini naya dan deven berada disebuah taman yang jauh dari keramaian. Deven membawakan naya makanan dan minuman, karena deven tau naya belum makan apapun setelah acara tadi selesai.

"Nih makan dulu—" deven memberikan naya bingkisan yang berisi makanan kesukaan naya.

Naya sekarang sudah lebih tenang. Keberadaan deven saat ini membuatnya sedikit lebih tenang.

"Thanks dev—" ucap naya sambil meraih makanan dari tangan deven lalu menghabiskannya.

Deven terkekeh pelan ketika naya makan dengan lahapnya, mungkin akibat dari kecapean terus habis nangis juga—naya benar-benar kehilagan tenaganya.

"Pelan-pelan nay makannya—" ucap deven sambil menyingkirkan bekas makanan yang tertinggal dibibir naya.

Naya terdiam, selembut itu deven memperlakukannya.

MANTAN !! Tersayang || 95'LinerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang