Page 5

406 52 1
                                    

.
.
.

"Pikir sendiri apa alasannya. Aku ... hanya lelah saja, denganmu."

Tatapan dingin kembali diberikan oleh [Name]. Ia kukuh, tak ingin memberi tahu jawabannya pada Root. Tapi, Root pun juga tidak ingin menyerah. Bagaimanapun caranya, ia harus memastikan semuanya dengan jelas.

"Kau mulai menjauhiku dan jadi dingin padaku, apa aku melakukan kesalahan? Atau kau membenci sesuatu dariku?" tanya Root masih dengan wajah memelas.

"Ugh."

[Name] tetap tidak membalasnya, tak ingin menatap irisnya yang sudah berkaca-kaca sembari mengeluh dalam hati.

Anak ini kenapa cry baby sekali, tuhan ...

"Atau kau tidak suka kalau aku bernyanyi?" tanyanya, lagi.

Sontak membuat iris [Name] terbelalak kaget. Rasa marah sontak memenuhi dirinya. Ya, padahal selama ini suara Root lah yang menyemangatinya, semua nyanyiannya. Lalu, dengan entengnya Root bertanya seperti itu?

Tanpa basa-basi lagi, [Name] berteriak kesal. "Yang aku kesalkan adalah fans-mu, bodoh!"

Root terkesiap, kemudian mengerjapkan matanya. Ia menggaruk pipinya tidak mengerti. Sedangkan [Name] mengigit bibir, menggerutu.

"Mereka terus-terusan saja menggangguku. Aku benci mereka! Iya, aku salah satu dari penggemarmu, tapi aku tidak akan pernah berbuat seperti itu kalau mengetahui idolaku bersama yang lain."

"Hanya saja, mereka berbeda! Makanya, kita harus putus atau tidak mereka akan selalu menggangguku ... ugh."

Mendengar hal itu, Root langsung terduduk di bawah. Entahlah, badannya terasa lemas. Ia sudah sangat panik, mengira bahwa kekasihnya ini membencinya. Ternyata, yang dipikirkannya salah. Itu ulah para penggemarnya. Bukan dia.

[Name] ikut duduk. Menyamakan tinggi dengannya. Rasa khawatir mulai menjalar, melupakan rasa kesal yang tengah membara tadi. "K, kenapa kau terjatuh seperti itu?" tanyanya.

"Hehe, tidak apa. Aku hanya lega, kukira kau membenciku ...."

"Hah, mana mungkin aku membencimu."

Root terkekeh, lalu berdiri. Tak lama kemudian, ia mengulurkan tangannya kepada [Name] dan tersenyum lebar.

"Kau tau? Kau adalah salah satu alasan kenapa aku bisa tetap bernyanyi seperti sekarang ini. Karena itu, aku tidak ingin kau meninggalkanku, [Name]. Jadi, maukah kau bersamaku walaupun kedepannya―misalnya ..., kau membenciku?"

"Urusi dulu para fans-mu kalau mau aku tetap bersamamu," jawab [Name] cemberut sembari menerima uluran tangan Root.

Mereka berdua tertawa, senang. Begitu pula dengan member sutopuri yang lain di belakang. Tanpa mereka sadari, sosok-sosok itu tengah menyusun rencana agar kedua pihak yang bersangkutan tetap bersama.

Contohnya, membuat hal yang dibenci [Name] tak akan pernah menyentuhnya lagi.

.
.
.
END

Hate Things [Root version] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang