"Kalian ngapain pada disini?"
Suara Regina membuat ke lima cowok itu menoleh.
"Lo sendiri ngapain?" Kamal balik bertanya. Masalahnya, walaupun Regina terkenal bandel tapi Kamal tidak pernah lihat ataupun mendengar Regina bolos sekolah. Mungkin cewek itu dipanggil guru BK karena ketahuan membawa kosmetik atau make up yang terlihat tebal.
"Di dalem aja, Na. Di luar udah penuh gini," kata seorang cowok yang baru saja keluar dari warung.
"Lo bedua saling kenal?" tanya Raka penasaran.
"Mantan gue," jawab cowok yang tidak diketahui namanya itu.
Kemudian Regina ikut masuk ke dalam warung. Sementara kelima cowok itu berbisik-bisik. Ralat. Hanya mereka berempat, Kivandra memilih diam dan memainkan ponselnya.
"Gue kira mantan si Andra," kata Raka melihat Kivandra.
"Kamal apa kabar?" celetuk Danu melihat raut wajah Kamal masam.
Temannya itu tahu, semenjak Regina mendekati Kivandra saat kelas 11, bukan Kivandra yang tertarik tapi Kamal. Walaupun tidak mengatakan di depan teman-temannya, namun mereka sangat mengerti sifat Kamal.
Bunyi rintik hujan di genting warung Mak Titin yang tadi gerimis semakin deras. Kivandra meraih jaketnya karena merasa dingin.
"Gue nggak doyan makan temen," ucap Kivandra terkekeh sambil melihat Kamal.
"Sukanya makan hati ya, Ndra?" celetuk Raka membuat tawa teman-temannya pecah mengalahkan suara hujan.
---
Kivandra menutup kepalanya dengan kupluk hoodie. Lalu cowok itu menghampiri seorang cewek di halte depan sekolah yang sedang tertawa bersama temannya. Terlihat cantik, sangat cantik. Tapi sayangnya bukan Kivandra yang membuat gadis itu tertawa.
"Hai," sapa Kivandra
Cewek itu menoleh. Seketika senyumnya langsung berubah walaupun Kivandra ikut tersenyum.
"Ratri gue duluan ya," ujar seorang cewek yang membuat Ratri tertawa tadi. Cewek itu memasuki mobil putihnya. Dan entah kenapa suasana berubah menjadi canggung.
"Kapan ya gue bisa buat lo ketawa kayak tadi?" ucap Kivandra menatap air yang berjatuhan dari atap halte.
Ratri diam tidak menjawab. Tatapannya lurus ke depan.
"Rat?" cowok itu menatap Ratri dari samping. Bahkan terlihat dari samping pun Ratri terlihat cantik.
Ratri menoleh dan menaikkan alisnya seolah menunggu apa yang Kivandra katakan. Cowok itu terkekeh pelan.
"Apa gue nggak bisa dapetin hati lo?" tanya Kivandra membuat Ratri lagi-lagi terdiam.
"Apa nggak bisa lo buka hati buat gue?"
Tidak mendapat jawaban dari Ratri membuat Kivandra tersenyum tipis. Mungkin benar Kivandra terlalu bodohnya. Ingin berhenti namun sudah sejauh ini, jika tetap dilanjutkan mungkin Ia akan terus mendapat penolakan.
Hujan yang sudah reda membuat Kivandra tersasar, "Gue anter balik," kata Kivandra. Cowok itu berdiri dan menoleh ke arah Ratri, "tapi lo tunggu sini. Gue ambil motor dulu," katanya lalu meninggalkan Ratri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIVANDRA
Teen FictionKivandra Mahadevan. Cowok ramah dan bibir yang tersenyum setiap harinya. Hidupnya seperti tanpa beban, bebas tidak ada aturan. Dia bukan cowok yang terkenal di sekolahnya, tapi sikapnya yang friendly membuatnya dikenal dan punya banyak teman. Seseor...