0.4 MASA SMA

25 7 3
                                    

Muda cuma sekali, dan tua belum pasti terjadi. Maka nikmati hari ini

---

Terik matahari yang mulai menyongsong ke barat membuat murid mengeluh karena jam olahraga diatas jam 12. Apalagi deretan cewek yang paginya sudah pakai skincare, mereka ngedumel selagi menunggu Pak Ali datang ke lapangan.

Guru yang memakai topi putih itu baru saja sampai dan membawa dua bola voli.

"Pak, mau voli, kan? Pindah di indoor aja, panas," Regina merengek mengeluh.

"Dasar lemah!" kata Kamal sambil memainkan bola yang sudah diambilnya dari tangan Pak Ali.

Pak Ali hanya tersenyum tanpa menanggapi. Guru itu memang jarang merespon apabila ada muridnya yang mengeluh karena kepanasan. Ia lebih merespon muridnya yang tidak bisa praktik tapi ikut aktif mendengarkam penjelasannya.

Setelah selesai pemanasan singkat, Pak Ali meminta muridnya berlatih services atas dan service bawah. Selanjutnya akan dinilai sesuai nomor urut absen.

"Panas gini disuruh service atas? Gila tuh guru. Bisa item gue," gumam Regina.

Kamal yang memperhatikan melempar bola yang di tangannya kepada Regina. Cewek itu dengan refleks menangkapnya.

"Daripada ngedumel nggak jelas lo latihan."

"Nggak mau, nanti gue item kepanasan," celetuk Raka yang suaranya dibuat melengking dan sikap manja seperti Regina.

"Anjir! Jijik gue, Ka," Kivandra memukul pelan kepala Raka.

"Diem lo kutu. Bikin kesel aja." Regina melemparkan bola ya ke arah Raka

"Galak banget, sih, Neng. Aa takut jadinya," Goda Raka.

Regina menyingkir di tempat teduh sambil mengipasi lehernya dengan tangan. Sementara itu, murid lainnya tetap berlatih sampai Pak, Ali menyebutkan nomor urut absen untuk penilaian.

---

"Lo nanti pulang bareng siapa?" Aden yang sedang duduk di depan Ratri saat ini terlihat basa-basi untuk menarik perhatian cewek itu.

Mereka sedang berada di kantin setelah tadi bertemu di ruang OSIS.

"Naditya mungkin," jawab Ratri acuh.

Aden menghela napasnya pelan. Ratri bukan cewek yang terkenal di sekolahnya. Cantik, tapi jika dibandingkan dengan Regina Ratri jauh berada di bawahnya. Tapi mendapatkan Ratri begitu sulit. Sulit untuk mendapat perhatiannya. Mungkin jika seseorang mampu mendapatkan hatinya, seseorang itu akan sangat beruntung.

"Padahal gue mau ngajak lo pulang bareng"

"Gue udah sama Naditya"

Di ujung pintu masuk, Kivandra melihat Aden sedang menarik perhatian Ratri. Cowok itu langsung mendekat dan meninggalkan ketiga temannya.

"Wuih! Berduaan aja, nih?" tanya Kivandra duduk di samping Ratri.

"Gue gabung, deh. Nggak baik berdua doang, yang ketiga ntar setan"

KIVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang