2. PEMBAWA SIAL!

76 52 21
                                    

Huappy reading guys... Jangan lupa senyum nya untuk hari ini. 😁 dan vote and comment nya... Heemmm gemesss. 🖤😊🌚

•••••••
Arjuna dan Aruna terus saja memutari koridor 11 untuk menemui kelas nya, tapi nihil mereka tidak menemukan kelas nya sama sekali. Sebenar nya dimana kelas itu? Apakah kelas itu kelas hantu yang bisa menghilang lala pada saat jamkos baru kelihatan. Aneh!

"Bang, kelas nya dimana nih? " tanya Aruna kesal.

"Gue gak tau lah Run" jawab Arjuna yang masih saja mondar mandir.

"Heyy kaliann! Mau ngapain kalian disini? Mondar mandir dah kaya topeng monyet aja" tanya seorang guru.

"Ini pak, saya sama saudara kembar saya kan anak baru. Dan kita menempati kelas XI Ips 1, kalau boleh tau kelas nya di mana ya pak? " tanya Arjuna.

"Mata kamu kotokan atau rodekan sih, itu dibelakang kalian kelas XI Ips 1" jawab pak guru itu sambil menggelengkan kepalanya.

Arjuna dan Aruna memutar kepala mereka, kedua pria itu saling menatap dan tersenyum satu sama lain lalu memukul kening nya sendiri. Mereka menghadap kearah guru itu untuk mengucapkan terima kasih tapi guru itu sudah tidak ada di sana kedua pria itu saling menatap kembali dan berteriak.

"Hantuuuuuuu" teriak Aruna lalu langsung masuk kedalam kelas nya, sementara Arjuna ia memaklumi otak adik nya yang gesrek dan ia tidak ingin ikut ikutan dalam hal itu.

Tookkk.. Tokkk.. Pintu kelas XI Ips 1 berbunyi yang membuat aktivitas di kelas itu terhenti. Kedua pria itu masuk kedalam kelas XI Ips 1 yang membuat semua kaum hawa berteriak saat melihat nya, kecuali dengan Tiara dan Indy. Tiara memutar bola matanya jengah saat melihat Aruna dan Arjuna masuk kedalam kelas ny, ditambah lagi dengan senyum godaan Aruna untuk kaum hawa.

"Kalian siapa?" tanya bu Najwa.

"Kami anak baru bu" jawab Arjuna tanpa ekspresi.

"Oh, kenapa kalian telat? " tanya bu Najwa kembali.

"Gara gara cewek itu bu! " jawab Aruna sambil menunjuk ke arah Tiara.

"Apa apaan lo nunjuk gue" kesal Tiara yang wajah nya sudah memerah karena menahan malu.

"Cihh, drama lo bagus juga. Gak usah sok polos deh lo, emang lo kan yang gak mau nganterin kita ke kelas ini" jawab Aruna.

"Enak aja lo kalau ngomong, lo aja yang minta nya gak tau aturan" kesal Tiara.

"Tiara sudah! " teriak bu Najwa.

"Awas lo! " ancam Tiara.

"Awas apa? Awas ada monyet kaya lo. Haha" ledek Aruna.

"Ibu bilang sudah sudah. Kalian berdua perkenalkan nama kalian masing masing!" perintah bu Najwa.

"Nama saya Arjuna Rahardyan Alarice"

"Nama saya Aruna Rahardyan Alarice"

"Okay kalau gitu, Arjuna kamu duduk di samping Indy! Dan kamu Aruna, duduk di samping Tiara. Karena hanya bangku mereka berdua yang kosong" perintah bu Najwa.

"Gakk" jawab Aruna dan Tiara berbarangan.

"Kenapa?" tanya bu Najwa.

"Saya gak sudi bu duduk sama preman kampung" jawab Tiara.

"Siapa juga yang sudi duduk sama lo dasar hiu buntung" jawab Aruna.

Bu Najwa dan Arjuna menggelengkan kepalanya saat melihat pertengkaran di antara Tiara dan Aruna, Arjuna mendorong Aruna dari belakang agar segara berjalan dan duduk di meja nya. Aruna memprotes tindakan Arjuna tapi Arjuna tidak peduli dan ia langsung mendorong Aruna yang membuat Aruna langsung duduk di bangku kosong yang tersedia di samping Tiara.

"Tas lo tuh, nyempit nyempitin aja" protes Aruna.

"Lo tuh ya, ihhh. Masih mending gue kasih tempat duduk daripada enggak" kesal Tiara.

"Bacot lo"

Tiara membuang nafas nya kasar saat ia ingin melihat Indy mata nya tidak sengaja melihat sebuah kalung yang melingkar cantik di leher Aruna. Tiara menaikkan alis nya penasaran dengan kalung yang dipakai Aruna, tapi Tiara tidak mungkin menanyakan itu karena ia takut Aruna akan kegeeran.

"Eumm, Arjuna itu eumm" ujar Indy gugup.

"Nih pulpen nya" Jawab Arjuna seolah olah tau apa yang akan di bicarakan Indy.

"Makasih" ucap Indy sambil menunduk malu.

Arjuna tidak menjawab ucapan Indy karena ia yakin Indy pasti paham akan reaksi nya. Indy merasa tidak asing lagi dengan sosok Arjuna dan juga Aruna, tapi mereka siapa? Indy baru melihat nya dan Indy juga melihat Tiara yang memandang leher Aruna dengan tatapan penasaran.

"Kalung nya kaya gue kenal" ujar Tiara.

"Heh, ngapain lo nunjuk nunjuk kalung gue. Jangan jangan lo maling lagi" tuduh Aruna.

"Heeh, jaga mulut lo." kesal Tiara.

Pranggg.. Ada sebuah penghapus papan tulis yang melayang dan tepat mengenai meja Aruna dan Tiara, mereka berdua menghentikan aktivitas nya lalu mulai menundukan kepala nya dengan sangat menyesal.

"Kalian berdua, kerjakan soal yang saya berikan di ruang osis. Sekarang! " perintah bu Najwa dengan berteriak karena ia sudah muak dengan pertengkaran Aruna dan Tiara.

"Tapi bu"

"Sekarang! "

"Lo sih! Dasar pembawa sial" tuduh Tiara sambil berjalan keluar kelas.

"Maksud lo apa nyalahin gue, ini tuh real salah lo. Siapa suruh liat liat kalung gue" jawab Aruna.

"Ribet lo dasar"

"Lo tuh yang ribet. Dasar hiu buntung"

"Diam lo preman kampung. " kesal Tiara.

Cklekk.. Pintu ruangan osis terbuka dan Tiara langsung duduk di sofa yang tersedia di sana lalu langsung mengerjakan tugas nya, sementara Aruna ia hanya terfokus pada foto anggota osis. Dan ia membulatkan matanya saat melihat foto Tiara yang berbeda dengan yang lain nya, kalau yang lain berfoto menggunakan seragam sekolah tapi berbeda dengan Tiara. Karena ia berfoto dengan menggunakan baju bebas dan dengan gaya yang bebas pula.

"Nih foto lo?" tanya Aruna.

"Iya emang kenapa?"

"Kok beda sama yang lain?"

"Waktu itu gue lagi diluar kota, dan foto harus dikasih hari itu juga. Ya gue kasih foto yang itu aja" jawab Tiara.

"Oh"

Aruna menjatuhkan bokong nya di sofa yang tersedia di samping Tiara, Aruna telah menyelesaikan tugas nya tapi Tiara ia masih bergulat dengan tugas nya. Aruna mengambil pulpen milik Tiara lalu ia mengisi semua tugas milik Tiara,  gadis itu menatap Aruna dengan tatapan heran.

"Lo kenapa?" tanya Tiara heran.

"Cuman mau ngebantuin lo doang, lagian lo lama banget ngerjain nya. Tapi jangan anggap ini gratis karena bayaran nya adalah lo harus traktir gue makan hari ini" jawab Aruna.

"Alah dasar, bilang aja mau di traktir. Make ada acting nolongin ngerjain tugas segala" kesal Tiara lalu langsung mengambil buku nya.

Tiara berjalan keluar ruang osis yang diikuti oleh Aruna, saat ia menoleh kearah belakang Tiara tidak sengaja melihat Aruna yang sedang berada di kerumunan para siswi dan sedang menggoda mereka. Dasar bajingan, apa panggilan nya terhadap Aruna harus di ubah menjadi playboy buntung. Tiara terus saja berfikir sampai ia tidak melihat bahwa sudah ada seorang pria di hadapan nya yang menatap dirinya sambil tersenyum.

Ehemmm.. Ehemmmm.. Ada yang aneh dari cerita kali ini kalau ada jangan lupa vote and comment nya ya guys🤳⭐.. Thanks.

😊senyum pria itu melelahkan hati akohhh.. Tapi gak sama Tiara😐..

:)

Sebatas RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang