๏๏๏
Hancur? Perih? Kecewa?
Manusia mana yang tidak akan kecewa ketika kepercayaannya dihancurkan?
Aku permudah, kau hanya tidak sengaja menyakitiku.
Begitu bukan?
Ya, anggap saja seperti itu.
Lalu, aku selalu tak pernah paham pada diriku sendiri, mengapa begitu mudah memberikan seluruh kepercayaan hingga setiap kebohongan yang tercipta hanya ku anggap bualan semata.
Lalu aku menyadari, setahuku dunia memang akan selalu mengecewakan.
Tidak melulu tentang kebahagiaan, tapi juga tentang hati yang di buat luka sebelum luka yang lama sembuh.
Pada awalnya, kau mungkin penambah kebahagiaan ku dimasa itu.
Tapi akhirnya, kau juga menambah rasa sakitku.
Terima kasih pernah hadir, walau akhirnya mengecewakan.
Setidaknya aku sadar, Tuhan begitu cepat menunjukkan bagaimana kamu yang sebenarnya, sebelum aku benar benar jatuh dalam setiap sikap kepura-puraanmu.
Kau harus tahu, kini aku telah menjelma menjadi salah satu manusia yang sudah terlalu hafal setiap detail sebuah rasa kekecewaan.
Ku mohon, temukan kebahagiaan dan kedamaian di hidupmu kali ini.
Setidaknya untukmu, untuk dirimu sendiri.
Sekali lagi, untuk kau yang menghadiahkan ku luka . . . .
Terima kasih untuk segala macam rasanya.
Dari titik bahagia hingga sampai pada titik hancur.
Aku tidak apa-apa jika kamu ingin tahu, dan ini bukan tentang siapa yang disakiti atau siapa yang menyakiti.
Tapi tentang belajar bagaimana pentingnya menjaga hati seseorang.
๏๏๏
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepetik Kalimat
Random"Sebuah kalimat yang di petik dari kerumitan hati yang tak bisa ku mengerti". "Semua rasa yang sudah terlanjur terus menerus melambai menyapaku." "Kuat ku hanya sampai pada saat bibirku melengkungkan senyum. Karena dalam diamku, tetap pilu yang sela...