Akhir cerita kita

41 12 14
                                    

"Bobyy, ja.. jadi selama ini lo..."

"Iya, gue juga cinta sama lo selama 4 tahun ini. Gue kira dengen deket sama beberapa cewek bisa buat gue lupain perasaan gue ke lo. Tapi nyatanya gue nggak bisa, gue semakin tersiksa dengan perasaan yang gue pendam. Dan saat gue mau ungkapin semua ke lo, gue lihat lo lagi deket sama Rama. Akhirnya gue nggak pernah ungkap perasaan gue ke siapapun sampai Ayu cerita perasaan lo ke gue." potong Boby.

"Gue emang sempet deket sama Rama tapi perasaan gue ke lo terlalu kuat, nggak ada yang bisa memudarkan cinta gue sama lo." Meira menyeka air matanya.
"Gue tahu... sorry ya udah bikin hati lo terluka."

"Gue juga, sorry udah bikin lo kesiksa."
"Meii, sekarang di bawah cahaya bulan dan di bawah tatapan bintang-bintang di langit malam ini, aku pengen kamu jadi bintang di hatiku. Bintang yang akan selalu bersinar dan terus nampak di hatiku kapanpun. Nggak peduli siang atau malam, nggak peduli panas atau dingin. Berapapun jumlah bintang yang ada di langit, seterang apapun mereka, aku nggak peduli. Cuma kamu satu-satunya bintang yang paling terang buat aku. Kamu mau kan jadi bintangku selamanya?" Boby menggenggam tangan Meira erat.

Meira kembali meneteskan air mata. Bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan. Serasa mimpinya menjadi kenyataan.

"Kamu serius kan, Bobb, bukan karena kasihan sama aku?" tanya Meira memastikan.
"Bukan cuma serius bahkan seratusrius, Percaya sama aku. Aku akan bahagiain kamu. Kata-kataku tadi bukan gombal atau sebatas rayuan." jawab Boby mantap.
"Gimana, Mei?" tanya Boby tak sabar.
"Aku rasa, aku udah nggak bisa lagi nahan perasaanku ke kamu." jawab Meira.
"Maksud kamu, Meii?"
"Ya, aku mau jadi bintang di hati kamu selamanya."
"Makasih, Meii.. ." Refleks Boby memeluk Meira, "Aku janji bakal jagain kamu, nggak akan aku biarin kamu berhenti bersinar."
Boby melepaskan pelukannya. Dia menatap Meira dalam. Keduanya lalu tersenyum.
"Sekarang jadi aku - kamu ya?" kata Meira menyandarkan kepalanya di bahu Boby.

"Nggak papa biar kedengaran romantis." ujar Boby seraya membelai rambut Meira.

Malam itu Boby dan Meira menghabiskan malam minggu berdua di bukit yang mereka namakan bukit bintang sambil mengamati indahnya hamparan bintang yang bersanding dengan bulan di langit. Tanpa mempedulikan teman-teman Boby yang tengah menunggu sang kapten untuk merayakan kemenanngan tim baseballnya.

Bintang itu kini tidak lagi bersembunyi, bintang itu kini akan selalu ada dan selalu nampak. Di hati Boby dan Meira tentunya.

END~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seperti BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang