A Story By : Salma Fauziah
seffysummer****
Mungkin khayalanku terlalu tinggi. Ya, mungkin begitu. Aku mungkin orang paling bodoh di dunia ini. Kenapa begitu? Tentu saja karena aku yang sudah tahu takkan bisa memilikimu namun tetap saja berharap demikian. Bodohkah aku?
Kalau kata temenku, Lisa, tidak ada yang tidak mungkin. Jika memang begitu, mengapa *pangeran berkuda putih itu tidak hadir? Mengapa harapanku tidak terkabul? Atau harapanku itu benar-benar mustahil? Aah, semakin aku memikirkannya semakin pusing pula aku.
Pangeran berkuda putih (Seharusnya diitallic)
"Na, jangan melamun terus. Ntar 'masuk' lho,"*tiba-tiba Raka, teman *sebangkuku, mengusik lamunanku.
*Sebangkuku ✖
**Sebangku ku ✔Setelah tanda petik dua, akhir percakapan baiknya di spasi.
Dengan malas aku membalas ucapannya, "Berisik tau! Tuh, dengerin aja Pak Hartono ngejelasin!"*Raka tak bereaksi apapun. Masih memandangiku dalam diam dengan tatapan yang tak dapat kuartikan.
- *Berisik tau ✖
**Berisik tahu ✔
- Setelah tanda petik dua, akhir percakapan baiknya di spasi."Ya udah kalau kamu gak mau cerita. Aku cuma mau ngasih tau satu hal,"Aku menolehkan kepalaku seraya menaikkan satu alisku. (Gunakan spasi di akhir dialog)
"Apaan?"Tanyaku. Raka tersenyum kecil. (Kesalahan masih sama)
"Nanti pulang sekolah ikut aku. Jangan banyak tanya,"Jawabnya. Aku berpikir sesaat. Apa yang mau dia beri tahu? Namun aku tetap menurut. Keheningan melanda kami yang sibuk dengan pikiran masing-masing. (Kesalahan masih sama)
🍂🍂🍂
Sesuai dengan kesepakatan tadi di kelas. Dia mengajakku pulang bareng seperti biasa. Awalnya tak ada yang istimewa. Namun, aku mulai terheran ketika Raka berbelok memasuki gang-gang kecil yang bahkan terlihat kumuh. Bukan, tapi sangat kumuh. Aku pun berpikir keras. Mengapa Raka membawaku kesini? Tak lama, Raka berhenti di depan sebuah gedung bertingkat yang tampak tak terurus. Rumah siapa pula ini?
"Turun,"Ucap Raka. Aku menurut patuh. Raka pun membuka helm-nya. (Kesalahan masih sama. Gunakan huruf kecil setelah tanda koma)
"Ka, ini rumah siapa?"Tanyaku. Raka hanya tersenyum. Ia berjalan menuju pintu rumah tersebut dan mengetuknya perlahan. Tak lama, keluarlah seorang wanita paruh baya. Ia tersenyum gembira melihat kedatangan kami. (Kesalahan masih sama. Kalimat dialog yang diakhiri dengan tanda tanya, maka dialog tag-nya menggunakan huruf kecil)
"Nak Raka! Untung kamu datang. Anak-anak pada rindu sama kamu. Katanya pengen main sama-sama,"ucap wanita itu dengan nada gembira. Anak-anak? (Kesalahan masih sama)
"Iya buk, Raka juga kangen sama mereka. Ini Raka juga bawa temen, dia suka banget main sama anak-anak. Namanya Nana."Ucap Raka sekaligus memperkenalkanku. Aku tersentak kaget. Ibu itu tampak menjulurkan tangannya. Aku langsung menyalaminya. (Kesalahan masih sama)
"Nana, buk,"ulangku memperkenalkan diri. Ibu itu tersenyum. (Gunakan huruf besar pada kata Buk, karena menunjukkan kekerabatan. Kesalahan masih sama)
"Kalau ibu ini namanya Bu Wati. Dia yang ngurus panti asuhan ini. (Diakhir dialog harus menggunakan tanda petik)
Ternyata banyak anak-anak yang tinggal disini. Aku merasa sangat kasihan dengan mereka. Sudah tak ada orang tua, hidup mereka pun menderita. Mereka tetap tersenyum bahagia. Hal itu semakin membuatku bersyukur dengan hidupku ini. Melihat anak-anak sudah menjadi hal yang paling kusukai. Dan sepertinya Raka tahu hal itu dan mengajakku kesini. Ditambah mood-ku yang memang kurang baik. Sekilas, aku melirik kearah Raka. Ia tersenyum melihatku bermain bersama anak-anak panti. Senyuman yang rasanya memiliki banyak makna.
Eh, kali ini aku baru menyadari sesuatu. Pangeran berkuda putihku kini telah datang. Dan pangeran itu tertuang dalam wujud seorang Raka yang pengertian. Ternyata hidup ini penuh dengan kejutan dan juga penuh dengan pelajaran. Pelajaran yang kudapat hari ini bukanlah rumus fisika Pak Hartono, melainkan bersyukur atas apa yang kudapat dan bersabar atas segala yang telah ditakdirkan. Karena apa yang menjadi takdirmu takkan pernah tertukar dengan yang lain.
End
498 Word
Kritik :
Ceritanya menarik, apalagi judulnya itu lho, yang bikin kita penasaran sama isi ceritanya.Kesalahan cerita kamu terdapat di kata atau kalimat yang harusnya diitallic. Penggunaan kata yang seharusnya dipisah malah digabung.
Saran :
Lebih banyak membaca untuk melatih kemampuan menulis kamu dan banyakin juga baca tips-tips tentang kepenulisan. Sangat penting dalam akhir dialog diberikan enter atau spasi supaya pembaca tidak pusing dan menikmati alur ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event 1 [Cermin]
Teen FictionKumpulan cermin dari member Darkshines Writer Club.