chapter 4-tinju besi

930 92 0
                                    

"pelatihan fisik?!" ucap Noran dengan terkejut.

"ya, pelatihan fisik. sebelum tuan mulai berlatih seni beladiri, tuan harus memastikan tubuh tuan kuat terlebih dahulu. seminggu ini, kita akan melarih tubuh tuan dengan memindahkan kayu kayu itu." ucap Rudra.

Rudra menunjuk ke arah tumbukan balok balok kayu yang ada di samping pondok, ada puluhan balok kayu yang tertumpuk.

"tuan akan memindahkannya ke sana." ucap Rudra.

Rudra menunjuk ke arah sebuah gudang, jarak yang cukup jauh. dan ddngan ini, pelatihan Noran pun di mulai.

setiap pagi, Noran di haruskan memindahkan balok balok kayu ke dalam gudang, tubuh Noran terasa seperti remuk.

"ahh!! tubuhku terasa sakit sekali!" ucap Noran drngan lirih.

"mari tuan, jangan mengeluh. masih tersisa 6 hari lagi ssbelum pelatihan usai." ucap Rudra.

"bisakah kita membatalkan pelatihannya?" tanya Noran.

"tidak bisa tuan, kita harus melaksanakan latihan tuan." ucap Rudra.

pelatihan yang berat terus berlangsung. sementara itu, di tempat lain...

kastil kerajaan Kalaya...

seorang pria paruh baya duduk di atas singgasana, di temani ratu di sampingnya. dirinya memandang bawahannya yang sedang berlutut.

"bagaiamana? apakah kalian berhasil melacaknya?" tanyanya.

"belum tuan, kami kehilangan jejak mereka lagi." ucap sang bawahan.

"bagaimana bisa? bukankah kalian mengejar mereka tanpa henti?" tanya si pria.

"maaf tuan, mereka melarikan diri ke hutan mati, kami kehilangan mereka. saat ini, kami terus mencari keberadaan mereka." ucap sang bawahan.

sudah 6 bulan mereka mengejar pasukan kerajaan yang melarikan diri bersama Rudra, Rudra dan pasukannya melarikan diri ke hutan mati.

pasukan milik raja Ramsesh mengejar pasukan kerajaan hingga seperti saat ini.

dalam pikiran Ramsesh, dirinya merasa cemas dan khawatir. hanya Rudra, yang mengetahui keberadaan dari anak Hermes, dirinya merasa khawatir jika suatu saat bocah itu akan muncul.

"cari lagi, jangan biarkan satupun hidup." ucap Ramsesh.

"baik tuan." jawab sang bawahan.

dirinya menunduk dan keluar dari ruang tahta, di sampingnya, sang ratu mampu melihat kecemasan di raut wajah sang suami.

"tenanglah, kamu pasti akan segera menemukannya." ucap sang ratu.

"ya, tapi aku merasa cemas, jika anak itu muncul, ia akan berbahaya." ucap Ramsesh.

dari belakang kursi singgasana, sesosok hitam muncul, menampakkan dirinya.

sosok berjubah hitam dengan topeng putih tersenyum kosong, muncul di belakang Ramsesh.

"hish hish hish.. apa yang kamu takutkan?" ucapnya dengan suara yang pelan.

meski suaranya pelan, kesan dingin dan kejam tercermin dari ucapannya.

"anak itu, berbahaya, kita harus membunuhnya segera." ucap Ramsesh.

sosok hitam berpindah ke salah satu pilar, memandang ramsesh ddngan tatapan tajam.

"bukan hal yang mudah membunuhnya. ia berada di dunia tengah, banyak musuh kita di sana. terlebih, kita juga tidak tahu berapa pemburu yang berkeliaran." ucapnya.

archipelago : the lost kingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang