Sebuah lukisan tentang senja dan bunga lavender tergantung anggun di tengah ruangan kerja seorang pemuda. Sesosok tubuh tanpa jiwa tengah memandangi lukisan itu, dia adalah Xiao Zhan pemuda yang selama beberapa tahun terakhir mengunci diri dan hatinya di dalam rumah mewah bernuansa putih peninggalan keluarganya.
Dia hampir tidak sekalipun keluar dari rumah megah itu, hanya sesekali ke luar tepat pada tanggal itu dan hanya ke tempat itu.
Kaki jenjang melangkah agak cepat, masih terlihat tenang, tetapi hatinya sungguh sudah bergemuruh tak lagi bisa sabar, jika bukan karena pamannya datang berkunjung, mungkin sudah sejak pagi Xiao Zhan meninggalkan rumah.
"Tuan Muda, makan siang telah siap, makanlah sedikit sebelum Anda pergi." Seorang pelayan berusia separuh baya itu tampak begitu peduli dengan sosok majikan yang sepertinya sudah dia anggap sebagai anaknya sendri.
"Terima kasih, Bi, tapi aku rasa aku akan terlambat."
"Tidak ada kata terlambat, Nak, dia pasti akan tetap menunggumu." Senyum tulus terpancar dari wajah keriput yang sudah termakan usia. Mungkin, Bibi Lee adalah satu-satunya orang yang mengetahui semua rahasia hati yang Zhan sembunyikan selama ini. Walau di bibir berkata aku baik-baik saja, Bibi Lee tahu Zhan masih menyimpan sakit yang tak akan pernah ada obatnya.
"Aku pergi dulu, Bi." Zhan berjalan meninggalkan Bibi Lee menuju mobil yang sudah siap terparkir di halaman.
Angin sepoi-sepoi masuk ke dalam mobil yang kacanya sengaja Zhan buka. Aroma lavender semerbak mulai tercium saat mobil perlahan memasuki area gereja di mana taman lavender tepat berada di sampingnya.
Mobil berhenti tepat di depan gereja tua. Kelopak bunga mulai berjatuhan dari pohon tua yang tumbuh di halaman seolah menyambut kedatangan Zhan.
Kini dia kembali ke tempat ini lagi, di tahun ke empat setelah kepergiannya. Entah mengapa, dia dapat merasakan sosok Wang Yibo masih berada di sini, seolah terjebak dalam dimensi waktu yang terus terulang yang begitu melukai hati seorang Xiao Zhan.
Dia menatap diam dalam sendu bangunan tua itu, hingga tanpa sadar, cahaya senja telah menyeruak dari balik dedaunan, Zhan hanya berdiri bergeming dengan mata indah yang terus mengerjap berkali-kali--- menahan air mata yang akan jatuh.
Sekilas bayangan itu muncul kembali, membuka lembaran kisah yang begitu dia rindukan ....
_Lavender Promise_
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavender Promise (End)
FanfictionStatus: TAMAT "Xiao Zhan! Tunggu sampai aku membawakan seikat bunga lavender untukmu, saat itu tiba, kau adalah milikku." Pemuda yang dijanjikan itu hanya tersenyum malu-malu, tak tahu harus menjawab apa, tetapi satu hal yang dia tahu hatinya begitu...