Jangan lupa di vote
Makasih ^^Selamat membaca ❤️
"Mahesa? Siapa?" Nadin bertanya dengan wajah kebingungan. Di alam mimpi ini ia berjumpa dengan sosok lelaki gagah nan tampan, pemuda itu mengenalkan dirinya sebagai Mahesa. Nadin hanya tahu nama itu tanpa mengenal lebih lanjut siapa lelaki bertubuh tinggi ini, bagaimana latar belakang keluarganya atau sekedar tahu nama panjangnya.Mimpi dan tempat yang sama kembali terulang, jika ini hanya kebohongan rasanya terlalu nyata. Nadin terperanjat ketika beberapa jari-jemarin menyentuh pundaknya. Mahesa tersenyum manis, ada kehangatan di matanya.
"Kamu kenal aku?" tanya Nadin.
"Mengapa harus bertanya, bukankah kita selalu bertemu disini setiap harinya?" jawab si pemuda. Nadin terdiam. Mahesa masih menatapnya dengan mata dengan pupil cokelat tua itu.
"Ikut dengan ku sebentar saja," ucapnya seraya mengulurkan tangan kepada si gadis. Awalnya ia ragu, tapi Nadin pun memberanikan diri untuk menyambut uluran tangan milik Mahesa.
Tangannya hangat, seperti kenyataan. Namun keduanya hanya berada dalam dunia mimpi belaka.Gadis berambut panjang, terurai dengan jepit pita putih manis sebagai hiasan itu mengikuti si pemuda hingga sampai pada suatu taman yang luas dan megah dengan banyak bunga-bunga juga beberapa pilar serta pendopo seperti bangunan yunani kuno. Keduanya duduk berhadapan di sebuah kursi kayu, dengan ukiran cantik di setiap sudutnya.
"Aku menyukai mu," lontarnya. Nadin menatap mata Mahesa teramat dalam, gadis ini kebingungan. Pasalnya belum sempat ia memahami situasi yang terjadi diantara keduanya, kini ditambah lagi dengan pengakuan dari lelaki dihadapannya. Mimpi ini sama tetapi apa yang dibicarakan kali ini berbeda pikir Nadin.
"Aku tak tau kamu dimana." Kata-kata itu keluar dari mulut Mahesa.
"Aku mencarimu, tapi tak pernah bisa berjumpa," ujarnya.
"Aku lelah. Aku ingin bilang kalau aku menyukai mu sejak pertama kali kita bertemu," tambahnya tapi nadanya kali ini dipenuhi rasa sedih.
"Aku ingin, kita tidak hanya saling mengenal di dunia ini saja tetapi di dunia lainya juga," ujarnya pilu. Nadin masih membisu, tidak tahu harus menanggapi seperti apa.
"Apakah aku akan bangun lagi?" Nadin bertanya dengan suara teramat pelan.
"Bisakah kamu tidak berpikir bahwa kamu hanya bermimpi? aku ini nyata!" tegasnya, dengan pandangan kecewa Mahesa melepas genggamannya pada tangan lentik milik Nadin.
"Perasaanku pun bukan sekedar mimpi semata." ia berujar seraya menundukkan kepala.
"Mahesa ... aku...," obrolan keduanya terputus oleh suara alarm nyaring milik Nadin, perempuan itu terbangun. Peluh keringat semuanya membasahi tubuhnya. Ia duduk lalu terdiam beberapa saat, berusaha mencerna apa yang baru saja ia lewati.
"Tadi mimpi lagi," gumam Nadin.
"Aku lelah mengalami ini semua berulang kali!" kesal Nadin, jantungnya berdegup kencang tak karuan setiap kali ia terbangun dari mimpinya bersama Mahesa. Selalu begitu hingga membuatnya muak. Matanya menatap kedua telapak tangan yang kini kosong tak menggenggam apa-apa.
"Tapi rasa genggaman dan tatapannya nyata," gumam si gadis.
Air mata itu jatuh
Lagi dan lagi
Selalu begitu
Kamu tak tau siapa sosok pria tampan bernama Mahesa di mimpimu
Apakah dia hidup?
Apakah dia disini bersamaku?
Tapi nyatanya tidak, kamu tidak tahu menahu apakah itu hanya halusinasi dalam mimpimu atau memang dia nyata
Kamu pun bergegas pergi ke kamar mandi
Selesai membersihkan diri dan memakai pakaian lengkap
Kamu pun membuka macbook apel mu
Yaps jam masih menujukan pukul 3 pagi
Tapi entahlah matamu tak mengantuk
Dan pikiran mu masih di penuhi ucapan sang adam yang kamu lihat dimimpimuNama itu selalu terngiang-ngiang
Selama setengah tahun ini dan selama itu pula mimpi itu terus berulang menjadi sebuah mimpi buruk yang terus mengejar mu
Kamu membuka file diary mu di macbook
Dan mengetikan lagi mimpi yang kamu alamiSudah lembar demi lembaran terketik banyak kata, cerita, dan kejadian aneh pada mimpimu
Kamu pun mengingat kembali bagaimana mimpi itu terjadi
Kamu tak mengerti mengapa harus kamu yang mendapatkan mimpi aneh yang tak kunjung pergi
Kamu selalu berkonsultasi dengan beberapa teman perkuliahan mu yang anak psikologi
Mereka bilang itu hanyalah bunga tidur belaka ada juga yang menyarankan kamu untuk terapi agara lebih tenang
Semua sudah kamu lakukan dan tetap saja
Mimpi itu tak pernah hilang
Terus berjalan seperti waktuBersama orang yang sama walaupun terkadang suasananya berbeda
Kamu hanya mengetahui dia adalah Mahesa
Kamu tak tau dimana dia berada?
Apakah dia hidup ?
Dan siapa kah dia?Kamu pun semakin bingung
Semua pertanyaan di benak mu bahkan tidak terjawabSaat di alam mimpi kamu mencoba bertanya tetapi nihil kamu malah terbangun
Lagi lagi seperti itu
Kamu tak mengerti ada apa dengan kinerja otak mu, apakah rusak? Atau kamu memiliki gangguan mental ?
Aneh.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu | revisi
FanfictionMimpi yang terus berulang menjadi hal yang paling menakutkan untuk y/n sampai akhirnya dia bertemu sosok di mimpi tersebut di dunia nyata Terkadang y/n merasa ia berhalusinasi tentang lelaki pada mimpi nya tapi apakah dia benar berhalusinasi ? apak...