05

452 40 11
                                    

Disisi lain kerajaan

"Kemana bang Mahesa pergi dad?" tanya Kala

Yaps ini sudah hari ke-tiga Mahesa belum kembali ke Brevana (Brevenya)

"Kau tau Kala, abang mu yang satu itu sangat sulit untuk diam di istana ini" sahut Sultan Ameer

"Padahal ia sudah membuat janji untuk berlatih polo dengan ku dad" balas Kala sedikit merajuk

"Masih ada Ramzah atau Adnan yang bisa menemani mu Kala" Saut sang Kaka Azelia

"Tapi Bang Ramzah itu sibuk, apalagi Bang Adnan huh" balas Kala yang masih saja merajuk

"Ya aku sibuk karena mengurusi kerajaan Kala. lain kali kalau aku ada waktu, akan ku temani kamu main polo ya" ucap Ramzah pada Kala

"Aku pun temani kamu jika luang, jangan merajuk lagi kamu lah sedikit besar Kala" bujuk Adnan pada adik kecil nya itu

"Baiklah abang aku tunggu waktu luang nya" balas kala yang masih setia dengan merajuknya itu

"Jangan lah merajuk lagi ya" bujuk Fersya pada adik nya itu

"Iya kak " balas Kala yang sedang menyendokan nasi nya itu

"Anak soleh " puji Sang ibu yaitu Permaisuri Abidah

"Ayok lanjut lagi makan" Ucap Sultan Ameer

......

"Mahesa!" panggil mu kala hujan turun, petir pun ikut bersenandung dengan suara tajam dan kilat- kilat yang meletup- letup

"huft~! lagi-lagi mimpi dalam mimpi" ucap mu seraya terduduk di kasur hotel, kamu menatap sahabat mu Adelia yang tengah tertidur pulas

kamu pun meraih notebuk mu lalu kembali mengetik kisah tentang mimpi mu.
mimpi-mu yang tak jauh berbeda dari bisanya. malam sudah semakin menipis dan berganti pada terbitnya sang mentari, kamu tetap terjaga dengan notebuk mu dan masih setia mengetik kata demi kata dalam mimpi mu.

"mengapa aku tak bertemu dengan mu secara langsung mahesa?" tanya mu

"mengapa engkau  datang di mimpi dan mimpi lagi?" tanya mu kembali pada seonggoh angin yang beralalu lalang tak menentu

"mengapa kau tak datang menemui ku mahesa? padahal kau yang bilang untuk aku menunggu mu" rasa kecewa dalam hati mu seakan sangat menyesakan

"apakah harus menunggu mu ? lagi dan lagi?" tanya mu pada angin yang masih sama

"apakah pria itu sungguh kamu? pria yang bersalam sapa dengan bapak pemimpin negaraku, apakah itu kamu?"

"sungguh aku merasa gila"

"semakin gila hingga aku merasa kamu adalah mahluk mimpi buatan otak ku, kamu hanya khayalan halu ku mahesa...."

pikiran mu yang semakin kacau membawa mu tertidur kembali dan tak terasa membuat mu kembali bermimpi

pikiran mu yang semakin kacau membawa mu tertidur kembali dan tak terasa membuat mu kembali bermimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halu | revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang