ii. the flame

47 6 2
                                    

Sejauh ini, hariku baik-baik saja. Maksudku, pasti ada saja macam-macam penghuni Bluehouse yang menganggu, namun hari ini tidak begitu banyak. Aku lebih banyak bernapas lega dibanding menahan tangis di kamar mandi hari ini.

Omong-omong, aku berhasil melewati ujian biologi hari ini. Entah hasilnya akan seperti apa. Semakin memikirkan, kepalaku akan semakin berat, terasa ingin pecah. Dan aku benar-benar menemukan seorang Misty Barry di kelas Biologi. Dia duduk di sudut kelas dan tubuhnya terhalang oleh Bratty Elmore yang jauh lebih besar darinya, pantas saja aku tak pernah melihatnya. Misty terlelap selama ujian, entah sengaja atau tidak. Ia baru mengerjakan ujiannya tepat 5 menit sebelum waktu pengumpulan.

Misty hanya mengangkat alisnya saat berpapasan padaku tadi pagi dan kuasumsikan itu caranya menyapa orang.

Aku menutup pintu loker dengan perlahan, memastikan bahwa tak ada yang terlupakan. Setelah mengunci, aku berniat ingin ke ruang olahraga untuk bertemu Tim karena kami telah membuat janji.

"Yo, loser," aku menoleh dan mendapati Misty yang berada di belakangku dengan membawa setumpuk kotak yang entah berisi entah apa. "Bisa bantu aku membawa kotak-kotak sialan ini?"

"Kau ingin kemana memangnya?" Tanyaku.

Kulihat Misty memutar matanya sembari menahan kotak-kotak itu agar tak jatuh. "Siapa yang peduli! Ingin bantu aku atau tidak?" Serunya.

Aku meringis kecil dan buru- buru mengambil beberapa kotak di bagian atas sebelum susunannya rubuh. Aku bisa dengar helaan napas kasar dari Misty, "Maaf."

"Aku ingin ke ruang olahraga. Si gundul rusia itu minta di bawakan ini," jelas Misty kemudian. Ia tengah membicarakan Mr. Ivanov, guru olahraga kami yang memang menyebalkan.

"Kebetulan aku ingin ke ruang olahraga juga."

"Biar kutebak," Misty menatap datar kedepan seraya berpikir, "Janji dengan si idiot kurus itu, huh?"

Aku tertawa kecil,"Ding! Ding! Kau benar!"

Kami meneruskan perjalanan dengan obrolan ringan yang di penuhi umpatan Misty. Mulut gadis itu di penuhi banyak sekali kata kasar dan aku harus menyesuaikan diri. Obrolan kami juga sedikit canggung karena Misty berbicara sekenannya saja, terkadangvia terdiam tiba-tiba dan membuatku berpikir keras kalau-kalau aku salah bicara atau bagaimana.

Sebelum mencapai ruang olahraga, Mr. Ivanov muncul dari kamar mandi laki-laki. "Thank god!" Misty berjalan cepat menuju Mr. Ivanov dan aku berusaha menyamai langkahnya. Mr. Ivanov kelihatan tidak senang begitu melihatku dan Misty yang tengah berjalan menuju kepadanya.

"Aku tidak menerima keributan disini, Barry," tegasnya.

Kulihat Misty mengernyit. "Apa?"

Mr. Ivanov menggelengkan kepalanya sebelum melihatku lamat-lamat. Ia memasang wajah sok terkejut kepada Misty dan lagi-lagi menggelengkan kepala. "Barry, berani-beraninya kau membawa Handerson kemari hanya untuk bertengkar denganku. Dengar, nak, dia anak baik-baik dan jangan hasut dia dengan jalan pikirmu yang sudah kelewat jalur."

Misty melirik padaku dan memutar bola matanya. "Apa sih yang salah denganmu? Sudah cukup kau mengerjaiku dengan kotak-kotak sialan ini." Misty memindahkan kotak-kotak tersebut ke tangan Mr. Ivanov dengan kesal. "It's over, okay? Aku tidak mau mendengar omong kosongmu dan permintaan anehmu itu lagi. Serius, aku ingin tahu apa yang kau makan di Russia hingga menyebabkan otakmu tak berfungsi dengan baik? Dan, Oh! Jangan lupa soal rambutmu."

Aku menggigit bibirku, menunggu reaksi dari Mr. Ivanov. Misty sepertinya tipikal manusia yang tak pernah menyaring apa yang akan ia katakan.

"Barry, kau dapat D!"

Once Upon A Time In A Fucking BluehouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang