3.5K 440 9
                                    

- In every single night that i had, i've whisper his name just like a thousand time. Without any doubt, i trust him with all of my heart -

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹

Felix berdiri di dalam salah satu bilik toilet, memegangi jantungnya yang sampai saat ini masih berdetak kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix berdiri di dalam salah satu bilik toilet, memegangi jantungnya yang sampai saat ini masih berdetak kencang.

Sensasinya aneh, menggelitik, tapi Felix suka.

Dia tidak terganggu sama sekali, malah dia ingin merasakannya lebih sering daripada sekarang.

Seperti ada jutaan kupu-kupu yang terbang menyentuh ruang kosong diperutnya.

Felix sangat-sangat suka.

Sentuhan permukaan kulit Changbin yang lembut, mampu mendobrak pertahanan Felix. Apalagi durasinya tidak sebentar, dada Felix terasa hangat hingga ruamnya menyebar ke wajah.

Lantaran Felix tidak ingin Changbin melihat wajahnya, Felix melarikan diri. Menjauh sejauh mungkin dari sisi dominan Changbin. Menetralkan degupan, menarik oksigen, dan mengistirahatkan emosinya barang sekejap.

Changbin terlalu dominan,

Felix takut dia kelewat terpukau.

Niat Felix memang ingin mendekati Changbin, tapi bukan seperti ini.

Felix pemalu, dia lebih nyaman melakukan pendekatan lewat sosial media.

Memakai foto kartun, lalu menyapa Changbin dan melancarkan aksinya.

Tapi eksistensi Changbin terlampau berlaku, Changbin lebih dulu menghampiri Felix.

Walau Felix tau Changbin melakukannya dengan tidak sengaja, tetap saja Felix berdebar.

Kelewat bahagia dan hangat rasanya.

Ah semoga saja Changbin tidak mendengar detak jantungnya yang berdebar kencang tadi. Jika iya, Felix mau mengubur diri saja, ketimbang menanggung malu.

Felix membuka pintu bilik yang ia jadikan tempat mengistirahatkan jantungnya, tapi sial, begitu ia membuka pintu bilik, sosok Changbin yang tegap berdiri didepannya.

Damn, damn, damn!

Changbin berdiri dengan kedua tangan yang menyilang, menatap datar Felix yang diam-diam meringsut takut.

"Gue mau make toiletnya." Ucap Changbin dengan nada dingin.

Shit, hanya mendengar suara Changbin yang berat saja sudah membuat tubuh Felix bergetar.

Kenapa dia jadi selemah ini?

"Iya kak, maaf. Tapi Felix udah selesai kok." Balas Felix takut-takut.

"Minggir."

•_•

Felix berlari kecil mencari-cari Jisung. Kepala beberapa kali menyembul lewat jendela kelas yang ada, mana tau temannya itu ada di salah satu kelas yang ia lihat.

Tapi tidak ada.

Ah, Jisung ini kemana sih?

Tubuh Felix ambruk di sebuah kursi yang terletak di pinggir koridor. Kakinya lemas, rambutnya lepek. Felix mengusap keringat yang menetesi wajahnya, mengumpati Jisung yang tiba-tiba saja tidak bisa ditemukan.

Felix akhirnya merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel, lalu mendial nomor Jisung.

Tersambung.

"Apasi nelpon-nelpon?"

"ICUNG DIMANA SIH? ORANG NYARIIN NGGA KETEMU-KETEMU!"

"Di kelas Kak Mino. Sini aja kalo butuh."

"Tungguin disana!"

Berikutnya Felix kembali berlari, ketempat yang tadi Jisung sebutkan.

•_•

Tubuh mungil Jisung ditabrak keras oleh Felix yang jangkung. Remaja lelaki itu sedikit oleng kebelakang, tapi segera ditahan Mino.

Felix memeluk Jisung, tidak memperdulikan roman terganggu yang Jisung tampilkan.

"Lepasin setan, nafas gue sesek!" Jisung mencubit lengan Felix.

Felix memberengut, tak urung melepaskan pelukannya pada Jisung.

"Icungg, tadi Felix ketemu Kak Changbin."

Dahi Jisung berkerut, menatap Felix dengan pandangan aneh. "Ya terus urusannya sama gue apaan? Lagian elo ketemu Changbin bukannya seneng, malah muram begini. Kenapa sih?"

"Ketemu Changbin dimana Lix?" Mino ikut bertanya. Pasalnya tadi Chan serta Hyunjin heboh di grup, bilang Changbin hilang.

"Ketemu di perpus kak." Jawab Felix. "Jisung ih! Ngga ngerti banget. Gue seneng bisa ketemu Kak Changbin, tapi gue takutttt!"

Jisung tertawa, Felix rewel sekali. Persis bocah berusia 5 tahun yang sering ia temui di lingkungan kompleknya.

"Takut gimana sih? Emangnya Changbin setan?"

"Felix takutt, Kak Changbin mukanya galak banget!"

Mino yang mendengar gerutuan Felix mau tak mau ikut tertawa.

Changbin galak? Darimananya?

"Iyaaa, Kak Changbin serem tau, Felix kan jadi takut mau nyapa dia. Jangankan mau nyapa, deket dia aja badan Felix udah panas dingin." Felix mengerucutkan bibir. "Ngga jadi deh Felix deketin Kak Changbinnya. Takutttt!"

"Loh, Felix mau deketin Changbin?" Tanya Mino kaget.

Felix mengangguk kecil, "Tadinya iyaa, tapi keburu takut sama Kak Changbin. Serem!"

Wah, Felix mau deketin Changbin ya?

Hehe, boleh juga nih.

Samar, Mino tersenyum dengan pandangan tak lepas dari Felix.

•_•

TBC
A/N

Hai gais, im bek

Don't forget to leave a vote

HALCYON || Changlix√ [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang