Aku berusaha berpikir positif tentang ini. Tapi bagaimana aku bisa berpikir positif kalau orang yang ada di hadapanku sekarang ini adalah seorang Min Yoongi yang terkenal akan kenakalannya itu.
Setelah dia menginjak rotiku yang terjatuh itu, aku berusaha berpikir kalau mungkin saja dia kesal karena aku belum meminta maaf padanya. Mungkin saja dia orang yang sensi. Walaupun pemikiran-pemikiran buruk mulai muncul di pikiranku.
Baru saja mulutku akan mengucapkan permintaan maaf, hal yang lebih tak terduga lagi terjadi. Dia merebut paksa roti yang masih ada di tanganku dan langsung membantingnya ke lantai lalu menginjaknya hingga roti itu sudah tak berbentuk lagi.
"Perempuan kok makannya banyak! Cih!" sarkas Min Yoongi.
Emosiku mulai meluap-luap. Apa yang dia lakukan sudah kelewatan. Tak hanya menginjak makanan orang. Dia juga mengataiku dengan pedasnya dan juga di depan umum.
Setelah mengataiku dengan amat sangat tak berperasaan itu dia langsung berbalik arah dan pergi begitu saja. Tanpa meminta maaf ataupun setidaknya memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
Aku yang sudah kehilangan kesabaran pun memberanikan diri. Entah apa yang sudah kupikirkan sampai-sampai tanganku bergerak mengangkat kaleng cola yang masih ku pegang dan melemparnya tepat ke kepala bagian belakang Min Yoongi. Cola itu benar-benar tepat sasaran.
"Kau ketinggalan satu!" nyaliku benar-benar besar dengan mengatakan ini.
Oh Tuhan! Dosa apa yang pernah kubuat? Aku tak mengerti mengapa aku bisa melakukan hal ini. Setelah begitu emosi dengan melemparinya kaleng cola, aku kembali menciut saat Min Yoongi berbalik menoleh dan melihat cola yang mengenai kepalanya. Dia lalu menatapku dengan sorot matanya yang tajam.
Dia berbalik arah dan melangkah kembali ke arahku. Jantungku mulai berdegup kencang. Aku mengatupkan bibirku yang mulai gemetar. Keringat dingin mulai jatuh di pelipisku.
Saat dia berada tepat di hadapanku, kedua tangannya langsung menarik kerahku dan matanya menyorot kedua mataku dengan tajam. Tatapannya seperti ingin membunuh orang.
Murid-murid yang berkumpul di sekitar jadi semakin ramai. Mereka berbisik-bisik dan menatapku dengan tatapan kasihan yang tak bisa ku definisikan. Mereka tampak ingin membantuku tapi aku paham mengapa tak ada satu pun di antara mereka yang mau maju untuk menolongku. Sudah tampak jelas kalau mereka semua takut berhadapan dengan seorang Min Yoongi.
Memangnya apa yang kuharapkan. Sejak dulu bukankah memang selalu begini nasibku. Hanya mendapat rasa kasihan tanpa pertolongan.
Aku menutup mataku. Perasaan takut menghantuiku. Ketika dimana perasaan menakutkan itu semakin kuat, seseorang datang dan terdengar suara pukulan keras. Genggaman di kerah bajuku terlepas dan aku terjatuh karena kakiku sudah sangat lemas. Tak lama aku jatuh pingsan.
*_*
"Yewon-ah, bangunlah!"
Aku mendengar suara samar-samar. Mataku mengerjap menyesuikan cahaya yang masuk. Kepalaku terasa pening mungkin karena berbaring terlalu lama. Rupanya Sojung ada di sampingku. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Ternyata aku sedang berada di UKS.
"Sojung-ah, apa yang sudah terjadi?"
"Oh! Yewon-ah! Kau sudah bangun? Kau mengagetkanku dasar!"
"Memangnya apa yang terjadi?"
"Kau pingsan tadi. Maafkan aku, harusnya tadi aku ikut bersamamu ke kantin. Kau pasti sangat ketakutan. Apakah sekarang sudah tak apa?"
"Ah, aku pingsan. Hmm, sekarang aku sudah tak apa."
"Syukurlah."
Aku tersenyum untuk meyakinkan Sojung bahwa aku baik-baik saja. Aku melihat jam dan ternyata sudah lewat 30 menit sejak bel pulang. Ternyata aku pingsan lama sekali.
Aku mengingat kembali kejadian di kantin tadi. Tadi benar-benar menakutkan. Seorang Min Yoongi yang diceritakan teman-teman itu. Saat ia menatap mataku dengan tajam, aku kembali merasakannya. Sesuatu yang 2 tahun terakhir ini sudah mulai hilang dariku. Tapi mengapa aku merasakan sesuatu yang berbeda?
"Yewon-ah, ayo kita pulang sekarang! Aku akan mengantarmu pulang."
Suara Sojung yang kembali menginterupsi membuyarkan pikiranku. Aku mengangguk untuk menanggapinya.
"Oh ya, saat aku pingsan tadi siapa yang membawaku kemari?"
Aku tiba-tiba teringat saat tepat sebelum pingsan. Min Yoongi melepaskan cengkramannya pada kerah bajuku setelah aku mendengar sebuah pukulan keras. Apakah dia dipukul oleh seseorang?
"Ah, Jungkook yang membawamu kemari."
"Jungkook?"
Ya ampun! Demi kerang laut ajaib! Bukankah aku ada janji nonton dengan Jungkook sepulang sekolah. Aku mengecek ponselku dan terdapat pesan dari Jungkook. Ia mengatakan kalau nontonnya lain kali saja tak apa. Dia juga memberiku ucapan agar cepat sembuh.
*_*
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevermind [Min Yoongi X Kim Yewon]
RomanceSeorang gadis yang populer tapi memiliki masa lalu yang amat memilukan. Apa yang akan dia lakukan ketika bertemu dengan seorang lelaki yang membuatnya mengahadapi masa-masa sulit?