Story

122 64 24
                                    

Mungkin untuk sebagian orang, kekayaan merupakan segala-galanya, tetapi tidak juga banyak orang yang merasa itu sebagai petaka atau ancaman bagi hidupnya. Ayah Aleta mempunyai segalanya, harta, keluarga, perusahaan, hidupnya sangat diidam-idamkan banyak orang. Banyak yang iri kepada keluarga mereka, terutama kepada ayahnya.

Suatu hari, Aleta sedang berjalan-jalan di sekitar rumahnya, seperti biasa menikmati sejuknya udara sore bersama teman-teman sekitarnya. Saat hendak pulang, Aleta tiba-tiba didekap mulutnya oleh seorang lelaki dewasa tinggi berbadan besar. Orang itu mengangkat Aleta dan memasukkannya ke dalam mobil. Ia dibawa ke sebuah rumah kecil dan ditempatkan di salah satu kamar. Tidak ada yang melihat. Menjelang malam, Aleta belum kunjung pulang, ibunya pun merasa sangat khawatir, ia pun memutuskan untuk mencari Aleta keluar. Sampai pada akhirnya, kira-kira pukul 10 malam, ayah Aleta ditelpon oleh nomor yang tidak dikenal. Ternyata orang itu adalah pria yang menculik Aleta sore tadi, ia meminta tebusan uang yang jumlahnya sangat besar dan mengancam untuk tidak melapor kepada polisi. Penculik itu memberi tahu tempat dimana ayahnya harus memberikan uang tersebut. Ya, tempat itu merupakan tempat Aleta disekap. Ibunya pun menangis, ia takut terjadi apa-apa dengan Aleta. Tak berfikir panjang tentang keselamatan anaknya, Ayah Aleta pun menelpon polisi dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh penculik tersebut. Ternyata orang tua Aleta sudah menyusun rencana bersama polisi, supaya polisi dapat menangkap penculik tersebut.
Saat sampai di tempat, ayah Aleta dengan membawa uang tebusan digiring oleh penculik tersebut untuk masuk ke dalam rumah dan melihat anaknya.

Awalnya semuanya terasa baik-baik saja. Dan ternyata penculik tersebut sudah mengetahui ayah Aleta menghubungi polisi. Ibu Aleta pun mengendap-endap masuk ke dalam rumah tersebut, para polisi pun sudah berjaga mengawasi jika ada hal-hal buruk terjadi. Akhirnya Ibu Aleta pun berhasil mengamankan Aleta dan membawanya keluar rumah. Di balik jendela luar, ibu dan Aleta mengintip untuk melihat keadaan ayahnya di dalam rumah tersebut. Dan ternyata ayah Aleta sudah disekap dan ditodong pistol. Dengan cepat polisi yang sudah menyusup ke belakang bersiap untuk menembak pencuri tersebut. DOR!!!! DORR!! Terlambat, peluru penculik tersebut menembus bagian kepala ayahnya. Selang sepersekian detik peluru kedua menembus penculik tersebut. Seketika suasana hening dan waktu pun seakan-akan berhenti. Aleta yang saat itu berumur 7 tahun, melihat dengan mata kepalanya sendiri ayahnya tertembak dan jatuh ke lantai berumuran darah. Ibunya yang juga melihat kejadian tersebut, tak kuasa menahan beban tubuhnya, jatuh seketika.

***

Sesudah kejadian tersebut, Aleta dan ibunya harus menerima segala kenyataan tersebut. Kehidupannya seperti berputar 180o , ibunya tidak bisa menanggung biaya kehidupannya sendiri. Hari-harinya dijalani dengan luka. Ibunya menjadi sangat terpukul dan sering berdiam diri. Terkadang, Aleta melihat ibunya duduk di tempat tidur sambil menghadap ke jendela, dengan muram. Lalu seketika menangis. Tidak terbiasa tanpa sosok seorang ayah, Ibu Aleta bingung bagaimana menjalani kehidupannya ke depan. Ia tidak bekerja, tetapi harus menghidupi dirinya dan anaknya.

Hari-hari berlalu, keadaan semakin memburuk. Hutang dimana-mana dan ya, keadaan ibunya menjadi sangat buruk. Ibunya Aleta sering terlihat sangat ketakutan dan kejadian itu terus menghantuinya.
Sampai pada akhirnya ibu Aleta menyerah pada keadaannya. Di pagi hari yang cerah, sinar fajar menelisik masuk di sela-sela tirai jendela yang membuat Aleta terbangun. Ia pun dengan enggan membuka tirai jendelanya. Di sisi lain, ia tidak tahu bahwa ibunya berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Semalaman ibunya tidak tidur karena dihantui dengan perasaan cemas dan bimbang memikirkan kelanjutannya hidupnya.

Dengan rasa kantuknya, saat Aleta membuka tirai jendela, ia melihat seseorang terjun dengan mata kepalanya sendiri. Bruk, Aleta pun terkejut dan bergegas berlari keluar rumah untuk memastikan keadaan. Ia takut bahwa ada seorang pencuri masuk dan kabur dari lantai dua rumahnya. Ketika ia sampai, seketika waktu terasa berhenti, melihat ibunya tergeletak tak bernyawa bersimbah darah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Balik Jendela Ku Melihat KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang