Aroma Sasuke yang membuatku menangis

2.1K 165 19
                                    

🍎

Hinata menghela napas, kepalanya sedikit pusing saat mencium hal-hal baru yang ia temui.
Hinata memang terlihat seperti gadis pada umumnya, dia cantik, manis, punya senyum yang menawan, dia juga makan, tidur, dan hidup layaknya manusia biasa. Hanya saja, dia memang berbeda.

Mungkin Tuhan memberikan beberapa keistimewaan kepada manusia yang tidak dimiliki oleh manusia lain. Seperti indra ke6 yang mungkin sebagian manusia tak mempercayainya.

Hinata tidak punya indra keenam, mungkin indra kelima, atau mungkin ke empat, ketujuh atau entahlah, yang jelas ia istimewa. Hinata dianugrahi sebuah indra penciuman yang sangat tajam.

Awalnya memang sulit, Hinata sering muntah dan pingsan setiap mencium hal-hal baru yang ia temui, bukan hanya bau makanan, tapi tumbuhan, hewan, manusia dan segala sesuatu yang ada didunia ini Hinata mampu mengingat dan mengetahui semuanya hanya dengan bau yang masuk kedalam hidungnya.

Hari ini Hinata resmi menjadi mahasiswi diUniversitas Izanagi, dan ini adalah hari pertamanya mengikuti mata kuliah disini. Tentu hal itu membuat Hinata sedikit kewalahan karna bertemu dengan bau yang berbeda-beda.

Sebenarnya Hinata sudah belajar untuk mengendalikan dirinya, hanya saja ada beberapa bau yang tidak Hinata sukai, yaitu bau orang sombong, bau orang munafik, dan baru orang yang suka berbohong. Baunya sangat busuk hingga Hinata rasanya mau muntah. Karna semua bau itu keluar dari mulut mereka yang suka menyombongkan dirinya. Termasuk orang yang suka bohong dan munafik hatinya.

Bagi Hinata bau manusia itu berbeda-beda, sejak manusia lahir, mereka sudah memiliki bau tubuh yang khas, namun bau itu bisa berubah seiring dengan perubahan hati dan jiwanya. Maka dari itu Hinata lebih baik menghindar dari orang-orang yang mengubah baunya sendiri menggunakan hatinya yang kotor.

"Tck, aku sangat tidak suka berada disini, disini dipenuhi oleh orang-orang yang berhati buruk.. lebih baik aku pergi..,"

Hinata beranjak, ia menghela napas setelah keluar dari ruang kelas. Bibirnya melukis senyuman saat diluar kelas begitu segar dan manis. Itu berarti disini lebih banyak manusia dengan hati baik, mereka tersenyum dan berbahagia bersama teman-temannya.

Hinata menarik napas dalam,
"Mmmmm... bau ramen.... bau roti bakar.. membuatku lapar..,"

***

Hinata terbiasa sendiri, karna Hinata orangnya sedikit pemilih, dia hanya mau berteman dengan manusia yang baunya cocok dengan indra penciumannya saja.

"Aku suka bau tanah yang basah, mungkin disini lebih baik..," ucap Hinata sambil duduk ditaman kampus.

Setelah beberapa minggu disini, ia sudah bisa beradaptasi. Hanya saja Hinata belum menemukan bau yang cocok dengan dirinya, membuat Hinata sering kabur saat ada seseorang yang mengajaknya berteman. Bukannya sombong, hanya saja Hinata tidak mau mengambil resiko jika kepalanya pusing karna sering berdekatan dengan bau yang tidak cocok dengan dirinya.

"Kalau begini terus, aku yang akan mencari teman yang baunya cocok untuk----," kalimat Hinata terputus, matanya terpejam seiring dengan hidungnya yang mencium sesuatu.
"---mmmm.. bau ini.... seperti bau bunga berwarna merah..,"

Hinata berdiri sambil mengendus-endus, bibirnya tak henti-hentinya tersenyum,
"Aku sangat suka bau ini...,, aku harus mencarinya..,"

***

Hampir 50meter Hinata berjalan menuju taman sisi selatan mengikuti aroma itu. Padahal sudah sejauh ini, tapi Hinata belum menemukan orang yang ia cari. Namun Hinata yakin, orang itu ada disekitar sini, karna aroma bunga berwarna merah ini semakin kuat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

23Juli🌻27DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang