Dirimu Penyemangat Baru Bagiku

20 0 0
                                    

Panas matahari semakin terik saja, membuat semua orang yang lalu lalang menundukkan kepala tak kuat menahan sengatannya.

Semua atlet telah siap berbaris, mata mereka tertuju padaku karena memang, diriku telat lima menit tidak seperti biasanya.

"Maaf kak, saya ada kepentingan mendadak."

"Sudah. Langsung gabung saja." tegas kak Naufal yang baru-baru ini menjabat sebagai ketua cabang pencak silat tua ini.

Dengan santai diriku memasuki barisan kosong.

Siddiq, adalah nama yang Ibu dan Ayahku berikan padaku. Simpel dan mudah diingat seseorang apalagi sama mantan. Kebanyakan teman-temanku memanggilku Sid, kadang juga mereka suka mengejek dengan panggilan Diq namun dengan hukum tajwid yaitu memakai kolkolah kubro.

Tak masalah mereka memanggilku apa, karena diriku yakin kedua orang tuaku memberi nama anaknya pasti yang terbaik dan bermanfaat bagi semua orang di sekitarnya.

🐾🐾🐾

"Saya selaku ketua di sini, akan mengumumkan bahwa kejuaraan pencak silat akan diselenggarakan dalam waktu empat bulan ke depan." jelas kak Naufal di depan semua anggota.

Akhirnya, namun diriku masih ragu Tuhan bisakah diriku mengalahkan terlebih dahulu teman dekatku yang ada di sini? Bismillah ... pasti bisa!

Aku bangkit setelah pengumuman tentang kejuaraan selesai.

"Sid!" teriak seseorang di belakangku. Aku berbalik dan mendapati Rizal, bagiku dia musuh di balik selimutku.

"Iya Zal?"

"Mau tanding sama siapa?" tanyanya diakhiri senyum licik andalannya.

"Belum tahu." jawabku singkat.

Dia mengangguk, "Gue bisa jadi lawan lo, meski emang dulu gue kalah. Tapi untuk sekarang gue udah mempersiapkan semuanya."

Lucu. Sekarang atlet yang bernama Rizal ini, dengan tekunnya ia latihan setiap pagi dan malam ternyata hanya ingin mengalahkanku. Cih! Apa dia ingin balas dendam?

"Ok." kuterima tantangannya.

Rizal tersenyum miring merasa puas dan begitu saja meninggalkanku.

🐾🐾🐾

Hari yang dinantikan pun datang, semua atlet telah siap mengalahkan lawannya di gelanggang.

"Kita akan lihat, siapa yang berhak lanjut ke kejuaraan selanjutnya. Untuk mengharumkan nama perguruan kita semangat ...!" teriak menyemangati pembawa acara, yaitu Kak Dini.

"Semangat ...!" teriak semua anggota yang menjadi penonton meramaikan gelanggang menggelegar.

Rizal Galih Saputra adalah musuh sebenarnya bagiku di gelanggang sekarang.

Nomor urutan tanding telah kuketahui, 13 kutunggu dengan tak sabar di tempat keramaian ini.

🐾🐾🐾

"Kepada nomor urut 13, dipersilakan memasuki gelanggang." perintah seseorang menggunakan speaker dengan lantang. "Kita sambut ini dia, Rizal Galih Saputra melawan Siddiq!!"

Keramaian kembali menggelegar menyambut diriku dan lawanku, mencoba santai untuk kedua kalinya diriku melawan Rizal yang dulu kalah olehku. Namun kini diriku tak pasti akan memenangkan pertandingan ini.

Gong ....

Suara pukulan goong dipukul menandakan pertandingan dimulai, kulihat gerak gerik Rizal dengan santai sampai pukulan yang tak kusangka mengenai perutku. Masih santai ... satu poin untuknya.

Kumpulan Cerita MiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang