Akuntansi 2

16 1 0
                                    

Tak pernah hening dalam sedetik pun.  10 Akuntansi 2 selalu menjadi murid terheboh di dalam kelasnya, namun di luar mereka lupa bahwa daratan masih terinjak dengan wajah tegang semua penghuninya keluar kelas.

Mengapa? Karena pelajaran Akuntansi sangatlah mengharukan. Tidak jadi Balance, maka datanya kita hapus bersama-sama dengan jeritan kecewa. Kenapa bisa bersama? Kalian bisa berpikirlah satu orang pintar pasti yang lain juga pintar. Dengan kata kunci menyontek punya orang pintar.

"Ndah, jurnal punya lo ada di si Rohman tuh!" teriak Maesaroh atau biasa dipanggil Ma' e.

"Ihh ... bawa sana!" sebal Saidah.

"Mana mungkin seorang Saidah, menghampiri Rohman sang mantan pujaan." celetuk Nurul.

Gelak tawa terdengar menggelegar di bawah sinar matahari yang menyengat tubuh para pelajar teladani.

"Cihuy Rohman, Saidah!" gurau Fikri menggoda Rohman yang hanya bisa senyum mesem. Yang pasti bukan senyum pelet tuh.

"Apaan sih! Mantan dikenang," sindir Saidah enteng.

"Ngomong aja lu, masih berharap Ndah."

"Rohman, jangan digantung mulu tai. Bibi Saidah super cantik ini telah menunggumu lama untuk bisa kembali menemani." sang puitis muncul ke permukaan.

"Apaan sih!" sebal Saidah menahan malu bin ngarep si Rohman peka terhadap rangsang wkwkwk.

"Kalian itu ya, bisanya bercanda mulu." sela Tina dengan bibir khasnya yang mungil terlihat lucu comel kaya lumba-lumba yang lagi konser ditonton anak TK.

"Ini tuh belum Balance, Nurul ...." rengek Sarah pusing tujuh keliling.

Tedy yang memang naksir kepada Sarah senyum malu-malu, hingga tak disangka hidungnya maju mundur alon-alon.

"Santai aja kali-kali. Biar badan menjadi segar tambah bugar mata pun tidak jadi buram." protes Nurul.

Kembali kelas heboh dengan candaan dari Rohman dan Juliet, ett dah maksudnya Saidah gitu. Disambung dengan Tedy yang mencoba mencuri hati Sarah, namun dengan terpaksa Sarah mengungkap bahwa ia memilih calon imam kakak kelas di banding cowok sekelas, ahsiapp santuy.

"Cinta ditolak dukun bertindak, Sar!" teriak Nurul antusias.

"Jangan berpacaran. Langsunglah bertunangan," jelas Sarah masih menundukkan kepala tak ingin menatap mata gelap segelap aspal yang masih mendidih milik Tedy Bearnya.

"Ini kode dari Sarah, Ted!" goda Tina nyengir kuda. Karena lumba-lumbanya tenggelam menghilang.

"Siap, nanti aku ke rumah." sungut Tedy.

"Hanya wacana forever." akhir kata dari Siti Sarah membuat Tedy Firmansyah murung berdenyut-denyut. Ini belum ke rumah sudah ditolak, ke rumah? Diusir sama Mamanya wkwkwk.

Kumpulan Cerita MiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang