8.problem.

1.4K 120 4
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya ya kawan" sekalian💜
.
.
.

Jimin mengulum permen lolipop dengan hikmat sambil memandangi lapangan dari lantai 4. Ia tersenyum mengejek saat melihat nana berdiri ditengah lapangan dan menjadi tontonan satu sekolah. Puas rasanya melihat  gadis itu tersiksa dan dipermalukan.

"Hyung,bukan kah itu kim nana?". Tanya jungkook.

Jimin hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh. Lalu tersenyum lagi "bodoh" bisik jimin.

Tepat setelah mrs yuna datang dan menarik nana, jimin mengangkat satu alisnya lalu menghela nafas layaknya orang kecewa.

"Pengganggu". Gerutu jimin.

"Guru itu akan terkena masalah atau mungkin sudah terkena masalah? Sepertinya hampir ". Monolog jungkook.

"Masalah apa?". Tanya kim taehyung yg entah sejak kapan seudah berada disebelah jimin.

"Aku dengar nana masuk dalam murid pengecualian disekolah ini". Jawab jungkook.

"Pengecualian? Apa maksudmu?". Kali ini jimin yg bertanya. Dan hanya dibalas gerakan bahu acuh tak acuh dari jungkook.

Jimin berdecih lalu pergi meninggalkan jungkook dan taehyung yg saling menatap seakan akan saling bertanya 'kenapa?'.

Bel berbunyi menandakan waktu pergantian jam mata pelajaran. Entah sudah bel keberapa yg jelas Nana masih tetap terpaku diruang kesehatan bahkan setelah waktu istirahat berakhir. "Terlalu egois" ucapnya spontan.

Pintu ruang kesehatan terbuka mempersilahkan udara luar masuk mengisi kesejukan disetiap sudut ruangan. "Kim nana kau kenapa disini?". Itu namjoon, teman jimin  sekaligus kakak kelas ku.

"Ah a-aku hanya lelah".

"Kau masuk dalam daftar pengecualian kan?. Apa kau lelah setelah dihukum?". Tanya namjoon.

"K-kau tau dari mana aku termasuk-".

"Aku ketua osis jadi tentu saja aku tau". Jawab namjoon dengan senyum diakhir kalimat.

Namjoon duduk dikasur yg kosong didepan nana. Ia hanya menatap nana yg kini sedang menunduk sembari menatap kakinya yg menggantung diatas lantai.

"Ada masalah? Ingin bercerita?". Tanya namjoon.

Nana menatap namjoon lalu mulai membuka mulut "a-a ah tidak jadi". Ia mengigit bibirmya sendiri lalu berdiri untuk keluar ruang kesehatan lebih dulu.

Tungkai nya melangkah melewati anak anak tangga menuju rooftop. Sambil menggigit kuku jarinya ia membuka pintu rooftop, hembusan angin menyambutnya menerbangkan helaian rambut hitam nana. Nana menyembunyikan helaian rambut yg berantakan itu kebelakang telinganya lalu berjalan menuju kursi kosong dipojok rooftop.

Tas selempangnya ia taruh disebelahnya lalu ia megeluarkan sebotol air minum dan beberapa jenis obat yg telah ia kemas rapih.

"Hampir saja aku lupa".

BRAKK*

Pintu terbuka tiba tiba dengan kencang, sanking kencang nya obat yg ada ditangan nana jatuh kelantai.

"HUAAAAAAAAAAAAAAA!" Teriak orang tersebut.

Nana refleks mengumpat dibalik kursi yg ia duduki karna sanking terkejutnya dengan teriakan yg nyaring tsb.

"ah membosankan, sekolah sangat membosankan". Oceh org tersebut.

Nana mengintip lewat sela kursi. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan kembali bersembunyi dibalik kursi.

Regret || Park Jimin FfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang