I'm Sorry , I Love You
" Bagaimana sekolah mu akhir-akhir ini a-xian ?" buka lelaki paruh baya pada sosok pemuda berusia 17 tahun di depannya.
" hmm ,, biasa saja , seperti biasanya ayah " balas pemuda bernama Wei Wuxian sambil mengoleskan selai ke rotinya.
" lalu , apa kau sudah punya rencana untuk melanjutkan kuliah dimana ?" sang ayah –Wei Chang Tse- kembali bertanya kepada putra semata wayangnya.
" hmm , entah lah , aku sudah melakukan apapun yang aku ingin kan dan kulakukan , jadi aku tidak tahu , mungkin aku tidak akan melanjutkan kuliah kemanapun dan memilih menghabiskan waktu sampai akhirnya tiba " ucap nya ringan tanpa menyadari perubahan raut wajah dari sang ayah , bahkan sang ibu – Cangse San Ren- sudah menangis dalam diam di counter dapur. Suasana sarapan pagi itu pun mendadak suram akibat ucapan dari pemuda dengan senyum secerah matahari itu, bagi Wei Wuxian sendiri , dirinya bukan tidak sedih saat mendengar vonis dokter mengenai akhir hidupnya yang hanya tinggal beberapa bulan, tapi dari pada terus meratapi nasibnya lebih baik dirinya menghabiskan waktu dengan melakukan apa yang dia mau dan dia lakukan , dengan begitu ia akan mati dengan tenang dan tanpa penyesalan, pikirnya.
" Oo , ini sudah jam 11 , aku akan berangkat sekarang " melirik jam yang berada di belakang ayahnya , Wei Wuxian buru-buru menghabiskan sarapannya dan segera berangkat.
" Aku Berangkat "
=Gusu Academy=
" Hei Hei jangan ribut, sebentar lagi Pak Tua Qiren akan memasuki kelas, jika dia mendengar kelas ini sangat ribut saat dia berada dilorong , akan ku pastikan kita akan berakhir di kolam dingin hutan belakang sekolah " Jiang Cheng berujar mengingatkan teman-temannya, mengingat jam pelajaran guru paling ditakuti di sekolah ini sebentar lagi akan mengajar dikelasnya.
Mendengar apa yang wakil ketua kelas itu katakan , kelas yang semula ribut itu langsung senyap seketika. Tak lama pintu kelas pun terbuka, menampilkan seorang pemuda tampan bak giok dengan ekspresi yang amat datar. Melihat siapa yang memasuki kelas, seisi kelas langsung menghela nafas lega.
" Ya tuhan , Hang Guang-Jun, jika kau ingin menakuti kami , kau sangat berhasil , oh jantungku , jantungku , aku menyesal sempat menahan nafas tadi" seru Nie Huaisang sambil mengelus dadanya lega.
" ketua , dimana Qiren Laoshi ? "
" Beliau tidak hadir kekelas karena ada rapat dewan , dan aku punya pengumuman untuk kalian " balas Lan Wangji , pemuda tampan nan datar dan irit yang menjabat sebagai Ketua Kelas itu langsung menyerahkan selembaran yang dia dapat dari MingJue Laoshi kepada Jiang Cheng.
" hmm , ini pengumuman mengenai festival olahraga bulan depan"
" Hei Hei sudah kubilang jangan ribut , mengapa kalian ribut kembali sih ? cepat diam atau aku akan membukam kalian semua dengan kapur tulis ini" perempatan siku-siku muncul di dahi Jiang Cheng saat mendengar seisi kelas kembali ribut. Saat kelas kembali senyap Jiang Cheng kembali membacakan pengumumannya.
" Jadi , untuk pertandigan di festival olahraga bulan depan , kelas kita mendapatkan Sepak bola dan Basket untuk laki-laki, Tenis untuk perempuan dan Volley untuk campuran. "
" MingJue Laoshi sudah mendata setiap anak sesuai dengan kelompok olahraganya, aku akan menuliskan nama-namanya, dan jika ada yang keberatan atau ingin merubah kelompok nya , bilang padaku atau ketua saat aku selesai menuliskan nama-namanya" Jiang Cheng mulai memeriksa nama-nama tersebut , dan menemukan namanya masuk kedalam kelompok Sepak Bola sebelum kemudian menuliskan nama-namanya dipapan tulis.
" Jiang Xiong , apakah boleh jika tidak ikut pertandingan apapun dan hanya menonton ? " suara Nie Huaisang kembali terdengar
" tidak " ini Lan Wangji yang menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Tale of Wei WuXian and Lan Wangji
Fanfichanya sekumpulan cerita tentang WangXian couple