PROLOG

1.5K 96 4
                                    


Terlihat tiga remaja tengah berjalan bersama menuju sekolah mereka. Hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru. Dan ketiga remaja ini bersiap memulai masa SMP mereka hari ini. Besar dan tumbuh bersama dana akan segera melewati masa puber bersama. Mereka adalah sahabat sejak kecil, Han Seungwoo, Kim Wooshin dan Cho Seungyoun.

Dua teman Wooshin sedang menyeberang jalan, sedang dirinya masih sibuk mengobrak-abrik isi tasnya, memastikan tak ada yang tertinggal.

"Wooshin, cepat!"

Wooshin menoleh pada kedua temannya yang sudah berada diseberang sana. Wooshin langsung menyeberangi jalan, padahal lampu bagi para penyeberang jalan akan segera mati dalam beberapa detik lagi.

7

6

5

4

3

2

1







































































BRUK!
































"WOOSHIN!!!"















































Seungwoo dan Seungyoun duduk dikursi tunggu. Tak jauh terlihat beberapa orang dewasa berlarian dengan wajah pucat karena ketakutan. Orang-orang itu berhenti tepat didepan Seungwoo dan Seungyoun. Seungyoun menoleh dan langsung berdiri. Sedangkan Seungwoo masih diam ditempat dengan tatapan kosong. Seorang dokter dengan beberapa suster yang keluar dari sebuah ruangan menarik atensi semua orang yang ada disana. Sepasang suami istri yang habis berlari tadi melangkah cepat mendekati dokter, diikuti Seungyoun di belakang mereka.

"Kalian keluarga pasien?" Tanya dokter itu.

"Iya, saya ayahnya!" Sahut papa Kim cepat.

"Bagaimana keadaan anak kami dok? Bagaimana keadaan Wooshin?" Sahut mama Kim tak sabaran.

"Maaf...,

Pasien kehilangan banyak darah. Dan pasien mengalami benturan keras dikepalanya. Maaf, kami kehilangan dia. Kami sudah berusaha"

Mata mama Kim melebar dan tangannya bergerak membungkam kedua mulutnya. Papa Kim membawa tubuh bergetar mama Kim kepelukannya guna menenangkan. Mendengar penuturan dokter, kaki Seungyoun terasa lemah dan tubuhnya jatuh terduduk dilantai. Sedang Seungwoo masih tak bergerak dikursi tunggu, tapi matanya meneteskan cairan bening dengan kedua tangan terkepal.

"Dasar bodoh! Berani-beraninya dia mati tepat didepan mataku. Memangnya tidak ada cara lain buat pergi?" Gumamnya pelan.

Hati Seungwoo benar-benar sakit. Seungwoo memukul-mukul dadanya dengan tangan kanan yang terkepal sambil menggigit bibir menahan sakit dihatinya. Sakit karena ditinggal sahabatnya?

Ya,

Sahabatnya...









































































TBC

Ini dulu aja ya...
Chapter 1 akan segera menyusul
Males ngetik gua

Monday, November 25, 2019

Loving with Angel ✔ [Seungwooseok/Seuncat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang