- Bagian 6 -

48 13 2
                                    

‘Ah cowo ini mau ngapain lagi si’ eluh Dhita. “ Apa lagi?” sambil membalikkan badan
“ Maaf ya, udah bikin kepala lo sakit”

Kaget, ternyata cowo yang ada di depannya ini bisa minta maaf juga, dikirain cuma bisa nyakitin doing, eh ternyata nih cowo peduli juga.

Dhita menutup pagarnya. El yang melihat itu langsung pergi melaju meninggalkan rumah Dhita. El memang cuek, tapi kalo sesuatu sudah melibatkan dirinya, ia mungkin juga akan menjadi orang yang lebih peduli.

Lelah, Dhita masuk ke kamarnya dan langsung berbaring di atas kasur Doraemonnya. Entah apa yang terjadi hari ini rasanya kesal kenapa ia bisa sampe bertemu dengan kakak kelas nyebelin itu, walapun memang ga sepenuhnya nyebelin.

TOK...  TOK...
“ Masuk bi”
“ Non nih bibi bikinin susu coklat hangat kesukaan non.. bibi taro disini ya”
“ Makasih bi, tau aja deh kalau Dhita lagi pengen banget minum itu bi”
“ Tentang Non.. pasti bibi tahu dong, yaudah bibi tinggal ke bawah lagi ya”

Selagi meminum susu coklatnya, Dhita mengingat bagaimana kejadian tadi bisa terjadi, seorang primadona, Kak El yang benar-benar mau untuk mengurus surat perizinannya untuk pulang dan mengantarnya sampai rumah, siapa coba yang gamau di anter sama cowo sepopuler Kak El?

“ Manis juga ya tuh cowo”
“ Ehh gak gak gak mungkin, ih apaan si gue, tadi gue ga mikirin dia kan?

Tanpa sadar Dhita memang memikirkan El, sifatnya yang memang cuek tapi ternyata bisa peduli juga, Dhita tidak sepenuhnya marah ke El karena telah membuat dirinya pingsan, juga tidak sepenuhnya menyalahkan El, El tetap bertanggung jawab atas perbuatannya, dan Dhita senang.

Di sisi lain, El juga diam-diam memikirkan Dhita, baru kali ini El benar- benar memikirkan seorang perempuan, ya tahu lah karena ia popular.

Perempuan- perempuan lain bisa dia dapetin dengan mudah, tapi El bukan tipe cowo seperti itu. Kali ini dia benar-benar ingin mengenal lebih jauh perempuan yang ia gendong tadi.

“ Manis juga ya tuh cewe, gue penasaran dia siapa ya?”

Bahkan El tidak tahu siapa nama perempuan yang dia gendong tadi. Kalo saja tadi mereka tidak cek-cok mungkin mereka bisa saling berkenalan.

El senang, tapi ia belum mau menyadari kalau senangnya dia karena memikirkan Dhita.

Semalaman Dhita menolak untuk terhanyut memikirkan El, nyatanya memang sosok El mampu membuat pikiran Dhita terarah padanya.

Dhita dalam perjalanannya ke kelas.

“ Hey”

Suaranya deep voice seorang cowo yang tak asing bagi Dhita. Ya benar suara Kak El, ‘mau apa dia?’ Tanya Dhita dalam hati.

“ Gimana kepala lo?, masih sakit?”

Dhita bingung. Nih cowo awal- awal juteknya minta ampun, sekarang jadi perhatian gini. Tapi Dhita senang.

“ Gausah sok perhatian” Jawab Dhita
“ Kalo gue perhatian sama lo, salah?”
“ Gamau diperhatiin sama orang kaya lo”
“ Kalau gitu gua sayang aja gimana?”

Cowo ini jago memang bikin Dhita salah tingkah tak karuan.

“ Udah ah gue mau masuk”
“ Nanti gue anter pulang ya Dhit”

Langkah Dhita terhenti, darimana ia tau namanya padahal mereka sama sekali belum berkenalan.

Dan kenapa tiba-tiba cowo ini jadi peduli dengan dirinya?. Entahlah itu urusan El dengan Tuhan saja yang tahu.

“Jahat lo Ris, kemaren gue pingsan lo kemana”
Omelan Dhita yang baru saja sampai ke kelasnya dan meletakkan tas di atas meja

“ Yee tapi seneng kan lo, di gendong sama Kak El”
“ Kenapa gak lo aja sih yang gendong gue?”
“ Hih males banget, lo berat”
“ Nahann lo sama temen sendiri”

Jam pelajaran pertama dimulai. Rasanya Dhita ingin cabut saja di mata pelajaran ini. Tak menyenangkan. Membosankan, eluh Dhita.

TOK..  TOK...
“ Permisi bu.. Ada Dhita?

Siapa ya kira - kira yang nyariin Dhita?
Just keep on Scrolling..

ElandroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang