5

485 94 0
                                    


(Name) sedikit berlari kearah Kise yang terlihat sedang menangis. Tentu saja, Kaijou kalah dari Seirin.

Melihat kekalahan Kise sedikit mengingatkannya pada kekalahan Kirisaki Dai Ichi beberapa waktu lalu. Tapi Kise berbeda, mereka kalah dengan cara terhormat tidak seperti Hanamiya yang selalu melakukan hal seenaknya.

Dia menyakiti lawannya dengan cara licik.

"Ah (Name)-cchi kau sudah datang. maaf ya, kau jadi melihatku begini. Aku jadi tidak terlihat keren lagi sekarang -ssu."

(Name) tersenyum menenangkan saat melihat Kise yang berusaha menghapus air matanya.

"tak apa Kise-kun, bagaimana kalau aku mentraktirmu makan siang?"

Kise tersenyum cerah sambil refleks memeluk (Name).

"Aahh~ Kalian memang mirip -ssu."

(Name) sedikit kebingungan dengan kalimat dari Kise. Mirip? Mirip siapa?

Tapi dia segera membuang pemikiran aneh dari kepalanya. Mungkin saja yang di maksud Kise adalah ayahnya.

***

(Name) duduk sambil menunggu pesanan datang. Meraka sedang berada di sebuah restoran keluarga tempat (Name) dan ayahnya biasa makan.

"Ne, (Name)-cchi. Apa kau benar-benar berpacaran dengan Hanamiya? Sejak kapan? Siapa yang lebih dulu mengungkapkan perasaan? "

(Name) yang serang melamun sedikit kaget dengan pertanyaan Kise. Dia pikir Kise tidak akan bertanya hal seperti itu di saat-saat seperti ini.

Wajahnya sedikit menghangat karena malu.

"Dibanding siapa yang duluan mengungkapkan perasaan. Aku lebih tidak mengerti sejak kapan hubungan kami di mulai. Aku satu sekolah dengan Makoto-kun saat kami masih Sekolah dasar. Dan setelah kejadian itu kami berpisah. Aku tidak pernah bertemu dengannya dalam waktu yang lama. Kurasa Kise-kun juga sudah mendengarnya. Alasan kenapa suaraku menghilang. Dan ayah juga selalu membatasi pergaulanku. Tapi saat masuk SMA aku bertekad untuk masuk sekolah umum. Dan disana aku bertemu lagi dengannya. Lebih tepatnya akulah yang mencarinya. Dan akhirnya kami begini, aku tau alasannya karena dia ingin melindungiku."

Kise menatap jauh kedalam matamu. Dia kemudian tersenyum kecut.

"(Name)-cchi sangat beruntung ya. hubunganmu dengan teman masa kecilmu berakhir baik. Yaah walaupun Hanamiya begitu, tapi aku percaya dia menyayangi (Name)-cchi."

(Name) Tidak terlalu mendengar perkataan Kise. Karena perhatiannya hanya pada ekspresi Kise yang seperti ingin menangis. Dan jika tidak salah tadi walaupun sesaat, dia mendapat tatapan aneh dari Kise padanya.

Tidak- bukan aneh. Itu lebih terasa menakutkan.

Tapi lagi-lagi (Name) membuang jauh pemikiran itu. Kenapa dia harus takut. Seharusnya (Name) bersyukur karena Kise satu-satunya orang yang mau berteman dengannya setelah suaranya menghilang.

"Aku ingin Kise-kun bersemangat lagi seperti biasanya. Tapi karena aku tidak bisa memainkan biola ku disini, bagaimana jika aku meminta izin untuk memainkan piano disana? Apa Kise-kun mau dengar?"

Kise tersenyum lebar. Dan langsung menarik tangan (Name) kearah piano.

"Tentu saja. Aku sudah lama tidak mendengar permainan pianomu setelah ulang tahun (Name)-cchi."

(Name) tersenyum hangat. Dia senang karena bisa melihat temannya kembali bersemangat.

---

Syuutt

Hug

(Name) kaget saat seseorang tiba-tiba menariknya dan memeluknya. Tapi wajahnya memerah saat mengetahui jika itu adalah Hanamiya.

"Sudah kubilang untuk menjauhinya bukan"

Kalimat dari Hanamiya terdengar santai tapi (Name) dapat merasakan aura tidak menyenangkan diantara Hanamiya dan Kise.

Tatapan yang tadi sempat Kise berkan padanya kini tertuju pada Hanamiya.

Tatapan itu membuat (Name) berhenti bergerak. Bayangan-bayangan yang coba dia lupakan kembali kekepalanya. Kenangan menakutkan itu kembali.

"(Name)? (Name) Hei. (Name) Bernapas."

"(NAME)/(Name)-cchi!!!"

Dia kehilangan kesadarannya.

🐰🐰🐰




Silent (Hanamiya x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang