The wound in my heart

5.1K 379 27
                                    


.
.
.
.

Seorang pria bernama Han jinyung, memaku tatapan lekat pada sang istri.
Menghela nafas lelah berkali - saat sang istri hanya mengacuhkan ucapannya.

" Bagaimanapun juga, dia anakmu  seulbi'ah... Jangan begini, dia sudah menjadi kakak yang baik untuk Jungkook, bukankah itu cukup, untuk setidaknya mendapat sedikit perhatian dari mu?"

Lagi... Wanita itu mendengus sebal. Selalu benci saat harus berdebat dengan suaminya hanya karna anak yang tak di inginiannya.
' Dari awal dia lahir, dia slalu membawa masalah untukku'

" Bukankah sudah berkali - kali kita membahas ini Oppa? Dan juga, bukankah sudah kutegaskan kalau aku tak peduli padanya, kenapa sekarang Oppa melakukan hal seperti ini, memaksaku untuk peduli padanya? Apa oppa tau Dulu aku sangat ingin melenyapkan anak sial itu, aku slalu benci melihatnya, masa lalu kelamku, ada pada anak itu? Aku tid __ aku " seulbi menghela nafas panjang, menghalau sesak yang mulai ia rasakan.

" Aku slalu mencoba untuk setidaknya, peduli, atau paling tidak mencoba menjadi ibu yang baik untuknya , tpi saat melihat wajah anak itu, aku seperti melihat lelaki sialan itu, lelaki yang tega meninggalkanku dan mencampakkanku setelah menghamiliku.." nafas Seulbi memburuh, saat kenangan menyakitkan itu harus kembali terbesit dalam ingatannya.

" Tapi itu semua bukan salah Taehyung, seulbi. Anak itu tak bersalah. Justru anak itu adalah korban. " jinyung menangkup wajah istrinya, mengelusnya penuh kasih sayang.

" Bagaimanapun, Seorang anak adalah Anugerah dari tuhan, seulbi.. Tolong setidaknya peduli padanya, dia masihlah seorang anak yang butuh kasih sayang seorang Ibu " jinyung menarik tubuh Isteri nya untuk ia dekap se erat mungkin.

" A_aku akan mencoba untuk peduli.. Tapi, maafkan aku Oppa! Aku tidak bisa untuk tak menbencinya.. Maaf __"

Yah, seulbi telah lama mencoba untuk melawan kebencian pada anaknya, namun sia - sia. Karena kenangan kelam itu masih tersimpan dihatinya.

Dan tanpa mereka sadari...

Taehyung mendengar semuanya...
Mendengar, bagaimana kalimat kebencian itu terucap dari ibunya.

Dan ia cukup mengerti, bagaimana selama ini perlakuan kasar ibunya, caci dan makian yang ia terima, serta perbedaan bentuk kasih sayang antara ia dan sang adik, adalah karena ibunya tak mengharapkan kehadirannya. Ia hanyalah anak dari lelaki yang entah siapa, namun begitu bejat telah menyakiti ibunya.

" Hikss __ eom_ eommah.. Mianhe" dan anak itu menangis semalaman memikirkan betapa kejam hidup ini mempermainkannya.

....




Keesokan paginya, perubahan drastis terjadi pada sikap Taehyung.
Dia lebih sering mengabaikan Jungkook, tatapan matanya kosong, seakan binar selama ini yang ada dimatanya hilang begitu saja, ia juga lebih sering berdiam diri sekarang.

Seperti saat ini, anak berumu 14 tahun itu hanya diam menikmati makanannya, mengabaikan tatapan penuh tanya dari ayahnya, bahkan Jungkook hanya mendapat anggukan darinya saat ia mulai berbicara sesuatu padanya.

..

Sepulang sekolahpun, ia tak seperti biasanya.

Jika biasa dia akan tertawa bermain dengan Jungkook, maka kali ini ia hanya berdiam diri di taman belakang rumahnya, menatap hamparan tanaman yang tertiup angin sore hari.

" Taehyungie" sapaan lembut itu membuatnya tersadar, dan menoleh tepat dimana ayahnya berdiri dibelakang.

Jinhyung mendekat, duduk tepat disamping Taehyung.

" Akhir - akhir ini kau tampak berbeda. Apa ada masalah...? Mau cerita dengan Appa ?"

Taehyung nampak terdiam. Entah mengapa ia jadi menyesal telah menguping pembicaraan ibunya dengan sang ayah malam itu. Karena, hatinya terlampau sakit, lebih sakit dari tamparan atau pukulan ibunya saat sedang memarahinya, terlebih lagi saat mengetahui jika ia hanyalah anak yang tak di inginkan oleh ibunya. Taehyung seperi ingin... Mati saat itu juga.

" Hey.. Appa bertanya Taehyung.. Kenapa diam? " jinyung mengusap kepala anaknya, yah bagaimanapun, Taehyung hanyalah seorang anak yang menjadi korban. Ia tak menyalahkan taehyung, juga tak menyalahkan sang istri.. Hanya takdir yang lerlu di keluhkan disini.

" Apakah selama ini Taehyung salah, Appa ? Apa taehyung salah telah lahir di dunia ini?"

Dan pertanyaan itu cukup membuat Jinyung terkejut.

" hey, bicara apa kamu, salah apa, kamu___"

" Tae sudah dengar semua appa, semuanya, hikss ma_ malam itu, Tae tak sengaja melihat Appa dan Eomma, lalu  mendengar semua, tentang aku yang bukan anak appa , tentang eomma yang beberapa kali berusaha melenyapkan aku waktu masih di dalam kandungannya, aku dengar semua ayah, hiks. Tapi apakah aku pantas disalahkan, saat mengingat aku adalah pihak yang tak tau apa - apa? " dan Taehyung menangis tepat didepan jinhyung, anak itu menatap sang ayah dengan mata yang penuh luka.

" Taehyungie, dengarkan appa.... ini semua ___"

" Taehyung sekarang paham, selama ini semua kemarahan, pukulan, tamparan dari Eomma , itu semata - mata karena bentuk kebencian drinya.... bukan karena Taehyung nakal, dan Taehyung juga tau, kenapa Jungkook mati - matian dijaga dan disayang oleh Eomma, sementara Taehyung tidak. Bahkan saat Jungkook mengalami gagal ginjal, Eomma dengan kasar menarikku kerumah sakit, agar aku menjadi pendonor untuk Jungkook, tanpa memikirkan kondisiku kedepannya, hikss.. Aku sudah mengerti sekarang Appa  hikss _"

Jinyung sakit , sakit mendengar perkataan memilukan dari anak yang berada dihadapannya ini.
Anak yang sudah berusaha untuk ia sayangi, anak yang sudah ia besarkan walaupun Isterinya mati - matian membenci.

Ia menarik Taehyung ke dalam pelukan eratnya. Mengelus punggung bergetar itu, sekaligus membisikkan kata maaf berulang kali.

Hingga jantungnya dibuat berhenti saat erangan kecil keluar dri bibir Taehyung.
Jinyung menangkup wajah anak itu, yang memang sedari tdi cukup pucat.

Tangan Taehyung pun tak berhenti meremas bagian tubuh dimana, sudah tak ada satu ginjal disana.

Dan detik berikutnya, saat tatapan Taehyung meredup. Jinyung tau bahwa anak itu butuh psrtolongan.
Dengan segera, jinyung menggendong sang anak dan berlari, melewati Sang isteri yang nampak terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.

Jinyung Terus melangkah dengan cepat, menuju mobilnya, namun perkataan lirih Taehyung, membuatnya seakan terhenti sesaat.

" Appa.. Bukankah lebih baik, _ a _aku mati saj _ jah...?"







TBC...


Waw.. Lama tak apdet KWKWKWKWKWK. HALOW SMUA😂😂🙏 KANGEN TIDAK?

SAD STORY [ KIM TAEHYUNG] book2. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang