The Wedding

3 0 0
                                    

Berada di acara pernikahan memang menyenangkan ya? Semua orang terlihat ikut berbahagia, merayakan hari bersatunya dua insan manusia. Apalagi di acara pernikahan pasti makanannya enak-enak, tapi sayangnya aku tidak bisa segera melahap blueberry cheesecake yang lezat di meja seberang itu. Karena saat ini aku harus menemani orang tua ku beramah tamah sebentar, err.. oke, sekitar satu jam pertama semenjak kami sampai di tempat lebih tepatnya. Walaupun perutku sudah penuh dengan full course yang disajikan saat makan malam tadi, tapi dessert enak (apalagi blueberry!) itu lain cerita.

Aku kembali melihat jam tangan ku, "oke, sekitar 15 menit lagi, kau bisa melakukan ini Vellya", aku menyemangati diriku sendiri di dalam hati entah untuk ke berapa kali, aku tak tau. Memang beginilah resikonya jika ayahmu adalah seorang raja, kau harus bersiap memasang muka senang bertemu dengan banyak orang walaupun mereka tidak ada hubungannya denganmu. Saat ini saja ayahku sedang disapa oleh menteri pertahanan dan hukum, tuan Pearls.

"Ada apa Vellya? Apa gaunmu tidak nyaman?" bisik ibuku yang mengenakan gaun berwarna merah wine beraksen pita-pita dengan berlian-berlian merah kecil itu sambil menatapku khawatir.

Aku yang mengenakan gaun tanpa lengan berwarna abu-abu berhiaskan berlian putih dengan aksen pita besar di depan di bagian pinggang yang sewarna dengan warna gaun ibuku menatap ke diriku sendiri, "Ehm, yah, sedikit..." kataku mengakui. Gaun yang kukenakan memang sedikit tidak nyaman, mungkin ini terakhir kalinya aku mengenakan gaun tanpa lengan. Pada sesi makan malam resmi tadi saja rasanya tanganku sudah kram karena tidak bisa bergerak dengan bebas. Tapi aku mempunyai banyak gaun tanpa lengan yang cantik dan sayang sekali jika tidak digunakan, mungkin lebih baik kutarik kembali kata-kataku yang sebelumnya.

"Tapi kau tidak kedinginan, kan? Tanya ibuku lagi

Ah, ternyata itu yang beliau khawatirkan, aku kemudian menggeleng sambil tersenyum meyakinkan kalau aku baik-baik saja. Karena rambutku kubiarkan tergerai, paling tidak leherku tidak merasa dingin. Ibuku, Naomi Dillard, memang sangat perhatian pada segala detail. Aku belajar banyak darinya untuk selalu memerhatikan sekitar dan tidak melewatkan hal-hal kecil.

Pernikahan Sheila Morris ini memang diadakan di akhir bulan Januari dimana dinginnya musim dingin masih sangat terasa mengigit, tapi aula sebesar ini sepertinya memiliki penghangat dengan teknologi terkini karena sama sekali tidak terasa seperti musim dingin. Aku menatap sekeliling dan menemukan tempat dimana kedua mempelai sedang beramah tamah dengan beberapa tamu, melihat betapa bahagianya mereka membuatku ikut merasa senang dan mau tak mau tersenyum. Dekorasi yang digunakan juga lucu menurutku, ah, dan juga makanan yang disajikan juga terlihat lezat semua. Tepat setelah aku kembali ingin memakan cheesecake (yang kembali memanggil), ibuku memberi isyarat kepadaku untuk pergi.

Bagus, itu artinya mereka harus membicarakan hal kenegaraan yang saaaaaanggatt penting dan aku tidak perlu tahu. Aku mengenali Menteri Keamanan Negara, Alonso Perls dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Hans Dinsdale diantara beberapa orang yang berdiri di sekeliling orangtuaku. Dengan isyarat tadi pun aku segera beranjak untuk segera menjemput blueberry cheesecake yang enak itu.

Aku baru saja makan sepotong cheesecake yang sangat enak itu sampai aku memikirkan aku harus bertanya dimana mereka mendapatkannya, karena mungkin saja aku bisa memakannya lebih banyak nanti ketika tiba-tiba pundakku ditepuk halus oleh seseorang dibelakangku. Setelah merapikan tampilan wajahku sekilas, aku kemudian berbalik dan menemukan wajah yang tidak asing.

"Paman Morris!" seruku terkejut melihat orang yang dibelakangku. Well, technically, he's not my uncle, tapi karena dia sudah seperti keluarga bagiku, aku memanggilnya "paman", beliau adalah ayah Sheila yang menikah hari ini.

"Kenapa malah menyendiri disini?" godanya sambil tersenyum usil

"Godaan cheesecake" ujarku meringis, sambil memakan kembali sesuap cheesecake kedua

Our Precious MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang