SEBELAS

12 1 0
                                    

"Ini teh mu.." ucap icca menyerahkan gelas berisi teh pada arlan. Hari ini adalah hari minggu dan arlan tidak pergi kekantor. Sejak kejadian hari itu situasi diantara arlan dan icca menjadi kaku.
Setelah memberikan teh pada arlan, icca kembali kedapur untuk membantu riani membuat sarapan.
"Icca kau ini.. arlan sudah menunjukan perubahan sikapnya padamu tapi mengapa kau seperti ini.." ucap riani. "Jika saja dia bisa meyakinkan diriku bahwa dia benar2 serius dengan perasaannya padaku.. tapi kakak sampai hari ini aku tidak yakin dengan itu.." ucap icca. "Suatu saat kau akan mengerti icca.. tidak mudah baginya untuk membagi setiap rasa sakit yang dia alami selama ini.." ucap riani.
semua orang sudah ada dimeja makan untuk sarapan kecuali arlan. "Dimana arlan.. apa dia tidak akan sarapan.." ucap alfin. "Dia ada dikamar kak.. aku akan bawakan sarapannya kekamar.." ucap icca.
Icca membawakan sarapan untuk arlan kekamar. "Arlan ini sarapanmu.." ucap icca. "Tidak aku tidak lapar.." ucap arlan. "Kau harus makan.." ucap icca. "Tidak.." ucap arlan masih sibuk dengan buku yang sedang dibacanya. "Baiklah.. aku juga tidak akan makan.." ucap icca duduk dikursi berpura2 marah. Arlan bangkit dan mendekati icca "kita makan bersama.." ucap arlan. Icca mengangguk, icca dan arlan makan bersama dalam satu piring. Setelah menghabiskan sarapan mereka, icca terlihat gelisah. "Ada apa icca... mengapa kau terlihat gelisah.." ucap arlan. Icca menatap arlan "arlan maafkan aku.. aku tidak tahan dengan situasi seperti ini.. kita berdua seperti orang asing saja.." ucap icca. Arlan memegang tangan icca dan menatap matanya. "Icca berikan aku kesempatan aku akan meyakinkanmu.." ucap arlan. Icca tersenyum dan mengangguk. "Kalau begitu izinkan aku memelukmu sekarang.." ucap arlan. "Tidak kau harus menangkapku dulu..." ucap icca berlari keluar. Arlan mengejar icca, icca tertawa "dasar payah kau bahkan tidak bisa mengejarku.." ucap icca. "Jika aku berhasil menangkapmu kau harus menciumku juga yaa.." ucap icca. Mereka berdua berlarian seperti anak kecil dengan tawa yang mengembang dibibir mereka. Alfin, riani, aninda dan tuan dirgantara saling memandang satu sama lain, mereka merasa heran melihat icca dan arlan yang bersikap seperti itu. Icca berlari kebelakang tuan dirgantara. "Haaa ayah tolong aku putramu itu akan memukulku.." ucap icca tertawa. "Hey kemari kau icca.." ucap arlan. Icca kembali berlari keatas dan arlan mengejarnya. "Aku tidak pernah melihat arlan tertawa lepas seperti itu.." ucap alfin. "Sepertinya hubungan mereka mulai membaik.." ucap tuan dirgantara. "Akhirnya adikmu yang payah itu jatuh cinta juga.." ucap riani pada alfin.
...
...

Icca tiba2 berhenti dan menatap kearah balkon kamar. "Ada apa icca.." ucap arlan. "Arlan lihat.. rubby datang.." ucap icca. Icca terlihat sangat bahagia saat melihat kupu2 merah muda yang ia beri nama rubby. "Ayo arlan.." ucap icca menggandeng tangan arlan. "Ma.. maaf.." ucap icca gugup. "Hey.. rubby pergi..." ucap icca melihat kupu2 itu terbang menjauh. "Icca... mungkin rubby kesini untuk melihatmu.." ucap arlan. "Untuk melihat kita berdua.." ucap icca. Arlan tersenyum mendengar ucapan icca. "Kau tau arlan dulu hana selalu bertanya padaku mengapa aku begitu menyukai kupu2 dan aku tidak pernah bisa menjawabnya.." ucap icca. "Aku tau jawabannya.." ucap arlan. Icca  menatap arlan "apa jawabannya.." ucap icca. "Kau selalu merasa bahagia saat kupu2 terbang kearahmu, bagimu tidak ada hal lain yang lebih membuatmu bahagia selain itu. Karna itu kau selalu mengejar kupu2 saat dia menjauh karna kau tidak ingin kebahagiaanmu lenyap. Itulah sebabnya kau sangat menyukai kupu2.." ucap arlan. Icca tersenyum "kau benar arlan... tapi sekarang tidak lagi.." ucap icca. "Mengapa.." ucap arlan. "Karna sekarang satu2nya kebahagiaanku adalah dirimu.." ucap icca.

Gadis Kupu KupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang