SEPULUH

14 1 0
                                    

"Apa kau bertengkar lagi dengan arlan" ucap tuan dirgantara. "Tidak ayah.." ucap icca. "Lalu mengapa kau kelihatan sedih.." ucap tuan dirgantara. "Ayah.. aku tidak sedih.. justru aku merasa sangat bahagia.." ucap icca. "Mengapa.." tanya tuan dirgantara. Icca duduk bersimpuh didepan tuan dirgantara dan memegang tangannya. "Karna aku punya ayah mertua yang sangat menyayangiku seperti putrinya sendiri.. yaa kau benar putra mu itu sangat menyebalkan kau tau ayah dia selalu saja marah2.. tapi aku akan berusaha untuk meraih cinta dihatinya.." ucap icca. "Nak kau anak yang baik.. aku akan selalu berdoa semoga suatu hari nanti putraku yang payah itu bisa mencintai dirimu.." ucap tuan dirgantara. Icca bahagia dia bisa merawat ayah mertuanya. "Ayah aku pergi dulu.. jika kau butuh sesuatu panggil saja aku.." ucap icca. "Baiklah nak.." ucap tuan dirgantara. Tuan dirgantara menatap sedih kearah icca yang pergi dari kamarnya. "Kau gadis yang sangat baik.. kau merawatku dengan sepenuh hatimu.. semoga tuhan mengabulkan setiap harapanmu.." ucap tuan dirgantara dalam hati.
...
...

Icca berjalan masuk kekamar dan tidak sengaja bertabrakan dengan arlan. Icca melihat sebuah kotak jatuh dari tangan arlan. "Maaf.. maaf.. aku tidak sengaja.." ucap icca. Icca mengambil kotak yang sudah terbuka karena jatuh. Deeegg icca terkejut melihat isi dari kotak itu. "Kalung.." ucap icca. "Jangan menyentuhnya.." ucap arlan. Icca mengingat kembali bayangan saat dia memberikan kalung itu pada seorang anak laki2. "Arlan.. kalung itu.."... "kalung ini milikku.. tidak ada siapa pun yang boleh menyentuhnya.." ucap arlan memotong perkataan icca. "Tapi arlan..".... "diam.." ucap arlan marah. Arlan pergi dengan kemarahan, entah mengapa arlan sangat marah saat icca akan memegang kalung itu. Icca terduduk lemas dilantai dan menangis. "Apakah arlan adalah anak laki2 itu.." ucap icca dalam hati.
...
...

Dalam kemarahan arlan pergi kerumah hana dan raditya. Arlan sering menemui raditya saat dia sedang marah.
"Mengapa kau marah arlan.." ucap raditya. Arlan diam tidak menjawab pertanyaan raditya. "Arlan apa kau marah pada Clarisa lagi.." ucap raditya. "Aku benar2 muak dengannya.." ucap arlan. "Kau kesal padanya karna kau tidak ingin mengakui bahwa kau mencintainya.. apa kau tidak bisa melihat betapa dia sangat mencintaimu.." ucap raditya. "Tidak.. aku tidak punya hubungan apa pun dengannya.." ucap arlan. "Mengapa..? Karna kalung ini.." ucap raditya mengambil kalung ditangan arlan. Arlan terkejut dengan sikap raditya. "Kau.."... "sadarlah arlan entah dimana gadis itu sekarang.. kau menghancurkan hati seorang gadis hanya untuk anak kecil dimasa lalu mu itu" ucap raditya emosi dan melemparkan kalung itu "Beraninya kau..".... "kalung icca.." ucapan hana berhasil menghentikan ucapan arlan dan membuat arlan dan juga raditya menoleh kearahnya. "Kalung icca... apa maksudmu hana.." ucap raditya. "Ini kalung icca.. paman membuat kalung ini khusus untuk icca.." ucap hana memungut kalung itu. Deegg arlan terkejut dengan pernyataan hana begitu juga dengan raditya. "Kalung ini sangat berarti untuk icca.. paman selalu bilang bahwa jika dia tiada kalung ini akan menjaganya.." ucap icca. "Hana apa kau yakin ini milik icca.." ucap arlan. Hana mengangguk "sejak kecil aku dan icca tinggal bersama... icca adalah anak yang sangat periang.. dia bisa membuat orang tertawa dengan tingkah konyolnya.. tapi saat ayah dan ibunya meninggal dia sangat sedih.. didepanku dan juga ayah ibu ku dia selalu bersikap seolah2 dia baik2 saja.. tapi kau tau arlan setiap malam saat semua orang tidur dia menangis sendirian aku tau karna aku sekamar dengannya.. bahkan terkadang dia menangis dalam tidurnya.." ucap hana menangis. "Icca sudah sangat menderita selama ini.. dia menahan semua rasa sakitnya sendirian.." ucap hana. Arlan mengambil kalung dari tangan hana dan pergi. Arlan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, bayangan2 saat bersama icca saat dia menyakiti icca dan saat gadis kecil memberinya kalung semua terputar dikepala arlan.
Sampai dirumah arlan mencari icca dan menemukan icca dikamar masih dalam posisi duduk dilantai sama seperti saat dia pergi tadi. Icca menoleh kearah arlan dan berdiri. Arlan berjalan mendekat kearah icca. Icca terkejut saat arlan duduk berlutut dihadapannya dan menangis. "Maafkan aku icca.. maafkan aku.." ucap arlan menangis. Icca bingung harus bagaimana, pertama kalinya icca melihat arlan menangis. Icca lalu membantu arlan untuk berdiri. "Maafkan aku icca.." ucap arlan. "Jangan menangis arlan.. aku sedih melihatmu menangis.." ucap icca. Arlan memeluk icca, pelukan yang sangat erat seakan2 tidak ingin dipisahkan. Tapi icca terdiam tidak berani membalas pelukan arlan. "Katakan ada apa arlan.. mengapa kau menangis.." ucap icca. "Karna aku sudah melakukan kesalahan.." ucap arlan. Icca benar2 tidak mengerti dengan ucapan arlan. "Icca maukah kau memulai semuanya dari awal lagi denganku.. aku berjanji aku akan menjagamu.." ucap arlan. Deegg icca menatap arlan tak percaya. Arlan memegang kedua tangan icca "icca mengapa kau diam saja.." ucap arlan. Icca melepaskan tangan arlan dan berlari keluar dari kamar. arlan mengejar icca dan meraihnya dalam pelukannya. "Lepaskan aku arlan.." ucap icca. "Tidak icca.. kau bilang kau mencintaiku kan.. lalu mengapa sekarang kau menghindariku.." ucap arlan. "Tolong jangan mempermainkan perasaanku seperti ini.. bukankah kau membenci diriku... lalu apa yang kau katakan tadi.." ucap icca. Arlan melepaskan pelukannya dan menatap mata icca. "Bukankah kau hanya bisa membenci saja.. bukankah kau bilang cintaku hanya omong kosong saja.." ucap icca. "Icca aku salah.. aku begitu karna sebelumnya aku tidak ingin mengakui perasaanku padamu.. dan aku tidak ingin mengakuinya karna janjiku bahwa aku hanya akan mencintai gadis yang aku temui dimasa kecilku.. dan icca kaulah gadis itu, takdir membawamu padaku tapi akulah yang bodoh aku tidak menyadari bahwa selama ini kau ada didekat ku.." ucap arlan menatap mata icca. "Tidak.. aku bukan gadis itu.. aku tidak pernah bertemu denganmu dimasa kecilku..." ucap icca. "Dan sekarang aku membencimu arlan.. aku benci padamu.." ucap icca lalu pergi dari hadapan arlan. Tuan dirgantara menghampiri arlan dan memegang bahunya. Arlan menghapus air matanya saat menyadari ayahnya berada dibelakangnya. "Dia membenciku ayah.." ucap arlan. "Tidak nak.. dia mencintaimu.." ucap tuan dirgantara. "Tapi ayah dia bilang dia membenciku.." ucap arlan. "Nak kadang kehidupan tidak memberikan jalan sesuai dengan yang kita inginkan tapi percayalah nak sesuatu yang ditakdirkan untukmu tidak akan menjadi milik orang lain... sekarang jawab pertanyaanku ini.. apa kau mencintainya.." tanya tuan dirgantara. "Iya ayah... aku mencintainya aku sangat mencintainya.." ucap arlan. "Kalau begitu yakinkan dia nak.. yakinkan dia bahwa kau mencintainya sama seperti dia mencintaimu.." ucap tuan dirgantara.

Gadis Kupu KupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang