LIMA BELAS

11 1 0
                                    

Arlan masih setia menunggu ayahnya dirumah sakit. Sudah hampir 2 minggu tapi ayahnya belum juga sadarkan diri. "Sepertinya kau sangat sedih.." ucap seorang pria. Arlan mengarahkan pandangannya pada pria itu "apa yang kau lakukan disini.. pergilah dari sini sekarang juga.." ucap arlan. "Hey jangan bicara seperti itu pada ayah dari calon bayi dalam perut istrimu.." ucap pria itu.
....
....

Hana dan Raditya berjalan masuk kedalam rumah sakit untuk menemui arlan. Bruugg raditya tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang pria "maaf2 saya tidak sengaja.." ucap raditya. "Satria.." ucap hana. Saat melihat dan mendengar ucapan hana pria yang dusebut hana bernama satria itu langsung pergi tanpa mengatakan apa pun. "Siapa dia hana.." ucap raditya. "Dia itu satria.. dulu dia pernah melamar icca tapi ayah menolaknya karna sikapnya tidak begitu baik.." ucap hana. "Tapi apa yang dia lakukan disini..." ucap hana heran. "Hana kau masuklah duluan.." ucap raditya lalu pergi mengikuti satria.
...
...

"Wanita itu bisa menggagalkan rencanaku.. mengapa aku tidak berhati2 sehingga aku harus bertemu dengannya.." ucap satria. Raditya yang mengikuti satria merasa bingung sebenarnya apa yang direncanakan oleh satria. Apakah semua kejadian ini adalah ulah satria. "Icca.." ucap satria lalu pergi.
...
...

Saat raditya kembali dia melihat arlan menangis. Sebelumnya arlan tidak pernah menangis seperti itu. Hana memberikan isyarat pada raditya untuk menenangkan arlan. "Ada apa arlan.." ucap raditya. "Aku merasa sesak.. penghianatannya begitu besar.. rasanya sangat sakit.." ucap arlan. Raditya dan hana saling melihat satu sama lain. "Katakan apa yang terjadi arlan.." ucap raditya. "Pria itu.. ayah dari bayi itu menemuiku lagi.." ucap arlan. "Apa mungkin ini adalah ulah satria.." ucap hana dalam hati. "Arlan semua ini tidak..".... "ayah.." ucapan arlan menghentikan ucapan hana. Tuan dirgantara mulai membuka matanya. Raditya menarik hana keluar dari ruangan itu. "Ada apa raditya.." ucap hana. "Hana dengan jika kecurigaanku ini benar.. semua ini adalah ulah satria.." ucap raditya. "Aku juga menaruh kecurigaan padanya.. tapi kita tidak punya bukti apa2.." ucap hana.

Dirumah hana

Icca sedang duduk melamun dikamarnya. Memikirkan semua yang sudah terjadi padanya. Brraaakk suara pintu yang dibuka secara paksa membuat icca terkejut dan ketakutan. Icca mendengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat kearah kamarnya. Braak pintu kamar icca terbuka menampilkan sosok pria dengan wajah tampan namun menyiratkan kekejaman. Icca terkejut melihat pria itu "sa.. satria.." ucap icca ketakutan. "Icca sayang.. rupanya kau masih mengenal diriku.." ucap satria. Satria berjalan mendekati icca "berhenti.. jangan dekati aku.. aku mohon.." ucap icca. Tapi satria terus mendekat kearah icca. "Seharusnya kau menjadi milikku jika saja pria tua itu tidak menolak dan menghinaku.." ucap satria. "Pergilah dari sini.. aku mohon.." ucap icca. "Ya aku akan pergi setelah aku mendapatkan dirimu.." ucap satria. "Satria kau bisa mendapatkan yang kebih baik dariku.." ucap icca. "Tidak icca.. yang aku inginkan adalah dirimu.." ucap satria. Satria semakin mendekatkan dirinya ke arah icca. Semakin dekat dan berusaha menyentuh icca. Icca mendorong satria dan berlari. "Kau tidak akan bisa lari dariku icca.." ucap satria. Satria berhasil menggapai tubuh icca. "Lepaskan aku satria aku mohon.." ucap icca menangis. Icca sangat ketakutan "jangan takut icca.. ikutlah bersamaku aku akan menerimamu dan juga bayimu.." ucap satria. "Tidak.." ucap icca. Icca berhasil melepaskan diri dan kembali berlari. Icca akan berusaha keluar dari rumah tapi dia terpeleset dan jatuh berguling2 ditangga.
....
....

Dirumah sakit

Tuan dirgantara sudah sadarkan diri, tapi yang pertama dia tanyakan adalah icca. "Dimana icca.." ucap tuan dirgantara. "Sudahlah ayah mengapa kau masih peduli pada orang yang sudah melukaimu.." ucap alfin. "Apa maksudmu.." ucap tuan dirgantara. "Apa maksudmu.. bukankah ayah sendiri yang mengatakan icca yang melakukan itu.. icca yang sudah mencampur susu itu dengan racun.." ucap riani. "Kapan aku mengatakannya.."  ucap tuan dirgantara bingung. "Hari itu sebelum ayah tidak sadarkan diri ayah menyebut nama icca.." ucap alfin. "Bukan.. bukan icca pelakunya.. justru icca adalah sasarannya.." ucap tuan dirgantara. Semua orang terkejut terutama arlan. Tuan dirgantara menceritakan kejadian hari itu.

Flashback on

Tuan dirgantara hendak kedapur untuk mengambil air minum, dia berpapasan dengan aninda dan juga icca. Saat sampai didapur tuan dirgantara melihat seorang pria memasukkan sesuatu pada gelas berisi susu "jika aku tidak bisa memiliki icca maka tidak ada yang boleh memilikinya akan lebih baik jika dia pergi dari dunia ini.." ucap pria itu. "Siapa kau.. aku tidak akan membiarkan siapa pun melukai putriku.." ucap tuan dirgantara. Pria itu terkejut melihat tuan dirgantara. Karna merasa terancam pria itu membungkam tuan dirgantara dan memaksanya meminum susu itu.

Flashback off

"Itulah sebabnya aku menyebut nama icca..." ucap tuan dirgantara. "Aku sudah berusaha mengatakan pada kalian. Aku menemani kak icca membuat susu didapur tapi karna dia tidak menyukai susu panas dia meninggalkannya didapur dan akan mengambilnya setelah dingin. Karna itulah aku percaya bahwa kak icca tidak mungkin melakukan hal itu karna susu itu dia buat untuk dirinya sendiri.." ucap aninda. "Tapi laki2 itu siapa.." ucap riani. "Satria.." ucap hana dan raditya bersamaan. "Astaga aku ingat saat aku mengikutinya dia menyebut nama icca.. arlan ayo cepat icca berada dalam bahaya sekarang.." ucap raditya. Arlan dan raditya berlari, mereka harus menyelamatkan icca dari satria.

Sampai dirumah hana dengan cepat arlan berlari dan masuk kedalam rumah yang pintunya sudah terbuka itu. "Icca.." teriak arlan melihat icca yang sudah tergeletak dibawah tangga dengan darah didahi dan juga dibagian pangkal paha. Sepertinya icca pendarahan. "Icca.." ucap arlan meraih tubuh icca. "Aku tau.. kau pasti datang.." ucap icca lalu pingsan.

Gadis Kupu KupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang