Aku "Ania" merasa sangat bahagia dan beruntung telah di nikahi oleh suamiku "Heru" yang sangat super tampan dan mapan, ketika waktu kami masih berpacaran. Banyak gadis yang iri dengan hubungan kami, berbagai cara mereka lakukan untuk menarik perhatian Heru, tapi tidak pernah berhasil.
Malam itu, aku tidak menyangka Heru akan melamar aku dengan sangat romantis. Dia berlutut di hadapanku dan memegang sebuah kotak cincin, di bukanya kotak itu. Aku yang sangat bahagia waktu itu, saking bahagianya aku sampai menangis saat itu.
Pernikahan kami sudah di depan mata, satu persatu sudah kami urus dengan rapi. Kami sudah memesan kathering, memesan gedung dan persiapan lainnya kami lakukan dengan sangat teliti.
Ini adalah hari pernikahan kami, aku dan suamiku saat itu sangat bahagia setelah di nyatakan sah oleh penghulu, sampai kami pun meneteskan air mata kebahagian.
Kami melakukan sesi foto bareng keluarga dan foto bersama beberapa teman.
Acara pernikahan sangat melelahkan menurutku, aku harus berdiri dan terus menyapa tamu-tamu yang datang, tapi itu tidak sebanding dengan rasa bahagia yang ada di hatiku.Di akhir penghujung acara, aku pandangi suamiku yang sedang mengobrol dengan beberapa rekan bisnis. Aku sangat beruntung memilikimu menjadi suamiku, pikirku saat itu!
Dia terlihat sangat gagah, tampan dan pastinya dia sangat mapan, kenapa suamiku tercipta sangat sempurna. Terima kasih Tuhan sudah mehadirkan dia menjadi suamiku. Di kala itu aku sangat terbutakan oleh cinta.Malam pun tiba, kami pun sudah di di kamar hotel. Aku bisa melihat dengan sangat jelas saat itu suamiku sangat kelelahan dan langsung tertidur tanpa melakukan malam pertama. Aku bisa mengerti dengan keadaannya saat itu karena aku juga sangat kelelahan setelah seharian berdiri menerima tamu.
Keesokannya..
"Pagi sayang..."dikecupnya keningku, mukaku sedikit memanas karena aku masih sedikit grogi saat itu.
"Pagi.."aku tersenyum padanya.
"Maafkan aku, semalam seharusnya kita melakukan itu..Tapi aku malah ketiduran.."aku sedikit malu mendengar ucapan suamiku.
"Ah..Tidak apa-apa..Aku tahu kamu pasti kelelahan setelah menerima begitu banyak tamu.."aku mendaratkan sebuah ciuaman di pipi suamiku, saking malunya aku, aku langsung beranjak ke wc. Aku bisa lihat wajah tersenyumnya yang menawan itu saat aku menciumnya tiba-tiba."aku...ah..padahal kami sudah sah..kenapa aku gugup sekali..?"aku memarahi diriku sediri sambil menyandar di balik pintu.
"Sayang...Kau tidak apa-apa?" tanya Heru yang menghawatirkan aku yang terlalu lama di dalam wc.
"Tidak apa-apa...aku hanya sedikit mules.."jawabku sedikit pelan karena malu.
"oh...haha...Aku kira ada apa.!!" aku bisa mendengar suara langkah kaki suamiku menjauh."Kau sudah lega..sayang?" aku sedikit kaget karena di peluk dari belakang.
"i..iya.."aku semakin gugup, aku merasakan Heru sengaja meniupkan nafasnya di telingaku, aku semakin salah tingkah. Pikirku mungkin kami akan melakukan itu pagi ini, tapi itu hanya pikiranku saja, setelah menggoda aku dia malah ketawa sangat kencang sambil mengolok mukaku yang memerah karena perlakuan dia sendiri.
Mungkin saat itu, mukaku sudah semerah kepiting rebus karena Heru. Aku hanya tertunduk karena malu, sedangkan dia masih saja tertawa.Cup..Hatiku berdesir saat dia memeluk dan mencium bibirku, aku bisa merasakan setiap hembusan napasnya di wajahku. Kami bercumbu cukup lama, sampai dia menghentikan aksinya dan menerima panggilan telfonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kedua Ania
RomanceAku harus merasakan pahitnya dan sakitnya perceraian dengan mantan suamiku yang lebih memilih bersama dengan plakor! Belum juga luka di hatiku sembuh dari sakitnya pengkhianatan mantan suamiku, aku di perkosa oleh rekan kerjaku yang pantas menjadi a...