prolog

11 3 1
                                    

"Arga, kamu kemarin janji sama aku kita bakal nonton hari ini, kamu lupa?" Tanya Mentari lesu.

"Aduh sayang, aku lupa nanti aku mau nemenin Dara ke pemotretan kasian dia nggak ada yang nemenin, hmm gimana kalau kamu nonton sama teman-teman kamu aja, nanti tiketnya aku yang bayar deh" ucap Arga sambil mengelus lembut pipi kekasih tercintanya itu.

"Kok gitu, emang Dara nggak ada teman lain sampai-sampai kamu yang harus nemenin dia?" Tanya Mentari.

"Ng-itu-"

"Arga ayo sebentar lagi pemot- eh Mentari, tari aku pinjem Arga dulu ya buat nemenin aku pemotretan hehe, ayo Ga" Ucap Dara sambil menarik tangan Arga, Arga hanya menelus rambut Mentari lalu pergi.

"Kamu banyak berubah Arga." Ucap Mentari lirih seraya menundukan kepalanya.

"Jangan cengeng, sahabat gue nggak boleh lemah digituin aja nangis." Ucap Reyhan yang entah sejak kapan berdiri di samping Mentari.

"Rese ihh.." ucap Mentari, Reyhan terbahak lalu menunduk menyamakan wajahnya dan wajah Mentari.

"Jangan nangis, jelek, idungnya merah kaya tomat." Setelah itu Reyhan menegakkan kembali tubuhnya lalu terbahak. Mentari langsung memukul bahu Reyhan, Reyhan menghindar Mentari mengejar. Dan kalian tau lah apa yang terjadi.

"Udah woi ga cape apa lari lari." Teriak Reyhan di sela tawanya.

"Belum sampai aku bisa pukul kamu dengan keras. Nih nih rasain haha." Tawa Mentari lepas begitu saja, senyum di wajah Reyhan lebih mengembang.

"Gue bakal rela dipukulin sampai bonyok asal lo bisa ketawa terus Ri." Ucapan Reyhan membuat pukulan Mentari memelan kemudian berhenti. Mentari menatap Reyhan.

"Kamu nggak suka aku kan Han?." Rayhan diam. Mentari bergegas pergi meninggalkan Reyhan.

MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang