Ini malam minggu Mentari hanya diam didalam kamarnya, senja? Ah.. dia sedang ngedate katanya. Menari membolak-balikan ponselnya, hening. Tak ada satu pesan pun masuk kedalam ponselnya. Hingga sebuah suara mengejutkannya.
"Kenapa belum siap?" Mentari menoleh menatap kesumber suara, Arga. Yah itu Arga dia sedang berdiri didepan pintu kamarnya. Mentari diam menatap Arga dengan bingung, tumben.
"Ayo ke pasar malam" ajak Arga, senyum Mentaro merekah dan langsung mengangguk.
"Aku tunggu di bawah kamu siap-siap yah" ucap Arga lalu menutup pintu kamar Mentari. Senyum mentari mengembang dan langsung berlari ke lemari untuk memilih pakaian.
Mentari mengenakan kaos berwarna pink muda dengan rok lipit sedikit diatas lutut berwarna putih, jam tangan berwarna pink, sepatu putih dan sling bag putih. Rambutnya digerai lurus sempurna dan topi bertengger manis di kepala Mentari. Mentari mengoleskan sedikit bedak bayi dan liptint agar tidak terlihat pucat. Setelah semua siap ia turun untuk menemui sang kekasih.
"Udah?" Tanya Arga. Mentari mengangguk.
"Yuk" ucap Arga sambil menggandeng tangan Mentari.
"Ngga izin sama bunda?"
"Udah aku izinin tadi waktu kamu lagi siap-siap" Mentari hanya ber OH ria.
Disini mereka sedang berada di Pasar Malam, Mentari sangat menyukai Pasar Malam banyak wahana dan makanan-makanan sederhana yang enak katanya.
Mentari sedang memakan sosis bakar yang dibelikan Arga tadi. Mentari menyukai sosis bakar, pop ice coklat dan martabak keju. Yahh tangan Arga sudah penuh membawa jajanan Mentari.
Arga hanya geleng-geleng melihat kekasihnya makan sosis bakar dengan lahap. Mereka kini memang sedang duduk di tempat yang disediakan disana.
"Kamu mau?" Tawar mentari, Arga mengangguk dan Mentari menyuapi Arga. Yahh Mentari senang saat-saat seperti ini disaat Ia dan Arga bersama.
"Kamu makan terus dari tadi, kita naik wahana yuk" ajak Arga, Mentari menelan makanannya lalu menjawab.
"Ayo, aku pengin ke-"
"Rumah Hantu yuk"
"Engga!"
"Ayo dong, sekali-sekali"
"Ngga mau Arga, aku takut"
"Kan ada aku"
"Emang kenapa kalau ada kamu?"
"Ya karena aku bakal jagain kamu"
"Ahh gembel, tetep gamau"
"Gombal, sayang"
"Iya iya itu"
"Mau yah?"
"Enggaaak" tolak Mentari.
"Yaudah yaudah kita naik biang lala aja yuk biar romantis" ajak Arga akhirnya.
"Tumben Romantis-romantisan"
Mentari dan Arga sudah berada dalam biang lala, mereka duduk berhadapan. Mentari menatap kebawah yang memperlihatkan suasana malam ini, sedangkan Arga? Dia tak henti-hentinya menatap kelasihnya. Tangan Arga menggenggam tangan Mentari.
"Mentari" panggil Arga, Mentari menoleh menatap Arga.
"Aku sayang kamu" ucap Arga.
"Aku lebih sayang kamu Arga" ucap Mentari.
Arga dan mentari tersenyum. Arga mendekatkan wajahnya kearah Mentari, jantung keduanya berdegub kencang. Deru nafas Arga dapat Mentari rasakan. Jarak mereka semakin dekat dan cup kecupan singkat mendarat di bibir Mentari. Membuat Jantung Mentari ingin meloncat keluar.
"Kamu milikku, Mentari"
Mentari pulang dengan senyum yang mengembang, apalagi mengingat kejadian di biang lala tadi rasanya Mentari ingin berteriak saking senangnya. Senja yang melihat Mentari seperti itu menatapnya aneh.
"Kenapa si lo?" Tanya Senja.
"Kepo deh" ucap Mentari sambil duduk disamping senja.
"Yeuu dasar" ucap Senja sambil memukul wajah Mentari dengan bantal di sampingnya.
"Ih mukul yaa" Mentari balas memukul Senja.
"Kak gue mau Curhat" ucap Senja.
"Apa?"
"Kayaknya gue jatuh cinta" ucapan itu membuat senyum Mentari pudar. Rasa kesal kepada Senja tumbuh kembali.
"Apa? Kamu jatuh cinta sama Argakan" ucap Mentari ketus.
"Engga, bukan ini beda bukan ka Arga" ucap Senja cepat.
"Terus?"
"Kepo, hahahaha" ucap senja langsung berlari ke kamarnya.
"Anak nakal sini kamu" Ucap Mentari langsung mengejar adik sialanya itu.
Mentari sudah siap dengan piayama tidurnya ia berbaring menatap langit-langit kamarnya. Senyum masih tercetak di bibirnya hari ini luar biasa ia bisa menghabiskan malam minggu bersama kekasihnya.
Mentari menyentuh bibirnya, mengingat kejadian di biang lala membuat mentari menutup wajahnya. Ia sangat senang, ini ciuman pertamanya dan yang mengambilnya adalah Arga, kekasihnya.
Mentari hendak menutup matanya hingga tiba-tiba ada suara dari arah jendelanya. Mentari bangkit dan mengecek, Mentari melihat kebawah dan Reyhan. Reyhan menujukan kantong plastik yang di bawanya yang bisa Mentari tebak isinya adalah Martabak.
Mentari memberi isyarat kepada Reyhan untuk menunggu dibawah dan Mentari segara turun. Saat melewati ruang tengah Mentari melihat bundanya dan Ayahnya!.
"Ayah" panggil Mentari.
"Eh sini sayang" ucap ayah Mentari.
"Ayah kapan pulang?" Tanya Mentari saat sudah duduk di samping ayahnya.
"Barusan, kok kamu belum tidur?"
"Tadinya mau tidur tapi Reyhan, Eh Reyhan diluar yah, Mentari keluar dulu ya Yah mau ketemu Reyhan" ucap Mentari sambil bangkit dan berjalan kearah pintu.
"Iya jangan lama-lama sayang udah malem diluar dingin"
"Oke" ucap Mentari yang sudah sampai didepan pintu keluar rumah.
Sesampainya di depan pintu Mentari melihat Reyhan dengan wajahnya yang masam. Mentari terkekeh.
"Lama amat" ucap Reyhan.
"Hehe maaf, tadi ayah pulang kangen-kangenan dulu dong" ucap Mentari.
"Nih" Reyhan menyodorkan 1 bungkus Martabak Keju.
"Wuih makasih baik deh"
"Gue emang baik dari dulu kali"
"Iyain"
Mentari dan Reyhan duduk di teras rumah Mentari. Mereka memakan Martabak yang Reyhan bawa sambil menatap langit.
"Bintangnya banyak banget" ucap Mentari disela makannya.
"Iya, Cantik"
"Makasih"
"Bukan lo, bintangnya" ucap Reyhan dan Mentari hanya mencibir.
"Yah abis" ucap Mentari.
"Mau lagi?"
"Besok lagi aja deh aku udah ngantuk"
"Yaudah sana tidur, besok kita joging"
"Oke"
Mentari bangkit dan masuk kedalam rumahnya, Reyhan mengambil bekas Martabak dan membuangnya di tempat sampah lalu pulang.
Saran+kritik jangan lupa.
Vote klo mau klo g ydh gpp.
Sory jarang up, Author mageran wkwk👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari
Teen FictionApa yang ada dipikiranmu kala mendengar kata Mentari? terdengar begitu indah bukan?. Yahh Mentari memang indah namun apakah hidup Mentari Anatasya seindah mentari? tak ada yang menjamin, namun bisa juga hidup Mentari seindah Mentari, tak ada yang ta...