Chapter 06 - Coklat Panas

2.5K 429 66
                                    

Rooftop.

Di sanalah kedua manusia idiot berada sekarang setelah pulang dari acara mencari makan.

"Sung, ngapain kita ke rooftop sih? Entar jatuh loh." entah kesambet setan dari mana, tiba-tiba aja pas pulang dari makan, Jisung langsung narik Minho buat ikut ke rooftop bersamanya.

"Masa bodo lah Ho, gue lagi pengen menghirup udara segar bentar." jawab Jisung cuek.

"Ya tapi gak di sini juga kali Sung."

"Diem lo bawel." Jisung mejemin matanya, menikmati angin malam yang menerpa kulitnya.

"Ini udah malem loh Sung, udaranya dingin." Minho masih berusaha memberi penjelasan pada Jisung biar tuh anak mau masuk ke kamarnya, soalnya mau gimana lagi, Jisung itu gak tahan dingin dan sekarang sok-sokan mau nongkrong di rooftop rumahnya. Ntar kalo sakit, kan Minho juga yang kena imbasnya.

"Iya iya, bentar lagi deh Ho." Minho hendak narik Jisung yang batu kalo dibilangin, kalo dibiarin lama-lama di sini, bisa sakit beneran nanti, tapi sebuah suara aneh memasuki indra pendengarannya sehingga ngebuat Minho menghentikan pergerakannya kemudian menajamkan pendengarannya.

"Eh Sung, lo denger gak?" Jisung sontak membuka matanya kemudian ikut menajamkan telinganya buat dengerin suara yang Minho maksud.

"Ini kayak suara..." ucap Jisung ngegantung.

Meong meong meong...

Oke, mereka kayaknya tau suara apa itu, Minho dan Jisung kemudian menolehkan kepala mereka ke atas genteng tetangga, sumber suara tadi berasal.

"Kucing kawin!" ucap Minho dan Jisung barengan.

"Ho, itu bukannya kucingnya Pak Lurah ya? Sejak kapan tuh kucing suka ngapel ke sana?" tanya Jisung ngelantur.

"Mana gue tau Sung." Minho malah ikutan naggepin.

"Wahh...gak bisa dibiarin nih Ho, kucingnya Pak Lurah lagi selingkuh nih, mana mereka iya iya tanpa ikatan pernikahan lagi. Gue harus hentiin." ucap Jisung menggebu gebu.

"Caranya?"

"Gak tau!" jawab Jisung masih dengan nada menggebu-gebu.

"Sung, dari pada lo ngurusin kucing orang, mending lo masuk ke kamar aja, sakit entar lo."

"Ciee...perhatian." olok Jisung sambil noel-noel lengan Minho.

"Kagak, gue cuman gak mau lo ngerengek minta segala macem ke gue pas lo sakit, lo sakit udah kayak orang ngidam tau gak." alesan, padahal mah aslinya Minho itu khawatir.

"Ohh...gitu ya, oke, entar kalo gue sakit, gue gak bakal mau ngerengek ke elo lagi." Jisung ceritanya lagi ngambek nih, masak pas dia sakit disama-samain sama orang yang lagi ngidam sih, kan kesel jadinya.

Jisung berjalan sambil ngehentakin kakinya ninggalin Minho. Jujur, Jisung emang udah kedinginan sih, mana cuaca mendung lagi, kan tambah dingin jadinya.

Tapi Jisung gak langsung jalan ke kamarnya, dia pergi ke dapur sebentar nemuin Bi Seulgi.

"Bi, tolong buatin dua coklat panas ya, nanti bawain ke kamarku." ucap Jisung begitu melihat Bi Seulgi yang lagi bantuin emaknya masak.

"Emak~" Jisung langsung ngedeketin bundanya yang udah pulang dari urusannya di butik dan memeluknya manja, Jisung emang suka manja sama bundanya.

"Duhh...Sung, kan udah bunda bilang, jangan panggil emak, tapi bunda biar elitan dikit." ucap emak, eh bundanya Jisung, ngebuat Jisung hahahehe gaje.

"Iya, iya bun."

"Sung kemana aja tadi hmm? Kok kamu gak ada pas bunda pulang tadi?" tanya bundanya lembut.

Inside Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang