Pukul setengah enam sore, Jisung baru aja bangun dari tidur panjangnya. Tadi ia hanya sempat bangun sebentar buat makan siang dan minum obat, itupun karena dibangunin sama Minho.
Hari liburnya ia habiskan hanya dengan tidur saja, namun hal itu membuahkan hasil karena nyatanya sekarang, Jisung udah ngerasa segr kembali, sakit kepalanya udah ilang, suhu tubuhnya juga udah kembali normal, dan sikap manjanya udah menghilang. Yahh...kok gak rela ya?
"Hoamm...jam berapa nih?" Jisung menguap lebar sambil matanya ngelirik jam gambar kartun larva yang tergantung dia atas pintu.
"Asataga...kenapa gue bisa tidur selama itu?" tanya Jisung heran, padahal sebenernya sih dianya aja yang kebo, tapi gak sadar diri.
"Udah baikan Sung?" sebuah suara terdengar ngebuat Jisung noleh ke sumber suara. Dan manik matanya menangkap sosok Minho yang lagi duduk di balkon kamarnya sambil megang sebuah gitar.
Tadinya Minho lagi ngilangin bosen dengan cara main gitar, namun pas denger suara Jisung, ia langsung menghentikan permainannya. Sekedar informasi, Minho itu ikut ekskul band jadi jangan ditanya lagi kemampuannya mainin alat musik, udah expert dia mah. Tapi meski suka mainin alat musik, Minho gak suka mainin perasaan orang kok :)
"Loh Ho, sejak kapan lo di sana, kok gue gak sadar sih." Minho memutar bola matanya malas waktu denger pertanyaan Jisung.
"Dari pagi."
"Ngapain?"
"Tadi pagi ada tupai bajingan yang ngerengek gak ngebolehin gue pergi, jadinya ya gue mau gak mau harus tinggal di sini." Minho kemudian menaruh gitar Jisung di pojokan, tempatnya semula. Iya, Jisung emang punya sebuah gitar, tapi dia gak terlalu bisa ngemaininnya, aneh emang si Jisung.
"Lo udah sembuh Sung?" tanya Minho sambil jalan ngedeketin Jisung yang masih duduk di atas kasur. Melihat respon Jisung yang diem aja, Minho berinisiatif buat ngecek sendiri, ia mengarahkan tangannya ke dahi Jisung dan juga perpotongan lehernya, ngecek suhu tubuh Jisung.
'Udah gak hangat lagi' batin Minho sambil ngangguk-nganggukkan kepalanya.
"Ke pasar malem yuk Sung."
•
Sesuai dengan ajakan Minho tadi, kini mereka udah berdiri di depan pintu masuk pasar malem yang dimaksud oleh Minho.
Minho bisa dikatakan gila sih karena ngajak Jisung yang notabenenya baru sembuh buat pergi ke pasar malem. Tapi masa bodolah, toh Jisung sekarang udah makek sweeter yang lumayan tebel buat ngehalau udara dingin yang masuk.
Jisung mah udah kegirangan dan narik narik tangan Minho ke dalam pasar malam.
"Rame banget Ho." ucap Jisung sambil ngeliat ke sekitar. Di sini emang rame banget, ada banyak wahana dan juga pedagang yang berjejer rapi, ditambah lagi oleh khalayak ramai yang lalu lalang.
Walaupun sekarang malam senin, bukan malam minggu lagi, tapi cukup banyak orang juga yang datang ke tempat ini, maklum lah, soalnya pasar malam ini bakal ditutup beberapa hari lagi.
"Yaiyalah Sung, pasar malem kan emang rame, kalo sepi mah hati gue eakkk..." sahut Minho.
Jisung pura pura gak denger jawaban Minho, males ngeladenin, nanti yang ada dia malah jadi bad mood.
"Ho, gue mau gulali." Jisung kemudian narik tangan Minho ke arah salah satu pedagang gulali yang tadi dilihatnya.
"Bang, beli gulalinya satu." ucap Minho kepada abang kumisan penjual gulalinya.
"Nih mas, harganya 10.000." Minho kemudian merogoh saku celananya dan mengambil uang buat ngebayarin gugalinya Jisung.
"Nih Sung." Minho nyerahin gugali warna merah muda ke arah Jisung, kemudian mereka melangkah ninggalin pedagang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside Me [Minsung] ✔
Fiksi Penggemar⌜ Republish ⌟ Siapa bilang cuman manusia yang bisa jadi Fujoshi? Nyatanya, Fu, gadis yang semasa hidupnya menjadi fujoshi tingkat akut, tidak meninggalkan hobinya itu meskipun jiwanya sudah meninggalkan raga. Ah, dan satu hal lagi, kemunculannya me...