"Jadi untuk tau jawaban dari nilai x kamu harus ngerjain dulu nilai y nya habis itu dikalikan dengan nilai x" jelas Shifa lagi , untuk ke sepuluh kalinya Shifa mengulang materi itu buat si cowok,Malvin.
"Ya" singkatnya
"Ha?ya, apa?" tanya Shifa cengo.
"Udah ngerti" jelas Malvin dengan wajah datarnya
"Respon kamu cuma gitu? Gak mau bilang terima kasih apa gimana? Hei! Aku jelasin panjang kali lebar kali tinggi buat kamu tapi kok responnya gitu doang! . Emang ya cowok kayak kamu tuh gak ngerti rasanya berjuang" cerocos Shifa, nafasnya naik turun
"Belajarnya udah? Gua pergi" dengan wajah watadosnya Malvin berlalu meninggalkan Shifa
"DASAR COWOK! UNTUNG GANTENG, UNTUNG SUKA, UNTUNG AJA AKU GAK MUKUL KEPALA MU, KAN GAK BERANI!" Shifa berteriak kala cowok itu melangkah pergi, kesal!
"Sabar aja deh Shif" lirihnya membereskan buku buku yang sempat ia buka tadi
"Muka lo kusut amat si, gak dikasih jatah ya?" tanya Alisa saat Shifa sudah berada dikantin
"Boro boro dikasih jatah, hati aja belum"jelas Shifa memakan baksonya
"Lagi otw mungkin? Lo juga sih. Gini ya, gak usah mengharapkan yang gak pasti. Liat sikapnya ke lo aja udah membuktikan kalau dia gak suka sama lo, kadang sikap sadar diri itu diperlukan" Ujar Alisa - pakar cinta -
"ingat ya cewek itu kodratnya dikejar bukan mengejar" lanjut gadis itu, Shifa hanya mampu terdiam
selepas pulang sekolah, Kiwil dan teman temannya ngumpul di rumah Malvin, ketua geng Renova. Renova, salah satu geng besar di Jakarta. Suka membuat kerusuhan dan tawuran dimana mana.
"Makan air pake sumpit, ya gak bisa bego" kata Kiwil sambil memperbaiki tombol Volumenya yang masuk kedalam. Biasa,rusak.
"Yang baca pake nada pantun like ya" balas Eyan mengikuti komentar dunia per youtube an
"Btw, Rian ngajak kita bertarung nih" Kata Atan membaca pesan chat salah satu rival Renova. Rian sang ketua Batalzo
"Dimana?" Malvin membuka suara disertai wajah dingin dan seriusnya
"di jalan Madura Dua, jam 10 malam. Kawasan situ cukup sepi" jelas Atan
"Kasih tau anak Renova yang lain. Suruh datang kesini" Suruh Malvin sambil menyalakan sebatang rokok ditangannya
21.30. Shifa melihat jam ditangannya, ia harus cepat pulang, malam semakin larut. Gadis itu baru saja pulang dari cafe tempat ia bekerja. Setelah turun dari bus ia melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. jarak halte dengan rumahnya tidak terlalu jauh ia hanya perlu melewati jalan pintas dari jalan Bali ke Jalan Madura Dua setelah itu beberapa meter dari tempat itu rumahnya.
"Huft dinginnya udara, pengen jadi kipas angin aja" gumamnya kecil,menenteng tas berisi makanan
Saat dipertengahan jalan gadis itu mendengar suara motor mendekat ke arah jalan yang ia lalui. Gadis itu segera bersembunyi "ada apa lagi tuhan, gue masih mau hidup tolongg" batin Shifa berteriak, jantungnya berdetak dengan kencang. Ia takut.
Suara mesin motor itu berhenti, shifa mengintip penasaran apa yang terjadi.Kaget. Dengan mata melotot ia membekap mulutnya sendiri menahan suara sekecil apapun. Sekarang ia melihat Malvin dan teman temannya sedang berbicara dengan pandangan ke arah beberapa orang, ia tidak tau mereka siapa.
"jadi ngapain mau tawuran kayak gini?" tanya Kiwil
"Mau jatuhin Renova. Karena pasukan terbesar itu cuma Batalzo, gak ada Renova." jelas Zero, salah satu anggota Batalzo
"BACOT!"
Aksi saling memukul dimulai, Shifa yang melihat hal itu hanya mampu terdiam. Gadis itu tak memungkiri jika ia khawatir Malvin terluka.
Tak ada tanda tanda pemenang pertarungan itu. Mereka sama, mereka seri. Hal yang paling Malvin dan Rian benci jika mereka sama sama kuat. Saling terluka hingga beberapa dari mereka sudah tak sadar diri. Malvin dan teman temannya penuh luka, sama dengan kubu lawannya.
"Kita seri anjing,liat aja gua bakal buat lo kalah Malvin. ayo pergi"Rian berkata sambil membantu temannya yang tak sadar diri
Dengan penuh keberanian Shifa melangkahkan kakinya ke arah Malvin. Ia ingin melihat keadaan cowok itu.
"Malvin!" Shifa berlari kearah Cowok itu
"Lo?"
"Please jangan marah dulu. Aku cuma mau nolongin kamu doang, itu aja kok gak lebih" jelas Shifa cepat sambil menarik Malvin untuk duduk di sisi jalan itu. Mengeluarkan kotak obat yang selalu ia bawa perlahan mulai mengobati dan membersihkan luka Malvin
"Lo gak perlu nolongin gua. Pergi." usir Malvin mengalihkan matanya
Shifa tak mengubrisnya ia lebih memilih mengobati luka Malvin
Teman teman malvin hanya melihatnya dengan miris seakan berkata "gue mau juga" . Ah iya, tanpa mereka sadari ada yang menatap tak suka saat Shifa mengobati Malvin. Harusnya ia yang berada di posisi itu bukan Malvin.
TBC
so sorry kalau ada yang salah salah kata ya :( ini ngebut soalnya. Atau alurnya terlalu cepet. Yauda lah ya:(
KAMU SEDANG MEMBACA
MALVIN
Teen FictionMalviano Putra Ganendra. cowok tampan incaran cewek. Sayangnya dingin gak tersentuh, sekali ngomong pedasnya minta ampun harus kuat mental pokoknya! Shifa Zaquenna. cantik,manis,dan pintar tapi mendadak bego kalau udah kenal cinta. Udah ditolak masi...