06. pasar malam dengan si tampan

269 7 2
                                    

Sunyi.
Satu kata yang menggambarkan keadaan Shifa saat ini. Kemarin, nenek dan sang adik pergi ke rumah tantenya yang berada di bandung. Mendengus pelan gadis itu melangkahkan kaki nya keluar rumah. Gadis itu berencana ke pasar malam hari ini.

"Halo alisa, lo dimana?"

"Hai. Gue lagi di rumah doang nih tapi jam 8 gitu gue mau temenin ibu ke butik"

"Yahh padahal gue mau ngajak lo ke pasar malam tau"

"Kapan kapan deh, jangan marah ya kawanku?"

"Lebay deh. Yaudah kalau gitu gue tutup ya"

"Iya byee"

Setelah memutuskan sambungan telepon dia kembali berjalan menuju tujuannya. Jarak pasar malam dengan rumahnya tidak terlalu jauh 10 menit pun sudah sampai.

"Eh itu bukannya malvin? Ngapain dia di tempat ginian, gak salah?" tanyanya dalam hati. Shifa yang penasaran segera mendarangi Malvin

"Heiii" sapanya yang hanya di balas lirikkan oleh si cowok

"Orang nyapa tuh harusnya dibales. Dasar hamba tak berperikenyapaan!" cerocos Shifa saat tak mendapat jawabannya

"Eh eh siapa nihh? Adek kamu yaa?" tanya shifa saat melihat anak kecil yang menghampirinya

"Halo kakak cantik, kenalin aku ziko" Sapanya. Menggemaskan sekali,pikir Shifa

"halo ganteng. Aku Shifa, pacarnya kakakmu" terkekeh pelan

"Kamu mau beli permen kapas kan,ziko? Ayo abang beliin"ajak Malvin bermaksud mengajak Ziko pergi dari hadapan Shifa. Shifa yang mengerti hal itu lantas menyaut "bareng aja yuk. Aku juga mau beli! "

"Iya bang. Kak Shifa ikut aja ya... Ayo kak Shifa" Ziko dengan segera menggenggam tangan Shifa

Akhirnya mereka bertiga membeli permen kapas itu, ah ralat, hanya Zika dan Shifa, Malvin hanya menemani saja, "Kamu gak mau coba Vin? Ini enak" tawar Shifa disambut gelengan pelan Malvin

"Kamu tuh ya harus sering makan yang manis-manis. Biar hidupmu juga manis, kayak wajah aku" Shifa tertawa kecil sambil menyodorkan permen kapasnya. Mau tak mau Malvin mencoba sedikit permen kapas ditangan Shifa. Shifa yang tidak percaya menatap Malvin yang menerima tawarannya dengan mulut berbentuk O , "biasa aja mukanya" Shifa yang tersadar segera mengubah rawut wajahnya, "gimana, enak?woiya jelas enak lah!" Malvin hanya menggeleng kecil dengan senyum tipis sangat tipis dibibir nya.

"Ziko. Kenapa pilih yang warna biru? Enakan warna pink" ujar Shifa saat mereka telah duduk dibangku Taman

"Enakan warna biru Kak. Yang warna pink gak laki banget" jawab Ziko sembari memakan permen kapasnya

"Tau apaan kamu soal laki banget? Masih pantat ungu juga" kata Shifa santai

" ungu? Pantat Ziko warna putih kok. Bang Malvin mungkin. Coba cek deh kak" ujar Ziko dengan tampang watadosnya, Malvin yang mendengar hal tersebut, seketika tersedak saat meminum minuman isotonik nya, "Ziko berhenti ngomong ngawur. mau abang hukum kamu?" ucap Malvin datar.

"jangan hukum hukum gitu! kasian masih kecil ziko nya" bela Shifa, Malvin hanya diam saja jika ditanggapi mulut gadis cerewet itu akan terus berbicara

"Kakak pulang sama siapa?" tanya Ziko

"Pulang sendiri sih... Rumah kakak gak terlalu jauh tinggal lurus terus belok kanan" jawab Shifa

"Pulang bareng" Malvin berdiri dan langsung menarik tangan Shifa serta Ziko untuk bergegas pergi dari taman Itu

"Kamu serius? GAK BOONG KAN?! YA ALLAH MIMPI APA GUE?!" Shifa tak percaya. Gadis itu merasa ini mimpi, ah tidak. Dia ingin real. No halu halu an.

"Bisa seharian ini gak teriak? suara lo terlalu jelek untuk didengar" ucap Malvin masuk kedalam mobil

"Suara gini tuh ngangenin tau" balas Shifa setelah duduk dikursi penumpang bersamaan dengan Ziko dikursi belakang

"Ah iya mulai belajarnya nanti jam istirahat besok aja ya? Aku tunggu di perpustakaan" ujar Shifa

"hm"

"sebentar belok kanan ya. Pagar warna hitam itu rumahku"

"Hm"

Shifa hanya mampu mencibir. Lelaki itu punya mulut atau tidak, benar benar pemalas, pikir Shifa.

TBC

Typo atau pun itu maaaf. langsung post soalnya:'v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang