Sinb mengunci dirinya di kamar, ia tidak ingin keluar untuk menemui kedua orangtuanya.
Nanti malam, akan kedatangan tamu dari keluarga terpandang.
Sinb tidak suka dengan tamu tersebut, karena tamu tersebut datang untuk menemui Sinb. Sinb akan di jodohkan dengan seorang pria kaya.
Pria tersebut adalah anak dari seorang pemegang saham terbesar di Cheongju, korea. Bukan itu saja, ia juga boss di sebuah cafe terkenal di Seoul.
Jika kalian menjadi Sinb, apa kalian akan menolak perjodohan itu?
Sinb tentu akan menolak, karena ia tidak tahu pria mana yang akan di jodohkan nya. Sinb bukan wanita sembarangan yang akan setuju hanya karna harta, ia tidak mempedulikan itu, karena yang ia mau hanya ketulusan kepadanya.
Tok tok tok.
"Non" panggil pembantu di rumah Sinb.
"Sinb gak akan keluar bi" teriak Sinb dari dalam kamar.
"Kasian tuan dan nyonya dari tadi pusing melihat non Sinb belum keluar kamar" ucap pembantu itu.
"Aku gak peduli, pokoknya Sinb gak akan keluar titik"
Pembantu itu membuang nafasnya dalam, ia tidak bisa membujuk Sinb yang nyatanya keras kepala.
Sinb duduk di balik pintu kamarnya, ia memeluk kedua lututnya.
"Astaga tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Sinb meremas rambutnya Frustasi.
Sinb benar-benar bingung harus bagaimana. Selama ia hidup di dunia ini, Sinb belum pernah berpacaran dengan siapapun, karena sikap nya yang judes dan galak membuat pria menjadi takut untuk mendekatinya.
Orangtua Sinb tidak tega melihat Sinb yang usianya sudah mau dua puluh tiga tahun masih belum bisa mendapat pasangan.
Sinb tipe orang yang susah jatuh cinta, tapi ada satu orang yang berhasil membuatnya jatuh cinta.
Teman smp Sinb berhasil membuat Sinb suka padanya, namun sayang takdir memisahkan mereka. Pria yang Sinb suka harus pindah sekolah, karena pekerjaan orangtuanya juga pindah.
Semenjak itu, Sinb tidak mau jatuh cinta lagi. Sinb tak ingin merasakan patah hati untuk kedua kalinya, karena Sinb juga merasa kalo saat itu pria yang ia suka sama-sama memiliki perasaan dengannya.
"Jika aku bisa memilih jodohku, aku ingin dia" ucap Sinb.
Tok tok tok.
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar lagi.
"Sinb, ayo keluar sayang" ucap mama Sinb.
Sinb udah gak punya pilihan, mau gak mau dia harus keluar menemui kedua orangtuanya.
"Ada apa" tanya Sinb lesu.
"Syukur kamu keluar juga, bentar lagi tamu nya datang" ujar mama Sinb.
"Lalu?"
"Kamu berdandan yang cantik ya Sinb" papa Sinb mengusap puncak kepala Sinb.
Sinb hanya bisa mendeham. Jujur sebenarnya Sinb tidak ingin, tapi ini harus ia lakukan.
Setengah jam kemudian, tamu yang di tunggu datang.
Sinb masih duduk di kursi hiasnya, ia memandang dirinya yang tak ada semangatnya untuk bertemu tamu itu.
"Non tamunya sudah datang, ayo" ajak pembantu tadi.
Sinb turun menemui tamu itu, ia langsung membungkuk ke tamu itu.
'Tunggu, mana pria yang akan di jodohkan denganku?' benak Sinb, karena ia hanya melihat dua sepasang suami istri.
"Maaf saya sedikit telat" ucap seseorang.
Sinb menoleh ke sumber suara dan orang tersebut adalah pria yang akan di jodohkan dengannya.
Sinb membulatkan matanya tak percaya, ia terkejut melihat pria yang tak asing baginya.
"Sinb?" ucap pria tersebut.
"Moonbin?"
"Oh kalian sudah saling mengenal ya? Bagus kalo begitu, berarti perjodohan ini akan di lanjutkan" ucap orangtua Moonbin.
Sinb hanya terdiam, ia masih gak percaya. Moonbin adalah orang pertama yang membuat Sinb suka padanya.
"Hm maaf, apa saya boleh pinjam Sinb sebentar?" tanya Moonbin.
"Silahkan, kalian ngobrol-ngobrol aja" suruh mama Sinb.
Mereka berdua pergi ke halaman belakang rumah Sinb. Mereka duduk di kursi yang tersedia disana.
"Apa kabar Sinb?" tanya Moonbin sedikit canggung.
"Aku baik" jawab Sinb.
"Bagaimana dengan perjodohan ini?" tanya Moonbin.
"Bagaimana apanya?" Sinb menkerutkan keningnya.
"Emang kamu akan menerima perjodohan ini?" tanya Moonbin lagi.
"Aku.. Aku tidak tahu" jawab Sinb.
"Aku tidak memaksamu Sinb, jika kamu tidak ingin juga aku tidak apa-apa" ujar Moonbin.
"Emang kamu sendiri mau Moonbin?" tanya balik Sinb.
Moonbin menunduk.
"Baiklah aku tahu jawabanmu, kalo begitu kamu bilang kalo perjodohan ini tidak bisa lanjut"
"Sinb? Aku belum jawab apa-apa" ucap Moonbin.
"Terus?"
"Aku mau, karena aku menyukaimu dari dulu hingga sekarang" ungkap Moonbin.
Sinb terdiam mendengar jawaban Moonbin.
"Moonbin kamu serius?"
"Aku serius dan aku ingin kita menikah Sinb" Moonbin tersenyum manis.
Tiba-tiba Moonbin berjongkok di hadapan Sinb sambil memegang tangan kanan Sinb.
"Will you marry me?" tanya Moonbin.
Sinb diam, ia masih tidak percaya. Tuhan baru saja mengabulkan keinginannya.
"Yes, I will" Sinb tersenyum.
Moonbin langsung mencium tangan kanan Sinb dan mereka saling berpelukan.
"Aku rindu dan aku mencintaimu" bisik Moonbin masih dalam keadaan berpelukan.
"Aku juga" jawab Sinb.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
SinB Story
Short StorySinb with the boys ♥ Oneshot ~ Update seminggu sekali ~ Bisa request cowoknya. Start [16-11-19]