Gisya's;01

114 20 5
                                        


Happy Reading!

***

Dingin..

Adalah satu kata yang saat ini sedang dia rasakan.

Hoodie yang dikenakanya pun tak mampu menghalau rasa dingin yang saat ini ia rasakan.

Bagaimana tidak malam ini kota Mode sedang diguyur hujan deras dan saat ini dirinya sedang berada di depan minimarket dekat dengan komplek perumahanya.

"Shit!,kenapa tadi ngak bawa payung aja sih kalau tau bakal hujan kaya gini"

Satu hal yang telah iya sesali, seharusnya dirinya tadi menurut saja kepada ucapan abangnya itu untuk membawa payung berjaga-jaga kalau hujan akan turun.

Bukan karena apa,pasalanya sedari tadi sore awan hitam sudah menyelimuti kota bandung,dan benar saja saat dia baru sampai di dalam minimarket, hujan langsung turun dengan derasnya.

"Dingin banget sih,kapan coba hujanya bakal berhenti?"

kedua tangannya ia gosok-gosok kan kepipi, sedangakan kantong belanja berwarna putih berisi makanan dan minuman yang terdapat logo minimarket itu, ia taruh dibawah sebelah kakinya.

Matanya kesana kemari melihat keadaan sekitar, siapa tau saja ada tetangga yang ada di sini, dan bisa ia mintai tolong.

Tapi sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadanya. Karena tak ada tanda-tanda orang yang dikenalinya disekitar minimarket ini.

Sekarang kakinya sudah mulai pegal, karena 45 menit sudah dirinya ada di depan minimarket tanpa adanya kejelasan kapan hujan akan segera reda.

Saat ini, entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu, tapi dari raut wajahnya jelas menunjukan bahwa dirinya saat ini sedang berpikir keras karena ia merasa ada sesuatu yang telah ia lupakan tapi dia sendiri juga bingung apa yang telah iya lupakan.

Beberapa detik kemudian dirinya menjetikan jarinya dan tersenyum cerah, senyum yang mampu membuat orang yang melihatnya akah terpukau.

"Bego banget gue,bisa-bisanya gue lupa kalau gue kan bawa handphone" gadis itu meruntuki dirinya sendiri sambil tangannya merogoh kantong hoodie nya mengambil sesuatu atau lebih tepatnya sebuah Ponsel berlogo apel yang digigit.

tapi tak urung dirinya merasa senang bahwa dia masih ada kesempatan untuk pulang dengan menelfon abangnya untuk menjemputnya disini.

Saat dirinya akan menghubungi abangnya itu, tiba-tiba dari arah belakang ada orang yang menabraknya hingga menyebabkan handphonenya lepas dari gengamanya, entah orang itu sengaja atau pun tidak sengaja yang jelas yang saat ini sedang dipikirkannya adalah.

handphone nya,kemana handphone nya sekarang?

Sial satu kata yang saat ini cocok diberikan kepadanya, entah dari dirinya yang terjebak hujan diminimarket selama kurang lebih 1jam dan lagi dia hanya menggunakan rok diatas lutut dengan atasan hoodie tipis, dan sekarang...

Dia menatap nanar ponselnya yang sudah rusak bagian layarnya yang sudah basah karena mencium aspal dan masuk kedalam genangan air yang disebabkan oleh hujan.

Miris...
Adalah nasibnya sekarang,matanya memanas menatap nanar handphone nya, bukan karena dia tak mampu untuk membeli nya lagi.

tapi itu adalah handphone hadiah ulangtahun dari papahnya, dan handphone itu adalah handphone kesayanganya.Selain itu cuma dengan handphone itu lah cara satu-satu nya supaya dia bisa pulang.

Gisya's (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang